Menikahi Pria Koma S2

"Astaga, maaf, aku tidak ingat," kata Maudy yang kemudian bergegas mengambil handuk dari lemari Elgara yang kemudian berjalan menuju kamar mandi.

"Ini," kata Maudy memberikan handuk tersebut.

"Menyebalkan, kata Elgara yang kemudian masuk ke dalam kamar mandi kembali.

"Apanya yang menyebalkan?" Gerutu Maudy malah ikut kesal.

Mereka terlihat lebih mirip dengan Tom and Jerry.

Sementara itu di sisi lain.

Hans tidak bisa memejamkan mata nya, padahal ia cukup lelah seharian ini, biasanya ia selalu tertidur dengan mudah saat ia sedang kelelahan, namun entah kenapa kali ini mau memejamkan mata saja ia terus membayangi wajah Maudy.

"Maudy, kenapa kau selalu membuat aku terbayang-bayang akan wajah mu? Arghhhhh, apa yang harus aku lakukan?" Kata Hans sambil mengacak-acak rambut nya hingga berantakan.

Rasa cinta Hans kepada Maudy mulai tidak bisa di bohongi lagi.

Ia benar-benar sudah jatuh cinta kepada Maudy, ia sudah tidak bisa melupakan Maudy dan terus terbayang dengan kebaikan dan kelembutan Maudy.

"Elgara sudah kembali? Tidak, aku tidak bisa membiarkan dia menyakiti Maudy, dia pasti akan terus melakukan sandiwara untuk menyakiti Maudy," kata Hans gelisah.

Tak tau apa yang harus dia lakukan sekarang, Hans hanya bisa memegang ponselnya sambil bolak-balik di depan kamar.

Sementara itu di sisi lain.

Elgara baru saja selesai mandi, terlihat makan malam dan juga secangkir kopi hangat serta pakaian ganti yang saat ini berada di atas meja depan Sofa di kamar tersebut, semuanya tersusun sangat rapi.

Namun ia bingung, tidak ada Maudy di sana, ia mandi begitu lama dan berfikir kalau Maudy sudah ketiduran, namun sayang nya Maudy tidak ada di kamar.

"Ke mana dia?" Batin Elgara sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil.

Elgara pun mengenakan pakaian yang telah di siapkan oleh Maudy, ia kemudian membiarkan makanan tersebut tidak menyentuhnya sedikitpun.

Elgara berjalan keluar dari kamar dan kemudian menuruni tangga menuju lantai bawah villa.

"Bik! Bik Lin!" pangil Elgara.

Kebetulan pada saat itu bik Lin baru saja selesai beres-beres dan hendak istirahat.

Mendengar Elgara memagil nya, ia pun segera menghampiri Elgara.

"Iya tuan muda,ada apa? Ada yang bisa bibi bantu?" Tanya bik Lin dengan sopan.

"Maudy di mana? Dia tidak ada di kamar," ujar Elgara sambil mengerutkan keningnya.

"Oh nyonya ya, dia tadi keluar ke taman samping villa, itu pintu masih terbuka, katanya mau menghirup udara segar," ujar bik Lin sambil menujuk pintu samping villa yang sedikit rengang.

"Ah baik, terima kasih bik," ucap Elgara yang kemudian berjalan meninggalkan bik Lin Dan pergi menuju Maudy yang saat ini berada di taman samping.

"Seperti nya hubungan nyonya dan tuan muda sudah sedikit erat," kata bik Lin sambil tersenyum bahagia.

Ia pun kembali ke kamar nya untuk istirahat. Sementara Elgara pergi menghampiri Maudy ke taman samping villa.

Terlihat Maudy yang saat ini sedang duduk sambil menatap langit-langit malam yang sangat indah dan juga di taburi bintang-bintang gemerlapan.

"Apa yang kau lakukan malam-malam di sini? Apa kau tidak tau cuaca sangat dingin?" ujar Elgara yang kini berdiri di belakang Maudy.

Maudy yang mendengar suara Elgara seketika menoleh ke belakang nya.

"Kenapa kau ke sini?" tanya Maudy sambil mengerutkan keningnya.

"Masuk, sudah malam," kata Elgara sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana.

"Duluan saja, aku sedang ingin menikmati angin malam, aku ingin di sini dulu," jawab Maudy sama sekali tidak bergerak dari posisi sebelumnya.

"Kau tidak mendengar aku?" kata Elgara yang kemudian menghampiri sang istri dan kemudian duduk di sebelah nya.

"Tidak begitu, aku hanya ingin menikmati suasana indah malam di sini," kata Maudy tersenyum menatap langit.

Elgara menatap wajah cantik istri nya itu, dia bahkan terlihat lebih cantik dari bintang-bintang.

Entah kenapa ada sebuah getaran hebat melanda hati dan pikiran Elgara saat ini.

"Kenapa makin lama aku menatap nya dia semakin terlihat cantik?" batin Elgara.

"Lihat lah, di sana, begitu banyak bintang, mereka gemerlapan, sangat cantik, mampu menciptakan suasana tenang di hati siapa saja yang melihat nya," kata Maudy sambil menujuk ke satu arah.

"Kau tidak tahu ya? Di sana mungkin saja bukan bintang," ujar Elgara sambil mengerutkan keningnya.

Namun ia tetap melihat ke arah telunjuk Maudy.

"Lalu apa?" kata Maudy kebingungan.

"Alien misalnya, kan tidak ada yang tau itu terlalu tinggi, bisa jadi itu alien yang makan manusia," kata Elgara menyambung ucapan nya.

"Apa? Alien yang makan manusia? Mana mungkin ada? Itu hanya bintang-bintang yang sangat indah," jawab Maudy mulai sedikit merinding namun dia tidak percaya dengan ucapan suaminya.

"Benar, aku tidak bohong, kalau kau tidak percaya kau bisa mencarinya di google, di sana ada keterangan itu," lagi-lagi Elgara melanjutkan kebohongan nya.

"Kita masuk saja ke dalam ya, aku sepertinya sudah sangat dingin," kata Maudy ya g mulai termakan kebohongan Elgara.

Maudy yang takut segera berdiri dari duduknya, ia berpura-pura kedinginan dan menggosok-gosok kedua lengan nya sambil berjalan masuk ke dalam villa.

"Astaga bodohnya, hahaha," tawa Elgara yang kemudian berdiri dari duduknya lalu mengikuti Maudy masuk ke dalam villa.

Tak lama kemudian mereka tiba di kamar, Maudy masih memikirkan ucapan Elgara dia sekarang bahkan tidak berani ingin menatap langit, rasanya sangat ketakutan.

"Hahaha dasar bodoh, kau percaya kepada ku? Aku hanya berbohong," ucap Elgara yang kini menatap Maudy yang sedang gelisah.

"Apa? Jadi kau membohongi aku ya? Benar kan aku berbohong, mengagu ku menikmati suasana indah nya malam kau benar-benar keterlaluan," kata Maudy mengamuk, ia mengambil guling dan kemudian melemparkan kepada Elgara.

"Hahaha, bodohnya kau, eit tidak kena," kata Elgara menghindari lemparan Maudy.

Hal ini membuat Maudy malah semakin geram, dia mengambil bantal tersebut dan mengejar Elgara.

Tanpa mereka sadari saat ini mereka terlihat seperti sepasang bocil yang main kejar-kejaran, Maudy yang kesal ingin sekali menangkap Elgara.

Beberapa menit berlalu begitu saja, kini keduanya terbaring di atas ranjang dengan nafas terengah-engah.

"Kau bodoh,"ujar Elgara.

"Siapa yang meminta mu membohongi ku," jawab Maudy.

"Tapi kau percaya dan itu artinya kau bodoh," balas Elgara lagi.

Merasa kembali kesal Maudy pun bangkit dan kemudian mengungkung Elgara di bawah nya.

"Coba katakan sekali lagi kalau aku ini bodoh," kata Maudy dengan tatapan tajam.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Elgara menatap sang istri dengan tatapan khawatir.

"Aku akan mengigit mu," kata Maudy lagi.

"Astaga," ujar Elgara kaget.

"Astaga kau bodoh," kata Elgara menyambung ucapan nya.

Seketika Maudy yang marah benar-benar mengigit bibir Elgara, hal ini membuat mata Elgara terbelalak mendapati respon yang tak bisa dari sang istri.

Bersambung ....