Di tengah-tengah kemelut perang, seorang gadis muda yang berbakat, Elena, tergabung dalam unit pasukan khusus. Dalam sebuah misi yang kritis, kesalahan bermanuver mengakibatkan kematian tragis.
Namun, alih-alih menemukan ketenangan di alam baka, jiwanya terbangun kembali dalam tubuh gadis polos bernama Lily, seorang siswi SMA yang kerap menjadi sasaran bully dari teman-temannya.
Dengan kecerdasan militer yang dimilikinya, Elena mencoba untuk memahami dan mengendalikan tubuh barunya. Namun, perbedaan antara kehidupan seorang prajurit dan remaja biasa menjadi penghalang yang sulit dia atasi.
Sementara Elena berusaha menyelaraskan identitasnya yang baru dengan lingkungan barunya, dia juga harus menghadapi konsekuensi dari masa lalunya yang kelam. Di sekolah, Lily mulai menunjukkan perubahan yang mengejutkan, dari menjadi korban bully menjadi sosok yang tegas dan berani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nora Erlangga
Meja kepala sekolah di gebrak, seorang wanita berusia 48 tahun menatap Lily begitu dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan. Mata wanita itu terlihat merah, dengan tatapan yang penuh penghinaan.
"Seperti inikah caramu mempermalukan sekolah ini? Kau harus tahu, bahwa setiap siswa diwajibkan untuk mentaati tata tertib, tapi apa yang kau lakukan di luaran? Kau benar-benar ingin mencoreng nama baik sekolah ini?" tanya wanita itu, tubuhnya bergetar menandakan amarah yang menggunung di hatinya.
Lily adalah seorang murid yang masuk melalui jalur beasiswa, namun dia baru saja menjadi populer, hanya karena sebuah rumor yang menunjukkan kedekatannya dengan seorang pria yang memiliki rentang usia jauh lebih tua darinya.
Lily menatap tajam wanita itu, "Seperti Inikah seorang kepala sekolah menegakkan tata tertib? Kau tidak menyelidikinya terlebih dahulu dan langsung percaya, hanya karena orang yang membuat rumor itu memiliki latar belakang yang cukup terpandang?"
Deg...
Deg...
Deg...
Jantung wanita itu langsung berdetak dengan sangat cepat, dia tak menyangka jika Lily akan membalikkan pertanyaan terhadapnya. Awalnya karena laporan yang diberikan oleh Rossa, Alina dan Leni, membuat dia benar-benar marah, hingga lupa untuk menyelidiki masalah itu lebih lanjut.
"Lalu? Hanya karena kau mengatakan bahwa dirimu tidak bersalah, artinya memang seperti itu?" tanya wanita itu sambil menatap tajam ke arah Lily.
Lily membalas tatapan itu dengan sangat dingin, "Hanya karena kamu menjadi seorang kepala sekolah di tempat ini, dan merasa memiliki kekuasaan untuk menekan orang lain? Apakah itu pantas? Berapa lama kau menjadi guru? Dimana nuranimu? Aku bahkan pernah hampir mati di tempat ini, hanya karena dibully oleh Alina, Rossa, Leni dan Yura dan sekarang kau mempertanyakan kebenaran? Seberapa lama kau bersembunyi di balik kasus pencucian uang? Statusmu mungkin tinggi di sekolah ini, namun di luar sana kau bukan siapa-siapa!"
"Lily, kamu benar-benar murid yang tidak tahu malu, benar-benar tidak sopan!" teriak wanita itu.
"Aku hanya bertindak sebagaimana orang lain, Jika kau baik terhadapku, maka aku akan menghormatimu, namun untuk seorang wanita sepertimu yang hanya mendengarkan ucapan dari orang-orang yang memiliki kekuasaan, seberapa tinggi penghormatan yang akan kau dapat? Bahkan dibandingkan dengan pengemis yang berada di luar sana, aku jauh lebih menghormati mereka!" Lily mulai meninggikan suaranya.
"Aku bisa mengeluarkan mu dari sekolah ini!" ucap wanita sambil menatap penuh kebencian pada Lily.
"Aku juga bisa menghancurkan sekolah ini," jawab Lily tidak mau kalah.
Keduanya saling beradu pandang, mata mereka berkilat-kilat penuh kebencian satu sama lain. Tak lama kemudian Lily keluar dari ruangan kepala sekolah, dengan kedua tangan yang terkepal, dia segera menghubungi Bastian.
📱"Ya, nona." jawab Bastian.
📱"Bastian, aku ingin kau mencari informasi tentang Nora Erlangga dan Randy Mandala. Serahkan semuanya padaku! Dan ingat, tidak ada satu kesalahan kecil pun, aku ingin semua kebusukan dan juga kejahatan dia segera terpampang di internet hari ini juga!" ucap Lily sambil menutup ponselnya.
Sementara Nora yang merupakan kepala sekolah, tubuhnya nampak bergetar, dia tak menyangka jika gadis itu akan berubah menjadi iblis dalam waktu sekejap. Dia memang mengakui kesalahannya, karena terlalu mempercayai Rossa, Leni dan juga Alina, namun tindakan yang dilakukan oleh Lily saat ini, benar-benar akan menghancurkan reputasinya dan mungkin juga akan membuat dia kehilangan segalanya.
Wanita itu menarik nafas panjang, dia harus menghentikan Lily walau bagaimanapun caranya, dia tidak ingin hidupnya hancur. Namun baru saja satu langkah, tiba-tiba dia merasakan kehadiran orang lain, dua orang pria berbadan kekar muncul tepat di belakangnya.
"Jauhi nona Lily atau kau akan mendapatkan masalah yang lebih besar dari ini!" ucap salah seorang pria berbadan kekar.
"Siapa kalian?" tanya Nora, dahinya seketika langsung berkeringat.
"Kami hanya antek, namun gadis yang kau singgung adalah calon nyonya muda Aditya, dan kau akan tahu konsekuensinya dari menyinggung seorang calon istri Damian Aditya." jawab pria itu kembali.
Bruk...
Nora terjatuh di atas lantai, tubuhnya menggigil, di masa lalu, keluarganya pernah dihancurkan oleh seseorang, bahkan bisnis yang dirintis oleh ayahnya hancur, sehingga dia dan seluruh keluarganya terpaksa tinggal di rumah kontrakan yang sangat sempit.
Namun pada saat itu ayahnya berhasil mendapatkan perhatian dari Brahma Aditya, sehingga membuat pria tua itu mengulurkan bantuan untuknya, dan kali ini dia menyinggung calon menantu dari keluarga Aditya? Entah wajah seperti apa yang harus dia tunjukkan di depan keluarganya nanti.
Kedua tangan wanita itu terkepal, dia benar-benar merasa jadi manusia paling buruk saat ini, karena terlalu meremehkan Lily, yang dia pikir hanyalah seorang gadis biasa yang tidak mampu bertindak terhadapnya.
Namun ternyata gadis itu bahkan jauh lebih berbahaya, dibanding dengan tiga orang siswa yang sebelumnya. Pantas saja dia merasa sangat familiar ketika Lily menyebut nama Bastian dan saat ini dia baru sadar, bahwa Bastian adalah asisten dari Damian Aditya.
"Tidak, tidak! Aku harus menghentikan gadis itu!" ucap Nora sambil bangkit. Dia segera melangkah menuju kelas 11F untuk bertemu dengan Lily dan menyelesaikan semua permasalahannya.
Namun tiba-tiba saja ponselnya berbunyi, dia segera melirik untuk melihat nama si pemanggil. Mata Nora langsung membola, setelah mengetahui bahwa saat ini ayahnya melakukan panggilan secara tiba-tiba, padahal pria tua itu sebelumnya bahkan jarang memperdulikan anak-anaknya.
📱"Hallo pa," Nora mengangkat ponsel, tubuhnya terlihat sangat gemetar.
📱"Apa kau benar-benar sudah gila, menyinggung calon nyonya muda Aditya? Sekarang seluruh keluarga harus menanggung perbuatan bodohmu! Aku benar-benar tidak menyangka, akan memiliki seorang anak yang hina dan tidak tahu malu sepertimu, kau bahkan menjadi simpanan Randy Mandala selama 7 tahun terakhir. Benar-benar memalukan!" terdengar suara yang sangat melengking dari seberang panggilan telepon, membuat tubuh Nora langsung limbung dan terjatuh di atas lantai.
Bruk...
Nora mengepalkan kedua tangannya, dia tersenyum dingin.
📱"Lalu apa? Aku harus berlutut dan meminta pengampunan terhadap gadis itu? Ini tidak benar, dia hanyalah seorang murid yang berasal dari desa, bahkan tidak memiliki latar belakang yang bagus sedikitpun!" jawab Nora kembali.
Pria tua mendengus dingin, dia tak menyangka jika pada akhirnya harus berhadapan dengan putri kandungnya sendiri, namun demi harga diri dan juga membalas jasa baik yang dilakukan oleh keluarga Aditya sebelumnya, dia siap meskipun harus membuang Nora dari daftar pewaris kekayaan keluarganya.
📱"Jika seperti itu, maka mulai saat ini kau bukan lagi putri besar dari keluarga Erlangga, kau bahkan jauh lebih pantas untuk tinggal di hutan!" teriak pria tua itu sambil menutup panggilan teleponnya.
Sementara Nora terdiam tanpa tahu harus menjawab apa, ingin minta maaf pada Lily? Harga dirinya terlalu tinggi, dia tidak ingin dipandang rendah oleh siapapun. Namun jika bertahan dengan keegoisannya, kemungkinan besar sebentar lagi kehancuran akan segera terjadi pada hidupnya dan gadis yang saat ini dia hadapi bukanlah Lily yang dulu, yang akan selalu lemah lembut terhadap siapapun, namun dia lebih pantas disebut iblis yang baru lahir.