DEMONKU SUAMIKU

Rosela melongo mendengar jawaban suaminya. Ia tak pernah menyangka Hans bakal mengajaknya ke tempat menyeramkan begini. Mentang-mentang jadi pangeran demit hobinya sambang kuburan. Tapi Rosela tahu kalau ini hanyalah taktik suaminya untuk menguji kesiapannya menjadi bagian dari dunianya Hans.

Meski takut, Rosela mencoba menguatkan hati agar tidak berteriak ataupun lari. Berkali-kali ia membuang napas dan bersiap-siap kalau-kalau ia bertemu dengan pocong, kuntilanak ataupun setan-setan penghuni kuburan lainnya.

“Kau siap Sayang?” tanya Hans sambil menahan senyum melihat istrinya bolak balik tari napas dan buang naps dalam-dalam.

“Menurutmu?” cetus Rosela kesal. Kenapa juga ia mau saja diajak Hans kemari.

Tadinya Rosela pikir mau diajak kencan ke mana, eh nggak tahunya malah ke kuburan.

“Jangan ngambek Sayang. Ini adalah ujian pertama untuk menguatkan dirimu ketiak berhadapan dengan makhluk astral. Sebelumnya kan kau takut. Ini juga bertujuan agar kau bisa membedakan mana makhluk astral dan mana yang bukan. Kau paham maksudku, kan?”

“Iya aku paham. Tapi nggak harus ke kuburan juga kali. Nggak ada tempat lain apa?” Rosela mulai melihat samar-samar bayangan hitam mulai berseliweran di sekelilingnya.

Tapi sosok tersebut tidak mengganggu. Hanya melayang-layang saja di udara. Bisa jadi dia takut dengan Hans selaku pangeran demit. Rosela kaget, ia langsung mencengkeram kuat lengan suaminya.

"Kau takut?” goda Hans.

“Tidak,” jawab Rosela sok kuat.

“Oh iya, bagaimana kalau begini.” Tiba-tiba saja Hans menghilang dan sengaja membiarkan Rosela sendirian di kuburan.

Terang saja Rosela langsung bergidik ketakutan dan panik. “Hans!” teriaknya tapi tidak ada sahutan.

Sebenarnya, Hans tidak benar-benar meninggalkan Rosela, ia hanya menguji nyali istrinya. Hans bahkan bertengger di atas pohon sambil menahan senyum.

“Hans, keluarlah. Ini tidak lucu!” teriak Rosela lagi dan suaranya mulai serak.

Tubuhnya menegang kala melihat semua makhluk astral yang ada di sini mendadak menatapnya tajam. Rosela bergerak mundur saat para makhluk astral itu malah mendekat kearahnya.

“Hans, kembalilah. Jangan mengujiku seperti ini. Aku benar-benar takut!” Rosela semakin panik melihat para hantu gentayangan terus mendekatinya. Semakin lama jumlahnya malah semakin bertambah.

Anehnya, wajah mereka tidak ada yang jelek seperti yang dikatakan orang-orang. Bisanya kuntilanak, genderuwo, pocong dan lain sebagainya itu tampak menyeramkan. Tapi yang Rosela lihat ini malah sebaliknya. Ia jadi bingung, mereka setan apa artis papan atas?

“Berhenti di situ, kalian semua jangan mendekat?” pekik Rosela. Ia sudah gemetar ketakutan.

“Kau siapa? Untuk apa datang kemari?” tanya salah satu hantu wanita yang berdiri paling depan.

Saking takutnya, Rosela sampai tidak bisa bicara. Dalam atu Gerakan, tiba-tiba saja Rosela dikepung oleh para makhluk astral itu dan sepertinya mereka ingin membawa Rosela ke dunia lain.

“Ka-kalian … ma-mau apa?” tanya Rosela lemas setengah mati.

“Kau bisa melihat kami, kau juga berani datang kemari. Kenapa tidak sekalian saja kau hidup dan tinggal di dunia kami,” ucap salah satu hantu dan semuanya sepertinya setuju kalau Rosela tinggal dengan mereka.

Seketika Rosela langsung kesal, tapi juga takut. Kesal karena semua yang ia alami saat ini gara-gara Hans suaminya dan dirinya malah ditinggal sendirian di kuburan ini. Takut karena meski wajah para hantu ini tampak cantik dan tampan rupawan, tetap saja mereka semua adalah hantu gentayangan.

Hantu-hantu itu[un siap menyerang Rosela bersamaan, dan diwaktu yang bersamaan, Hans datang tepat waktu menyelamatkan Rosela.

Dari atas, Hans melayang turun dan langsung menggendong Rosela kembali melayang diudara menghindari serangan para hantu gentayangan itu. Tak disangka, para hantu itupun ikut melayang dan mengejar Rosela yang dibawa Hans melesat pergi ke suatu tempat.

“Kau dari mana saja?” teriak Rosela ditengah-tengah mereka terbang.

“Tidak dari mana-mana, aku ada di atasmu sejak tadi. Kau saja yang tidak sadar akan keberadaanku didekatmu.”

“Dasar menyebalkan! Kenapa kau tinggalkan aku?” Rosela masih saja protes, tapi kedua tangannya memeluk erat tubuh suaminya.

“Aku tidak benar-benar meninggalkanmu Sayang. aku hanya mengujimu. Kau blang kau tidak takut. Ya aku coba.”

“Kau pikir aku lagi ujian nasional apa? pakai acara diuji segala. Kenapa kau menyebalkan sekali.”

“Maaf Sayang. lain kali tidak lagi oke. Jangan marah. Kita lagi dikejar. Aku tidak bisa kosentrasi lari.”

“Kau kan pengeran demit? Kenapa lari? Masa kau takut dengan mereka.”

Hans langsung berhenti melesat dan memilih melayang-layang di udara. “Benar juga ya, kenapa aku lari.” Hans putar badan menatap semua makhluk astral yang ada didepannya.

Karena Hans berhenti dadakan, para hantu gentayangan itu kaget dan yang ada dibarisan paling depan mengerem dadakan sehingga yang dibagian belakang langsung menabrak hantu di bagian depan. Lucu juga kalau melihat hantu ngepot. Kesan seremnya mendadak hilang.

“Woy! Kenapa kau berhenti?” bentak hantu paling belakang.

“Kau tidak lihat? Di depan ada siapa?” yang depan balas membentak.

Para hantu itu kaget dan saat melihat Hans menatapnya tajam mereka langsung berbaris rapi sambil melayang-layang di udara tanpa diperintah. Tatapan tajam si pangeran demit sukses membuat para hantu itu menunduk.

“Kalian berani mengejarku?” tanya Hans mulai interogasi.

“Maaf Pangeran Hans, kami tidak mengenali Anda sebelumnya,” jawab salah hantu yang ada di depannya Hans.

“Aku hanya meminta kalian menakuti istriku, bukannya mengejarku.”

Para hantu itu tidak berani menjawab karena Hans membuka kedoknya sendiri di depan Rosela. Hans pun juga baru sadar. Seketika ia melirik wajah Rosela yang sudah seperti kebakaran jenggot.

“Jadi kau dalangnya?” tanya Rosela dengan geram.

“Hehe … hanya bercanda Sayang.”

“Bercanda ya.” Rosela manggut-manggut sambil menahan emosi. “Turunkan aku sekarang juga.”

“Tapi Sayang …”

“Cepat turunkan,” bentak Rosela kesal.

Hans yang mendadak berubah jadi STI alias suami takut istri langsung melayang turun dan menurunkan istrinya di tanah pelan-pelan. Para hantupun ikut turun dan mereka tetap berbaris rapi tanpa berani mengangkat kepala.

“Siapa mereka?” Rosela mulai interogasi. Bisa-bisanya dia dikibuli Hans dan dikerjai hingga ketakutan.

“Hantu gentayangan,” jawab Hans polos.

“Siapa yang bilang mereka kera? Kau taku maksudku. Apa hubungan mereka denganmu? Tidak mungkin semua setan di dunia ini memanggilmu Pangeran.”

“Sayang, ini hanya agar kau …”

“Hans,” sela Rosela kesal.

“Aku tahu tujuanmu baik, kau ingin aku terbiasa sepertimu saat melihat hantu. Ketahuilah, aku juga berusaha untuk tidak takut lagi. Sejak aku bertemu dengan arwah Vira, aku sadar, aku akan menjadi sepertimu dan aku sudah bisa membiasakan diriku dengan para makhluk astral. Apa menjahiliku seperti ini adalah hal yang lucu bagimu?” Rosela marah dan langsung pergi meninggalkan Hans begitu saja.

“Jangan pernah ikuti aku!” bentak Rosela lagi saat Hans hendak mengikutinya.

“Tapi kau bisa dalam bahaya Sayang. Ini sudah malam.”

“Apa pedulimu!”

“Kau istriku, permata hatiku dan belahan jiwaku. Tentu saja aku peduli. Sayang, jangan marah. Oke sorry, aku minta maaf. Aku tidak akan mengulangi lagi.”

“Aku tidak marah, aku ngambek.”

BERSAMBUNG

***