I'M The Antagonist?

BAGAIMANA CARA MENETASKANNYA?

Setelah urusannya selesai di pelelangan, Misha segera pulang. Sebelum diam-diam pergi dari rumah, Misha menyampaikan pada Eli untuk tidak memperbolehkan siapa pun masuk ke dalam kamarnya supaya dirinya ingin istirahat total karena lelah di akademi dan tak ingin sampai ada yang mengganggu istirahatnya.

Untungnya tidak ada yang mencurigai alasan tersebut, bahkan setelah Misha kembali ke kamarnya setelah dari tempat pelelangan tidak ada tanda-tanda ada orang yang memasuki kamarnya. “huh... untung saja tidak ketahuan dan tidak ada yang curiga sama sekali setelah aku tidak keluar kamar selama setengah hari” ucap Misha sambil duduk di kursi.

Tak lama setelah Misha kembali, terdengar suara ketukan pintu dari kamarnya, dan yang mengetuk pintu kamar Misha adalah Eli yang mencoba menanyakan kondisi Misha karena dia khawatir jika terjadi sesuatu pada Misha yang tidak keluar kamar sedari tadi.

Misha lalu segera menghampirinya dan membuka pintu tersebut agar tidak muncul kecurigaan, “maaf Eli, apa aku membuatmu mengkhawatirkan ku?” tanya Misha.

“nona apakah Anda baik-baik saja? Sedari tadi Anda tidak keluar bahkan melewatkan waktu makan siang, apakah nona sakit karena kelelahan?” tanya balik Eli.

“tidak kok, berkatmu aku bisa istirahat dengan nyaman tanpa gangguan, terima kasih ya” jawab Misha.

“syukurlah Anda baik-baik saja, dan tadi siang tuan ingin menemui nona tapi saya mengatakan padanya kalau nona sedang istirahat dan tidak ingin diganggu” ucap Eli.

“hm? ada apa ayah datang mencari ku?” tanya Misha.

“saya juga tidak tahu, beliau hanya diam saja setelah saya menyampaikan hal tersebut” jawab Eli.

Lalu Eli hendak membantu Misha untuk membersihkan diri tapi Misha menolaknya dengan alasan bahwa dirinya ingin mandi sendiri, kemudian Misha meminta Eli untuk membawakannya camilan dan teh ke kamarnya. Eli hanya mengangguk dan menuruti permintaan Misha dan segera pergi ke dapur untuk menyiapkan camilan dan teh yang diminta tadi.

Dikamar mandi Misha terus merasa kesal karena terus teringan pada pria misterius yang mengganggunya di pelelangan sebelumnya, walaupun pria asing itu mengenakan topeng tapi entah kenapa pria tersebut terlihat tak asing. Tapi ketika pria tersebut pergi karena tubuhnya tiba-tiba sakit, membuat Misha merasa sedikit penasaran terhadap apa yang telah terjadi pada pria tersebut.

“akh... kenapa aku terus memikirkannya sih sebenarnya siapa dia dan apa maksudnya coba dia bermaksud untuk menggangguku waktu di pelelangan sebelumnya” ucap Misha sambil mencipratkan air dari bak mandinya.

Setelah selesai madi, Misha lalu mengeringkan dirinya dan mengenakan pakaian yang nyaman untuk dikenakan. Ketika Misha baru saja selesai mengenakan pakaian, Eli masuk dengan membawakan apa yang Misha inginkan tadi.

Misha lalu menyuruh Eli untuk pergi setelah mengantarkan apa yang diminta dan setelah Eli pergi, Misha segera mengambil batu yang dibelinya di pelelangan tadi dan meletakkannya di atas meja yang ada di hadapannya. Misha terlihat kebingungan saat menatap batu tersebut, dirinya tak tahu bagaimana menetaskan batu yang sebenarnya adalah telur dari burung Phoenix yang telah lama mengurung diri.

Seketika simbol serigala muncul dipunggung tangan Misha lalu muncullah dire wolf dari punggung tangan Misha dengan ukuran mini seperti ukuran seekor kucing, “bagaimana kau bisa tiba-tiba muncul begini seenaknya tanpa aku panggil lalu apa-apaan dengan ukuran tubuhmu itu??” ucap Misha yang terkejut dengan kemunculan Dire wolf mini secara tiba-tiba.

Dire wolf mini lalu langsung menghampiri batu yang ada di meja dan menciuminya dengan hidungnya “dari mana kamu mendapatkan benda ini?” tanya dire wolf.

“memangnya ada apa dengan batu itu? Apakah ada yang aneh?” ucap Misha

berpura-pura tidak tahu.

“aku merasakan sedikit aura dari salah satu hewan suci dari batu ini, auranya terasa seperti burung api pheonix” kata Dire wolf.

“benarkah? Aku membeli batu ini di pelelangan sebelumnya, karena batu ini terlihat sangat cantik aku jadi harus mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkannya” ucap Misha dengan terus berbohong.

“apa manusia memiliki ketertarikan aneh hingga membeli batu berlumut ini dengan harga tinggi dan menghabiskan uang kalian, benar-benar ketertarikan yang aneh tapi kau beruntung kali ini karena batu berlumut ini sebenarnya adalah telur dari sang Pheonix yang telah lama menyegel dirinya sendiri” ucap dire wolf.

Misha tak ada keinginan untuk mengatakan kebenarannya pada Dire wolf tapi dia mencoba mencari tah8 bagaimana cara untuk menetaskan pheonix ini dari telur batunya, Misha yakin bahwa Dire wolf pasti tahu bagaimana cara untuk menetaskannya karena dia juga merupakan hewan suci.

“jadi apakah kamu tahu bagaimana cara menetaskannya?” tanya Misha.

“kalau tidak salah kamu harus terus mengalirkan energi sihir pada telur batu itu, ketika energi sihir masuk ke dalamnya maka energi sihir itu akan berubah menjadi kehangatan yang mungkin dapat membuatnya menetas” jawab Dire wolf.

“kedengarannya cukup mudah” kata Misha.

“kedengarannya memang mudah tapi saat kamu mengalirkan energi sihirmu makan pada saat itu juga cahaya api Pheonix akan mulai membakar jantungmu sedikit demi sedikit, jika kamu memang menginginkan kekuatan dari Pheonix maka aku akan membantumu” ucap Dire wolf.

Sementara itu di kerajaan masih terus dipenuhi kekhawatiran karena rasa sakit yang dialami pangeran pertama tak kunjung menghilang, bahkan mereka saja tidak tahu bagaimana caranya untuk menemukan wanita yang ditakdirkan untuk pangeran. Mereka yakin wanita itu juga pasti dapat menolong pangeran pertama dari kesakitan yang dialaminya saat ini, pangeran Julian bahkan tampak sedih melihat kakaknya yang terus kesakitan.

Dirinya ingin mencoba membantu mencari wanita yang ditakdirkan tersebut, tapi pangeran tidak tahu dari mana dia harus mencarinya. Keesokan paginya akhirnya kondisi pangeran pertama kembali stabil dan rasa sakit seperti terbakar itu menghilang, namun itu hanya berhenti untuk sementara dan tak ada yang tahu kapan rasa sakit itu akan datang lagi nanti.

“kak sebenarnya kau dari mana kemarin? Bagaimana bisa kamu kembali ke rumah dengan tubuhmu yang mulai sakit” tanya pangeran Julian dengan khawatir.

“aku hanya pergi ke tempat biasanya aku pergi saat ingin bersenang senang, lagian rasa sakit ini sudah biasa aku alami” jawab pangeran Aidan.

“kau pasti ke pelelangan itu lagi ya... tapi kak kau tidak boleh bersikap biasa saja terhadap ini, bisa-bisa tubuhmu akan hancur nantinya karena kekuatan dari naga itu yang terlalu besar bagimu” kata pangeran Julian.

Sementara itu di sebuah tempat asing terdapat seorang wanita yang sedang menggenggam bola mutiara dan menatapnya, dalam bola mutiara tersebut terlihat apa saja yang telah dilakukan dan apa saja yang terjadi pada Misha.

“sudah kuduga kamu orang yang tepat, terima kasih semoga kamu dapat mengubah nasibnya...” ucap wanita tersebut dengan lirih.