Pelakor Itu Adik Ipar Ku. ( Ipar Adalah Maut Bagi Rumah Tangga Ku ).

Pagi-pagi sekali di mana kediaman Ronal Alexsander sudah sangat berisik dengan adanya kaka iparnya itu, Azhara yang sudah siap bertempur di dapur pun memasak beberapa menu sarapan untuk adik iparnya itu.

Dengan di bantu bibi Surti, pelayan pribadi di kediaman Ronal. Azhara dan bibi Suri memasak bubur untuk Ronal, tumis sayur bayam dan sup ikan gabus. Untuk mengembalikan, atau memperbaiki bagian usus yang sudah terluka parah.

Dengan suara dentingan sendok goreng, bau wangi yang menyerbak kan indra penciuman di setiap sudut ruangan itu, membuat Ronal jadi semakin kelaparan, karena masakan kaka iparnya itu yang sangat menggiurkan indra penciuman nya. Sangat berbeda ketika Alexsa yang memasak, dia hanya akan memasak sekali dalam beberapa bulan, itu karena Alexsa yang tidak menyukai memasak untuk suaminya itu."

Sejak lahir pun Alexsa sudah hidup dengan kemewahan yang di dapat dari kedua orang tuanya, sehingga membuat nya lupa akan tugas, tanggung jawab penuh sebagai seorang istri.

Akh.... "Perutku semakin kelaparan saja, semenjak kaka ipar ada di rumah ini." jelas Ronal. Dan berusaha bangkit dari tidurnya, untuk bersandar di kepala tempat tidur.

"Kenapa semua nya harus terjadi di rumah tangga ku ini! Ada apa dengan mu Al, kau bukan Alexsa ku yang dulu. Yang selalu ada di setiap hari-hariku" tapi semuanya seketika berubah begitu cepat saat kita sudah menjalin hubungan serius dengan ikatan pernikahan." Ronal yang tak habis fikir dengan perubahan sang istri, yang begitu cepat membuatnya sampai jatuh sakit.

Tidak berapa lama Azhara sudah datang ke kamar adiknya dengan membawa nampan yang di atasnya berisi beberapa makanan dan juga segelas jus.

"Kaka!" Ronal yang melihat ke arah sang kaka ipar yang sedang membawa beberapa menu sarapan pagi untuk nya pun seketika menyunggingkan senyumannya.

"Apa kau sudah sangat lapar?" tanya Azhara. Dan berjalan mendekat ke arah adik iparnya itu, sembari tersenyum jahil.

"Bau masakan kaka sangat wangi, dan itu berhasil membuat ku sangat lapar!" ucapnya. Dan tak sabar ingin menikmati menu sarapan yang sudah di berikan kakanya itu pada dirinya.

"Ka!" panggil pria muda itu lagi.

"Hm, ada apa Nal?" tanya Azhara.

"Bagaimana dengan ka Glen? Apa lagi kaka tidak pulang ke rumah kalian!" jelas Ronal. Sembari menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Setelah kamu sarapan kaka akan kembali ke rumah, dan akan menyuruh Alexsa untuk pulang mengurus kamu!" jelas Azhara.

"Tidak perlu ka, biarkan saja dia menikmati apa yang dia inginkan!" celah Ronal.

☆☆☆☆☆

Di sebuah kampus ternama yang ada di London, kampus itu di kenal dengan nama University xxx London. Mahasiswa dan mahasiswi yang masuk untuk belajar di kampus itu hanya siswa dan siswi pilihan yang terbaik dari kampus yang khusus bekerja sama dengan University xxx London. Hanya kampus pilihan lah yang dapat masuk untuk mengabdi selama 3 ataupun 5 tahun lamanya. Untuk mengambil gelar Dr ( Doktor In Managemen ) S3.

"Leon, ada apa denganmu sobat?" tanya seorang pria tampan. Yang menjadi sahabat nya selama di kampus.

"Tidak ada!" jelanya dengan nada dingin.

"Hey bro, kaya gue gak kenal lo ajah! Cerita napa, siapa tau gue bisa bantu, 'Elo!" jelas pria itu.

"Vin, gue lagi mikirin ajah setelah gue lulus, gue mau mulai semuanya dari bawah terlebih dahulu sebelum gue menjabat sebagai presdir utama di perusahaan bokap gue!" jelas Leon. Saat mengingat permintaan kedua orang tuanya itu, untuk menggantikan posisi papah nya Narendra William.

"Apa lo yakin dengan itu semua Yon? Soalnya, harta bokap lo kan banyak tuh, gak mungkin lah anak dari seorang Narendra William memiliki pekerjaan yang tidak pantas nya untuk lo, mau di taruh di mana wajah bokap dan nyokap lo!". Jelas Vino. Yang tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabat nya itu.

"Lo gak bakalan tau dengan jalan pikiran gue sampai kapan pun itu!" sela Leon. Dan menatap lurus ke arah seorang gadis cantik, yang memiliki rambut berwarnah kuning ke emasan, hidung mancung, rambut panjang, dan wajah khas luar negri.

"Gue lihat-lihat lo ada rasaya sama Jessi, 'Yon?" tanya Vino. Saat melihat arah tuju pria yang ada di samping nya itu.

"No!" ucap cepat Leon. Dan beranjak pergi meninggalkan Vino yang sedang menatap nanar ke arah gadis keturunan barat itu.

"Woi, tungguin gue napa sih!" kesal nya. Dan berlari cepat menyusul Leon yang sudah memasuki kelas nya, dan sebentar lagi akan memulai pelajaran selanjutnya.

Sementara di kediaman Glen saat ini.

Tak,,,, tak,,,, langkah kaki seseorang yang baru saja memasuki kediaman nya, dengan di ikuti bibi pelayan yang bernama Sumi.

"Bi, apa suami saya bekerja?" tanya nya. Dan melihat ke selurih ruangan yang ada di situ dengan tatapan intensnya.

"Tuan muda tadi pergi berdua dengan Alexsa non! Dan bibi tidak tau mereka mau pergi ke mana, yang pasti nona Alexsa seperti baru saja menangis." jelasnya lagi.

"Menangis?" heran nya. Dan berjalan cepat ke arah anak tangga yang menuju lantai atas.

Azhara yang sudah sampai di lantai atas pun berjalan cepat ke arah satu ruangan yang sangat jarang di masuki oleh nya ataupun suaminya itu.

Klek. Suara pintu yang di buka dari luar, dan nampak lah benda yang berbentuk pipih, dan beberapa alat monitor yang menampilkan sebuah rekaman CCTV, di mana Azhara dengan fokusnya menatap ke arah layar yang memperlihatkan sebuah vidio. Yang di mana Alexsa sedang berjalan dan akan terjatuh, namun dengan sigap Glen langsung memeluk tubuh wanita itu di dalam dekapan nya. Dan hal itu berhasil membuat Azhara geram dengan tingkah suaminya itu.

"Sabar Az! Kita lihat saja, sampai di mana mereka akan berbuat begitu. Tenang, jika kau sudah lelah, maka langsung tinggalkan saja!" ucapnya dengan mengepalkan kedua tangan nya dengan sangat erat.

Azhara yang masih menatap ke arah layar monitor, di mana CCTV yang merekam ke arah halaman depan memperlihatkan sebuah mobil mewah berwarnah hitam pekat baru saja memasuki halaman kediaman nya, yang jelas mobil itu adalah milik suaminya Glen. Yang membuat Azhara terkejut dan membolakkan matanya, saat Alexsa dengan sengaja nya memberi kecupan singkat di pipi mulus nya Glen, dan langsung berjalan terlebih dahulu memasuki kediaman kaka iparnya itu. Glen yang mendapat ciuman dadakan dari wanita yang sudah berstatus sebagai adik iparnya itu menyunggingkan sebuah senyuman lebarnya, yang sangat jelas terlihat di layar monitor.

Dengan cepat Azhara mematikan layar monitor dengan remot control, dan berjalan cepat keluar dari ruangan itu.