Angga merupakan penipu ulung. Dia juga bekerja sebagai dubbing. Suatu hari adiknya Angga meninggal secara tidak wajar di sekolahnya. Angga lantas ingin membuktikan bahwa sang adik tidak bunuh diri.
Alhasil Angga turun tangan sendiri. Ia masuk ke sekolah adiknya dengan penyamaran sempurna. Dengan keahlian merubah suaranya, Angga bisa sangat mudah mengelabui semua orang. Bahkan para guru di sekolah khusus perempuan dimana adiknya bersekolah. Angga akan mencari siapa saja orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian adiknya.
Namun siapa yang menduga? Angga harus terjebak dengan beberapa gadis. Bahkan salah satu gadis yang terlibat dengan kasus kematian adiknya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 - Bu Sasya
Angga memicingkan matanya. "Sebaiknya kau buktikan dulu perkataanmu itu," ucapnya.
"Pokoknya kau tenang saja," tanggap Luna. Ia segera turun dari ranjang Angga. Mereka akan bersiap pergi ke sekolah.
Luna beranjak lebih dulu keluar dari kamar. Sementara Angga memilih berdiam sejenak. Jujur saja, dia semakin heran dengan kelakuan Luna.
"Dia sangat aneh. Tapi kalau dipikir-pikir, tidak mungkin semua cewek di sini itu seperti dia," gumam Angga. Dia melihat jadwal belajarnya hari ini. Kebetulan sekali hari ini ada jadwal belajar Biologi. Angga jadi penasaran dengan guru yang mengajar pelajaran tersebut.
Setelah satu hari meliburkan diri, Angga akhirnya kembali ke sekolah. Orang pertama yang menyambutnya adalah Acha.
"Kau kemana kemarin?" tanya Acha.
"Aku mendadak tidak enak badan. Kemarin aku hampir seharian ada di kamar," jawab Angga berkilah.
"Kenapa kau tidak memberi kabar? Absenmu jadi minus kemarin tahu nggak!" timpal Yaya.
"Biarkan saja. Satu hari aja kan nggak apa-apa," sahut Angga. Dia terpikir ingin menanyakan perihal guru Biologi. "Oh iya, sebentar lagi kan kita belajar Biologi. Gurunya katanya agak aneh ya?" selidiknya.
Acha dan Yaya lantas bertukar pandang. Kening mereka mengernyit.
"Bu Sasya maksudmu?" tanya Acha.
"Iya." Angga mengangguk.
"Aku akui dia memang agak aneh sih," ungkap Yaya.
"Aneh kenapa?" Angga semakin penasaran.
"Aku rasa dia terlalu sering membahas tentang masalah seksual. Bu Sasya juga mengajarkan banyak hal menyimpang menurutku. Bahkan pakaiannya selalu seksi. Dia terkesan tidak seperti seorang guru," jelas Acha.
"Kenapa kalian tidak laporkan saja ke pihak sekolah. Bukankah guru seperti itu harusnya dipecat?" imbuh Angga.
"Tidak semudah itu, Gi. Beberapa murid pernah melaporkannya ke pihak sekolah. Tapi justru murid yang melaporkan itu yang dikeluarkan. Itu sudah terjadi berulang kali," ungkap Yaya panjang lebar.
"Sebagai murid, kita harus bisa menyaring ilmu. Kita sudah cukup dewasa untuk mengetahui yang mana benar dan salah. Tapi ada beberapa murid juga yang harus jadi korban Bu Sasya. Mereka bahkan membentuk sebuah klub perkumpulan begitu," tambah Acha.
Tak lama kemudian, guru yang mereka bicarakan muncul. Seluruh murid langsung duduk ke kursi masing-masing. Atensi Angga segera tertuju ke arah Bu Sasya.
Benar yang dikatakan Acha, Bu Sasya memiliki penampilan tidak seperti guru pada umumnya. Menurut Angga pakaian wanita itu seperti wanita malam yang ada di klub malam.
Bu Sasya mengenakan gaun ketat sepangkal paha dan blazer. Belahan dadanya juga tampak terpampang nyata.
Itu memang hal tidak wajar. Namun sebagai lelaki, nafsu Angga sedikit bergejolak. Belahan dada Bu Sasya membuatnya tidak bisa fokus.
'Anjir! Gede banget lagi,' batin Angga.
Bu Sasya mulai membahas materi pelajaran. Kebetulan sekali materi yang diajarkannya adalah tentang anggota tubuh.
"Sebagai perempuan, kita punya tubuh yang lebih indah dibanding lelaki. Jadi manfaatkan itu semua dengan baik. Terutama anggota tubuh yang ini." Bu Sasya memegangi buah dadanya dengan dua tangan.
Angga semakin dibuat gelisah. Ia tidak hanya merasa aneh, tetapi juga sedikit tergoda. Angga dibuat semakin terkejut tatkala Bu Sasya membuka kancing bajunya.
Saat kancing baju telah terbuka, Bu Sasya mencoba mengeluarkan gunung kembarnya dari bra.
"Jangan, Bu!" Reflek Angga berteriak. Sontak semua pasang mata tertuju kepadanya. Membuat Angga merasa terancam. Apalagi ketika melihat Bu Sasya tersenyum dan berjalan ke arahnya.
"Kenapa? Ibu hanya ingin menunjukkan bagaimana payu dara yang sehat dan indah," ujar Bu Sasya.
"Aku merasa itu kurang etis dilakukan di sekolah," ungkap Angga.
"Kau pasti anak baru ya? Tidak apa-apa. Aku akan tunjukkan bagaimana cara belajarku. Aku guru yang paling unik di sekolah ini." Dia melangkah mundur dan memperhatikan murid lain yang ada di kelas. "Sekarang buka baju dan perlihatkan payu dara kalian masing-masing!" perintahnya.
Sontak perintah itu membuat Angga semakin kalang kabut. Edan!
Aries da kerjaan utkmu, menjinakkan singa betina 😅
lah jangan diserahkan ke aries... entar aries digoda sama Luna dan dilepaskan deh...😅
Andin yg kalem, kira2 menghanyutkan gak ya???
semua ikut edaann... 😂😂😂