NovelToon NovelToon
Ronan-17:The Battle Cyborg

Ronan-17:The Battle Cyborg

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Reinkarnasi / Robot AI
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dovey

Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32: Takeshi Kouta (1)

Setelah melakukan banyak penggalian kesana kemari, kelompok jubah hitam masih belum menemukan adanya tanda-tanda Lokasi portal itu berada. Posisi yang semula diketahui Portigas pun kini tak belaku lagi usai runtuhnya seisi lereng Bueron.

“Satoshi dan umat manusia sialan!!” ucapnya sambil terus mengepalkan tangannya dengan emosi yang meletup-letup. “Kita tidak akan bisa menggali lebih dalam lagi, atau kita hanya akan masuk ke inti bumi” ucap Ivone meyakinkan tuannya.

Disana Portigas terdiam sejenak. Ia seperti tak ingin

melewatkan kesempatannya dalam membuka segel The Conqueror saat ini juga.

“Ini akan menjadi malam yang Panjang. Kalian semua, bawa masing-masing sebongkah Black Magnesia ke arah yang berbeda. Aku juga akan membawa salah satunya. Saat kalian menemukan itu, gunakan alat komunikasi dan beritahu kita semua!” ucapnya.

“Mulai berpencar… Sekarang!!” ucap Portigas. Mereka semua pun kemudian berpencar.

Dalam perjalanan, Green Snake tampak begitu kusut dan tak bergairah. Sesuatu seperti sedang mengganggu dirinya. Memang betul, sejak ia bertarung dengan Intel G, suasana hati dan keyakinannya seperti tergoyahkan.

Ia juga terus mengingat kejadian dimana ia menyaksikan langsung bagaimana para pasukan Ronan berhasil kabur dengan tekad dan nyali

yang begitu besar. ‘Tujuanku menyerang manusia…. Sebenarnya apa?” Tanya dirinya sendiri dalam hati.

“Kalaupun kita berhasil membangkitkan The  Conqueror, gunananya kebagkitan mereka untuk

kehidupanku apa?” lanjutnya. Sesaat Nurani dan jiwa manusianya merasuki dirinya sendiri dalam perjalanannya.

Flashback ke masa lalu

Tahun 2017, di Kota Tokyo.

Saat itu, muncul sebuah berita kalau situasi negara adidaya sudah semakin semrawut. Para pemimpin di tiap negara powerful tersebut mulai jengah dengan kondisi tiap negara. Demi mewujudkan entah apa keinginan mereka, banyak pihak menduga perang nuklir akan diluncurkan.

Para satuan tentara Jepang pun dikerahkan untuk melakukan berbagai kemanan sebelum perang dimulai. Sebanyak 10 pleton tentara dikirim ke

setiap prefektur di Jepang untuk mengamankan kondisi tiap warga. Salah satu dari banyaknya tentara yang ikut disana adalah Takeshi Kouta, seorang family man yang tangguh dan mencintai keluarganya.

Darimana penilaian itu? Saat pergi bertugas kemanapun, kalung liontin dengan foto anak dan istrinya selalu ia kenakan di lehernya. “Haha,

masih rindu dengan keluargamu itu?” tanya salah satu rekan di sampingnya.

“Hmm.. iya, cukup kangen. Anakku akan masuk sekolah bulan depan” ucapnya. Sang rekan pun terkejut mendengar itu. “Wow! Sudah cukup besar,

ya! Untungnya kau sudah bebas tugas dan bisa menggunakan masa liburmu ke kampung

halamanmu!” ucapnya.

Mendengar itu, Kouta hanya bisa tersenyum kecil. “Ah, kita sedang dalam situasi genting. Aku tak mungkin meninggalkan satuanku di waktu

genting, kan?” jawabnya. “Yah, semoga saja situasi ini segera mereda.” Ucap rekannya itu.

“Tapi, menurutku mereka semua egois ya” lanjut sang rekan. “Tidak bisakah mereka duduk dalam satu ruangan dan berdiskusi dengan kepala dingin?

Rasanya mereka sama sekali tak peduli dengan akibat yang mereka lakukan”.

“Kau beruntung kau masih punya keluarga untuk ditemui. Aku? Anakku sudah besar. Aku dan istriku bercerai 10 tahun lalu. Sejak saat itu, sifatnya

kini tak sehangat dulu” ucapnya.

“Dengan kondisiku yang tak pernah bisa pulang dan bertemu dengannya, aku hanya ingin satu hari saja bercengkrama dengan putriku itu” pungkasnya.

“Aku hanya ingin hidup sederhana.. dan sepertinya keputusanku memilih militer sebagai profesiku jadi tujuan yang salah ya, haha!!” lanjut sang teman dengan nada tertawa yang terdengar dipaksakan. Kouta pun hanya bisa terdiam merenungi perkataan tersebut.

“Yah.. mungkin aku akan tetap ambil cuti bulan depan. Terimakasih” ucap Kouta setelah memikirkan banyak pertimbangan. “Ya memang harusnya begitu!” ucap sang teman. Mereka pun akhirnya tiba di pos terdekat.

Bertempat di sebuah desa padat warga, satuan tentara itupun kemudian langsung menyisir setiap rumah warga dan mengecek kesiapan mereka.

Kouta yang bertugas menjadi ketua tim mencatat setiap logistik yang dirasa masih kurang.

Disana ia tak sengaja menjatuhkan pulpen miliknya. Setelah mengambil pulpen miliknya, betapa terkejutnya dia melihat puluhan atau mungkin

ratusan misil nuklir yang meluncur datang dari arah berlawanan. Ia yang ada disana tak bisa berkata-kata menyaksikan hal tersebut.

Sama seperti Kouta, semua warga yang ada disana juga ikut tercengang hingga tak bisa bergerak. Mereka semua tahu ajalnya kini sudah di

depan mata. Dengan kesadaran penuh, Kouta berteriak “LARIIII!!!”.

Teriakannya itu benar-benar mengejutkan semua orang dan mereka pun segera berlari ke arah pemukiman meskipun mereka semua tahu hal itu akan sia-sia. Kouta tak sempat mengajak yang lain atau melakukan aksi heroik pada warga setempat saat itu. Semua orang punya pemikiran yang sama: save yourself.

Melihat misil itu sudah hampir jatuh ke tanah, ia segera berlari ke sebuah gudang kosong . Karena berfikir ia masih belum cukup aman, ia kemudian melompat ke sebuah bak berukuran besar disana. Tak disangka kalau bak itu berisi asam sulfat berkadar tinggi.

Hal ini tentu membuat semua tubuhnya terbakar habis. “AAAAAAA…. TIDAKKK!!!” Dengan kesakitan yang tiada ampun itu, ledakan nuklir juga datang

dan menghancurkan gudang kosong tersebut. Sesaat bom itu dijatuhkan, seluruh kota Jepang hancur tak bersisa.

Dalam sekejap seluruh kota di Jepang hancur lebur. Ledakkan nuklir inilah yang menjadi titik awal kepunahan umat manusia, karena hanya mereka-mereka yang dipilih takdirlah yang bisa selamat.

Salah satu yang selamat dari takdir mengerikan tersebut adalah Kouta, dimana dengan ajaib nuklir membantu proses melepuhnya kulit Kouta melemah dan memberikan ia sekali lagi kesempatan utuk hidup.

Setelah merasakan sakit luar biasa di semua anggota tubuhnya, Kouta mencoba untuk mengatur nafasnya. Disana ia kemudian bangun dengan kondisi fisik yang benar-benar baru.

Bagaikan monster yang baru saja lahir, tubuhnya kini lebih mirip monster dibanding manusia. Kulitnya melepuh dan melebar kemana-mana, dan

wajahnya kini tak bisa lagi dikenali.

Disana ia melihat pemandangan yang sudah sangat chaos. Tak ada satupun bangunan yang masih berdiri kokoh. Jasad dan tulang-belulang dari warga setempat dan rekan-rekannya kini menghiasi seisi jalan. Dari kejauhan ia menemukan sebuah radio milik rekannya yang masih aktif.

Ia kemudian mengambil radio tersebut dari saku rekannya itu. “Jika masih ada yang bertahan di luar sana, segera merapat ke pos utama di Akibahara. Sekali lagi, kami menunggu kehadiran siapapun yang selamat.”

“Bunker disini cukup aman untuk dihuni. Perbekalan makanan juga masih memadai. Kami tunggu kehadiran anda semua” ucap suara yang muncul di

radio tersebut. Rupanya pemerintah Jepang masih berharap adanya manusia selamat dari kejadian mengerikan yang baru saja terjadi.

Hal ini juga membuat Kouta ingin segera ke tempat itu. Dengan wujud barunya, kini Kouta berjalan ke bunker di Akibahara. Uniknya setelah terkena ledakan tadi, kini ia tak mengalami kelelahan, haus ataupun lapar, namun kini ia mengeluhkan kulitnya yang terus terasa terbakar setiap berjalan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, sampailah ia di depan gerbang bunker. Tempat itu dijaga oleh banyak sekali petugas militer. Baru saja ia melangkah mendekat, semua tentara disana menodongkan senjatanya.

“Siapa kau, mahluk jelek??” Tanya salah satu tentara. Kouta terkejut dan berhenti. Ia lupa kalau kini wujudnya sudah sangat jauh berbeda.

“Afu… Tahasyi vota. Towong afu” ucapnya dengan sangat kesusahan. Tak memahami apa yang dibicarakan Kouta, para pasukan tentara belum

menurunkan senjatanya.

“Kau bukan manusia. Kau monster! Jauhi manusia seperti kami, dasar monster! Serang!!” ucap salah satu dari mereka. Tembakkan para pasukan penjaga pun tak dapat dihentikan.

Di saat yang sama, Kouta juga tak bisa menghindar. Ia terus dihujani peluru tanpa henti. Namun bukannya tumbang, tembakkan itu tak berhasil membuatnya terjatuh.

Dari situlah ia sadar kalau dia tidak diterima lagi sebagai manusia yang utuh. Sadar kalau ia tak akan pernah bisa lagi menjadi manusia, Kouta pun marah. Amarah di dadanya sangat membara, membuat tubuhnya bergejolak hebat.

“Mati….kalian…..semua” ucapnya dalam hati.

 

1
Mikey
Cemilan dan kopi sudah siap nih..
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/
anggita
👌oke Thor. semoga novelnya sukses. terus berkarya tulis👏.
Shahriar Ilham: Terimakasih doanya! 😁🎉
total 1 replies
anggita
Reina.. nomor 17
anggita
like👍+☝iklan.
anggita
the Conqueror..
anggita
Reina Sasaki.. the cyborg 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!