Bagaimana perasaan mu jika atasan mu tiba-tiba mengajak mu menikah ?
Syok tentu nya , hal itu juga dirasakan oleh wanita cantik bernama Renjana Ayudhisa atau yang biasa dipanggil Echa .
"Ayolah Cha , menikahlah denganku .. akan ku limpahi hidupmu dengan kekayaan ku" - Pandu Aksara Malik
"Daripada menikah dengan anda lebih baik saya menjadi perawan tua "- Renjana Ayudhisa
Bagaimana kisah kehidupan keduanya ? Lika-liku apa yang harus mereka hadapi ?
Simak kelanjutan ceritanya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9.Tuntutan Menikah
Selesai membersihkan diri , Pandu turun untuk menemui Kakung dan utinya .
"Eh Gusti Kanjeng lanang ku wes bangun .." sindir uti Tami
Pandu yang mendengar itu hanya mengangkat bahu nya acuh .
"Le duduk samping Ayah .." pinta ibu Sari . Pandu menurut dan lekas duduk disamping ayah Matheo .
"Ekhem.." Kakung Agung berdehem sebelum mulai berbicara ."Pandu .." panggilnya .
"Nggih Kakung .." sahut Pandu
"Kapan nikah?" tanya Kakung Agung to the point
Pandu menghela nafas pelan . Dugaan dia benar jika Kakung akan menanyakan hal seperti itu langsung pada intinya.
"Mbenjang kung , nek sampun gadah calone". (besok kung , kalo sudah ada calonnya ). Jawab Pandu Santai
"Kakung padoske , purun ?" (Kakung yang cariin , mau ?). Tanya Kakung Agung
"Mboten sah kung , Pandu pados piyambak mawon . Nyuwun Dongane mawon nggih kung". ( Gak usah kung , Pandu nyari sendiri saja . Minta doa nya saja ya kung)." Kata Pandu
Begitulah kehidupan dalam keluarga ibu Sari , semua nya harus bisa berbicara bahasa Jawa . Dan Pandu sudah diajarkan bicara Jawa halus sama ibu Sari saat usia 3 tahun . Hanya Ayah Matheo saja yang tidak bisa berbicara bahasa Jawa tapi dia paham jika ada yang bicara Jawa .
Semua yang ada disana menghela nafas kasar mendengar jawaban Pandu . Anak itu selaku saja seperti itu jika ditanya kapan nikah ?.
"Matheo .." panggil Kakung Angung
"Ya ayah ?" sahut Ayah Matheo
"Anak mu iku Ndang golekno bojo . Kasihan sudah jadi bujang lapuk ". Kata Kakung Agung menyindir Pandu .
Sedang yang disindir seolah tak peduli dan cuek.
Ayah Matheo tersenyum tipis mendengar itu ."Sudah Saya usahakan ayah , kalo Pandu mau ada rekan bisnis saya yang memiliki anak perempuan cantik bisa dijadikan calon istri Pandu ". Ucap Ayah Matheo
"Ayah .. Pandu bisa cari sendiri , bulan depan bakal Pandu bawa kesini kenalkan dengan keluarga ". Ujar Pandu percaya diri
Semua orang menoleh menatap Pandu . Seolah tak percaya , padahal tadi bilang belum ada calonnya tapi kenapa sekarang bilang kalo bulan depan mau dikenalkan keluarga ?
"Kamu ada calon le ?" tanya ibu Sari
"Ya .. Ya doakan saja Bu , semoga orang nya mau nikah sama Pandu ". Jawab Pandu
"Memang siapa wanita itu ?" kini giliran Ayah Matheo yang bertanya
"Ya ada lah , Kalian juga sudah mengenal nya kok yah Bu . " ucap Pandu
Ayah Matheo dan ibu Sari mengerutkan kening nya bingung seraya saling melirik .
"Ya sudah , bulan depan bawa ke Jawa kenalkan sama kakung dan uti ". Tukas Uti Tami
"Siap ti , doakan saja cucu Lanang mu ini segera kawin ". Ujar Pandu
"Iyaa , uti juga gak sabar pengen gendong cicit dari kamu ". sahut Uti Tami
.
Akhir nya setelah perbincangan tentang masa depan Pandu . Kakung Agung dan Uti Tami berpamitan ingin kembali kejawa .
"Nginep disini saja Bu , apa gak capek bolak-balik ?" tanya Ibu sari
"Ibu pengennya disini lama lagi , tapi lihat ayah mu . Dia sudah kepikiran kebuh teh nya takut mati dimakan ulat kalo ditinggal lama-lama". Seloroh uti
Ibu Sari terkikik geli mendengar itu , Orang tua nya ini masih terlihat harmonis diusia pernikahannya yang berjalan puluhan tahun lama nya .
Kakung Agung memang terkenal pemilik kebun teh terbesar dijawa , jadi tak heran jika ibu Sari termasuk dari golongan anak orang berada . Tapi ibu Sari diajarkan untuk selalu rendah hati dimana pun dan pada siapapun .
"Sari .." panggil Kakung Agung
"Dalem ayah .." sahut ibu Sari
"Ayah pulang dulu , kabari ayah nek bocah Iki wes siap rabi ". Kata Kakung Agung seraya menjitak kepala Pandu .
"Kakung .." protes Pandu meringis merasakan jitakan dikepalanya .
"Nggih ayah .." jawab ibu sari
"Yo sampun , Kakung kaleh uti balik riyen . Awas sasi ngarep rasido gowo calon bojo . Kebun teh rasido dadi hak mu ".( Ya sudah Kakung sama uti pulang dulu , Awas bulan depan gak jadi bawa calon istri . Kebun teh gak bakal jadi hak mu)." Ancam Kakung Agung .
"Nggih kung , Pandu ngertos .( Iya kung , Pandu paham )". Jawab Pandu
Setelah itu Kakung Agung dan Uti Tami masuk kedalam mobil yang sudah dibukakan pintu oleh sopir . Perlahan mobil melaju pergi meninggalkan halaman rumah Ayah Matheo .
Pandu segera masuk kedalam kamar dan berganti pakaian setelah itu ia kembali keluar , tak lupa dia menyambar kunci mobil yang ada diatas nakas samping ranjang .
"Bu , Pandu mau keluar sebentar .." pamit nya seraya mencium takzim tangan ibu Sari dan ayah Matheo
"Mau kemana ?" tanya ibu Sari setengah berteriak karena Pandu sudah berjalan masuk kearah garasi mobil
"Ada urusan sebentar Bu .." sahut Pandu juga berteriak
Ibu Sari menarik nafas pelan .
"Sudah lah bu , biarkan saja Pandu . Dia juga sudah tua tak baik jika kita tahu lebih banyak hal tentang privasi nya ". Kata Ayah Matheo mengingatkan .
"Kapan anak bujang kita menikah yah ? Ibu sudah ingin gendong cucu dari Pandu ". Ucap Ibu Sari dengan suara sendu
"Tak akan lama lagi Bu , percaya lah sama ayah ".
.
.
.
Didalam mobil Pandu dalam perjalanan menuju apartemen Bagas . Berharap pria itu ada disana , karena setiap malam temannya itu selalu berkencan dan melakukan one night stand dengan wanita sewaannya .
Entahlah , kenapa teman pria nya satu itu juga tak kunjung menikah . Apa mungkin menemani dirinya sebelum melepas masa lajang ?
Tak butuh waktu lama Pandu telah sampai digedung apartemen tempat tinggal Bagas . Pandu segera turun dan naik ke unit apartemen temannya itu .
Tak susah untuk Pandu masuk kedalam karena akses pin apartemen milik Bagas , Pandu sudah hapal .
Ceklekk ...
Terlihat suasana dalam apartemen Bagas masih gelap . Pandu mencari saklar dan menghidupkan lampu .
Blmm .. Lampu menyalah terang , Pandu melihat ruang tamu milik Bagas yang sangat berantakan bak kapal pecah .
Banyak bekas plastik kemasan yang bercecer diatas meja , belum lagi bekas kaleng bir yang air nya sampai tumpah kemana-mana .
"Astaga ... Ini apartemen apa kandang ayam ?" gumam Pandu seraya memijat pelipis nya melihat tempat tinggal temannya yang tak layak untuk tempat tinggal manusia .
Tapi ada sesuatu yang mencuri perhatian Pandu . Ia mendekat dan mengambil benda itu lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Astaga tisu ***** , tuh anak ej******* dini ?" tanya Pandu bermonolog sendiri . Tak lama tawa nya pecah membayangkan temannya itu yang sedang bermain dengan wanita tiba-tiba mengalami ********* dini .
Belum puas wanita itu bermain tapi Bagas sudah keluar duluan .
Tawa Pandu menggema hingga sudut ruang tamu apartemen Bagas .
"Sial ! Ku kira dia kuat ternyata juga keluar cepat !"
Pandu melempar benda itu dan berjalan menuju kamar Bagas . Saat hendak mengetuk pintu kamar , tak sengaja telinga nya mendengar suara-suara yang membuat miliknya menengang .
"Ah kamprett itu anak , gak tau apa bikin gue main solo ria kalo begini ". Gerutu Pandu seraya melirik kebawah dan melihat miliknya sudah menonjol dari balik celana .
.
.
.
