NovelToon NovelToon
Between Orion And Cassiopeia

Between Orion And Cassiopeia

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Claudia Diaz

Sekuel novel Rain & Sunny

Cinta itu berhak memilih kepada siapa ia akan berlabuh dan juga cinta itu tidak memandang status.

Begitulah yang dirasakan pemuda bernama Cyril Orion Stevenson. Ya, ia merasakan cinta itu tumbuh dalam hatinya secara tak sadar.

Jantungnya seakan digedor paksa oleh sesuatu yang bernama cinta kala melihat Irene Cassiopeia Jonathan sang sepupu.

“Jika cinta berhak memilih, lantas mengapa cinta kita seolah ada yang menghalangi?"

- Cyril Orion Stevenson -

“Aku tahu bahwa aku juga mencintaimu, tapi aku juga tahu bahwa perasaanku padamu adalah sebuah kesalahan."

- Irene Cassiopeia Jonathan -

Akankah mereka dapat bersatu?
Atau justru menemukan cinta yang lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Claudia Diaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan

Cassie terhenyak, Orion menyatakan perasaan padanya, benarkah?

”Rion, aku ...."

“.... Kau tak perlu menjawabnya sekarang, karena aku tahu kau pasti sangat terkejut dengan pernyataanku," Orion dengan sigap memotong perkataan Cassie.

Cassie tengah dilanda kebingungan saat ini. Orion adalah saudara sepupunya meskipun masih saudara jauh, tapi mereka masih saudara, bukan?

Akan tetapi, kenapa bisa Orion menyimpan perasaan padanya?

Kecanggungan menyusup di antara keduanya. Suasana inilah yang Orion benci, “Aku ... jujur, aku sudah lama menyimpan perasaan ini untukmu. Awalnya kukira itu hanyalah perasaan sesaat, makanya aku diam, tapi entah mengapa perasaan ini tumbuh semakin besar, dan aku sudah tidak mampu menahannya lagi ...."

“.... maka dari itu, aku memutuskan untuk jujur padamu, Cassie," Orion menundukkan kepalanya. Sungguh ia membenci suasana ini.

“Rion, kau membuatku bingung. Jadi selama ini bentuk perhatianmu padaku itu, karena kau mencintaiku, bukan karena Daddy?" Cassie memandang Orion yang tertunduk lesu.

“Iya."

“Sejak kapan?"

Orion terhenyak.

“Sejak kapan kau memendam perasaan ini untukku?"

“Jantungku berdegup tidak normal saat melihatmu, dimulai saat pesta barbekyu di rumah Granddad Antonio. Aku mengira, mungkin itu hanya perasaan sesaat yang dirasakan oleh anak kecil, tapi ternyata aku salah. Perasaan ini dengan kurang ajarnya tumbuh semakin besar, bahkan saat ada yang menyatakan perasaan padamu, hatiku dikuasai rasa cemburu."

“Selama itu?" Cassie hanya meringis dalam hati.

Cukup lama mereka terjebak dalam hening, karena tenggelam dalam pemikiran masing-masing, hingga tak sadar bahwa bianglala telah terhenti.

“Maaf bianglala telah berhenti," suara petugas menyadarkan lamunan mereka masing-masing. Segera saja keduanya keluar dari wahana itu.

“Kau ... ingin makan lebih dulu?" Orion menawari Cassie, yang dibalas anggukan singkat oleh gadis itu.

Rasa tidak nyaman menelusup di hati keduanya. Namun, mereka berusaha mengenyahkan, seolah tidak terjadi apa-apa.

Mereka membeli sosis bakar, cumi bakar, dan masih banyak lagi. Beruntung Cassie seolah melupakan kejadian tadi dan kembali ceria, hal itu membuat Orion tersenyum kecil karena mampu mengembalikan senyuman gadis pujaannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu, di gubuk sederhana milik keluarga Stevenson, terlihat Triton sedang memandang kosong hamparan langit gelap di atas sana. Suasana hatinya yang kelam serupa langit malam, membuat dirinya merasa tak nyaman.

Entah apa yang pria itu pikirkan. Ia sendiri juga tidak begitu memahami, mengapa hatinya diliputi rasa gelisah yang datang tanpa permisi.

“Honey," suara lembut menyapa indera pendengaran Triton, menoleh ke belakang Triton mendapati istri tercintanya berada tepat di belakang dan mendekap dirinya.

“Yes, Sweetheart?"

“Sedang apa di sini?"

“Hanya menikmati dinginnya angin malam."

“Ada yang menggangu pikiranmu?"

“Bukan hal yang penting."

“Berbagilah padaku, jika kau merasa sudah siap untuk bercerita. Masalahmu adalah masalahku juga, pundakku siap jadi tempat untukmu bersandar, kapanpun kau membutuhkannya. Kita bisa menghadapinya bersama," suara Cleo yang sedikit teredam karena dirinya yang menempel erat di punggung sang suami.

“Haruskah?" tanya Triton sedikit menggoda istrinya.

“Tentu. Kau harus melakukannya!" Cleo menjawab dengan mantap.

“Mengapa begitu?"

“Karena hanya aku yang dapat memahami dirimu lebih daripada orang lain, selain itu ... karena kita ini suami, istri. Kita bersama tidak sehari, dua hari. Kita sudah hidup bersama selama 20 tahun."

Senyum Triton mengembang dalam diamnya. Tangannya yang bergerak pelan mengelus tangan sang istri yang melingkar di pinggangnya. Melepaskan pelukan sang istri, Triton membalikkan tubuhnya, menghadap bidadari yang bertahta di hatinya itu.

“Aku akan melakukan apa yang bidadariku ini katakan," Triton memeluk Cleo mesra sembari mengecup puncak kepala sang istri.

Di dalam dekapan hangat Triton, Cleo tersenyum lembut meresapi setiap detak jantung sang suami yang terdengar merdu di telinganya.

“Cleo."

Cleo hanya berdeham kecil.

“Terima kasih ... terima kasih karena kau setia hidup bersamaku selama 20 tahun ini. Terima kasih karena kau menerima segala kekuranganku, selalu sabar menghadapiku. Aku bukanlah seseorang yang sempurna," Triton mengemukakan isi hatinya.

“Tidak masalah jika kau tidak sempurna di mata orang lain. Yang terpenting, kau sudah menjadi sosok laki-laki dan suami yang sempurna di mataku. Orang lain tidak kuizinkan melihat kesempurnaan suamiku. Cukup hanya kekuranganmu saja yang mereka lihat, karena sempurnamu hanya untukku," Cleo menghela napas, “aku tidak rela berbagi kesempurnaan suamiku dengan orang lain."

Triton merasa beruntung dipertemukan dengan istrinya saat dirinya bertugas di desa terpencil.

“Tidak masalah jika dirimu menjadi orang yang dingin dan kejam saat di luar. Yang terpenting bagiku dan bagi kami, kau menjadi ayah dan suami yang hangat dan perhatian saat bersama keluarga," lanjut Cleo.

“Tentu," Triton bergumam saat mendekap sang istri. Mereka tidak tahu saja, jika pemandangan itu disaksikan kedua putra mereka yang sudah berada di rumah setelah urusan keduanya selesai.

”Aku harap mereka akan terus seperti itu, selamanya," Leander berharap.

“Tentu, aku juga mengharapkan hal yang sama," Orion menyahut sambil memandang kedua orang tuanya. “Aku berharap suatu saat nanti, aku bisa seperti mereka."

“Aku pun," timpal Leander.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sebuah kamar bernuansa pink pastel, Cassie merebahkan tubuhnya. Matanya memandang langit-langit kamar pikirannya menerawang jauh dan terlempar pada kejadian saat di bianglala tadi.

“Aku harus bagaimana?" Cassie bergumam dengan sejuta kegelisahan yang merayapi hatinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi mulai menyapa, meski matahari masih mengintip malu-malu, beberapa orang masih bersembunyi dalam kehangatan selimut. Namun, semua itu tidak menyurutkan Cassie yang sudah membuka mata dan bersiap dengan ritual paginya.

Hari ini, ia berencana memasak sebuah bekal. Jika biasanya pelayan yang menyiapkan kebutuhannya, kali ini ia mencoba untuk menyiapkan sendiri kebutuhannya.

Selesai dengan ritual pagi, Cassie lantas menuju dapur dan menyiapkan bahan serta alat masak lainnya. Tangannya dengan lincah mengolah bahan-bahan mencuci, memotong, menumis, semuanya dikerjakan dengan sempurna.

Benar-benar mirip dengan sang ibu, yang ahli dalam urusan dapur. Tak hanya menyiapkan bekal untuk dirinya sendiri, Cassie juga menyiapkan sarapan untuk anggota keluarganya. Sarapan hari ini ia membuat pancake dengan segelas susu, secangkir teh, dan secangkir kopi hitam untuk ayahnya.

Semua Cassie lakukan dengan cekatan. Benar-benar sosok istri idaman di masa depan.

Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, saatnya ia bersiap untuk merapikan penampilannya. Beberapa pelayan menata sarapan di atas meja sebelum majikan mereka, turun untuk menikmati sarapan bersama.

Sunny sebagai ibu rumah tangga, sudah turun terlebih dahulu, guna mengecek dapur. Memastikan tidak ada yang terlewat.

“Bibi semua sudah siap?"

“Sudah, Nyonya. Semua ini Nona Cassie yang menyiapkan, kami hanya tinggal menata saja."

“Cassie yang menyiapkan semuanya?"

“Iya, Nyonya."

Sunny tersenyum tak menyangka putrinya yang cantik itu sudah mandiri. Selama ini, ia memang dimanjakan oleh suaminya, sehingga ia sedikit khawatir jika sang putri tak bisa mandiri.

“Morning, Honey," suara Rain yang terdengar serak namun sexy itu menyadarkan Sunny.

“Morning, Bear. Kau bangun juga akhirnya," Sunny menjawab sapaan suaminya sambil mengelus surai sang suami dengan sayang.

“Aku bangun karena kau tidak ada di sampingku. Tidak ada pelukan hangat yang membuatku merasakan kenyamanan," Rain berbisik di telinga sang istri sembari meniup kecil telinganya.

“Bear ...." desis Sunny yang bergerak gelisah karena ulah nakal sang suami.

“Kenapa?" Rain pura-pura tidak tahu dengan kegelisahan sang istri yang berada dalam rengkuhannya.

“Jangan macam-macam, banyak para pelayan di sini!" Sunny memperingatkan.

“Mom, Dad. Ya ampun ini masih pagi dan kalian belum menyelesaikan proses membuat adik untukku?!" suara pekikan Leo yang memekakkan telinga, membuat Rain dan Sunny menghentikan kemesraan mereka.

“Kau mengganggu saja, Anak Muda," Rain menggerutu sambil menatap tajam sang putra.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Berbeda dengan keluarga Stevenson yang sarapan pagi ini dipenuhi kericuhan. Pasalnya baru saja terjadi letusan di dapur, dikarenakan Orion lupa dengan telur rebus yang akan ia siapkan untuk sarapan, nanti. Sehingga membuat sang ayah murka karena melihat dapurnya berantakan.

“Semuanya harus bersih dan jangan meninggalkan noda apa pun di konter dapur, kau mengerti?!"

“Ya, Dad," jawab Orion pasrah.

“Yang bersih ya, Cinderella," Leander bersuara sambil menatap kakaknya dengan pandangan meledek.

“Ingatkan aku untuk mencekikmu nanti, saudaraku," dengus Orion.

Pletak!

“Auch!"

“Jika kau berani berbuat keji pada adikmu. Mommy yang akan membunuhmu, Rion!" Cleo berdesis tajam.

“Mo-mommy, aku tadi hanya bercanda, sungguh!" Orion merinding kala matanya bersirobok dengan mata milik Cleo.

“Selesaikan pekerjaanmu dan kita sarapan!" ucap Cleo final. Tidak mengacuhkan Orion yang bersungut-sungut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat ini mereka sudah berada di kampus dan jam perkuliahan Orion sudah selesai, begitu juga dengan Cassie. Memang sedari pagi Orion merasa ada sesuatu yang janggal, yaitu karena Cassie menghindari dirinya.

“Bro, kau bertengkar dengan Princess?" Michael yang duduk di samping Orion bertanya.

“Tidak. Kami tidak bertengkar, mungkin dia dalam mood yang buruk. Kau tahu, kan bagaimana perempuan itu?"

”Merepotkan!"

”Aku akan coba bicara padanya, nanti," Orion memutuskan, ia sudah menduga kejadian ini adalah imbas dari pengakuannya semalam.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sebuah taman Cassie duduk termenung sendirian. Setiap kali menatap mata sang sepupu, ia teringat kejadian di bianglala itu.

“Kau menghindariku karena kejadian semalam?"

Suara Orion mengejutkan Cassie. Sontak ia menoleh dan sudah mendapati Orion yang duduk disampingnya.

“Jadi ... bagaimana?"

“Maaf ... aku ... tidak bisa."

Cassie menatap mata Orion dalam, sinar mata Orion tampak redup di sana, “Aku merasa perasaan itu salah, Rion. Bagaimanapun juga, kita ini saudara."

“Aku mengerti. Tidak apa-apa, tapi satu hal yang kuminta darimu," jawab Orion, sedikit memohon.

“Apa?"

“Jangan pernah menyuruhku untuk menjauhi dirimu, biarkan aku menjadi penjagamu dan selalu berada di sampingmu."

Detik itu juga Cassie terpaku.

1
Miyatun Nasa
1🐠+1🌹for U
Claudia Jung 🐻🐰: Thank you 🙏🥰
total 1 replies
Miyatun Nasa
masih di belum.di kirim sama JNT
Claudia Jung 🐻🐰: Ora JNE wae, Mak?
total 1 replies
Miyatun Nasa
mulutmu yon
Claudia Jung 🐻🐰: Gek Sinau biologi kok
total 1 replies
Miyatun Nasa
eksklusif man
Claudia Jung 🐻🐰: iya dungs
total 1 replies
Miyatun Nasa
pohon mangga belakang rumahku buahnya jatuh ke selokan terus terseret arus pas banjir , hilang jauuuuhhh sekali
Claudia Jung 🐻🐰: Eman-eman 😭
total 1 replies
Miyatun Nasa
ora mudeng aku
Miyatun Nasa: sami sami . lop yu tu
Claudia Jung 🐻🐰: Artinya, Matur nuwun Lik. love you
total 2 replies
Miyatun Nasa
harusnya kamu yang masak buat daddy
Claudia Jung 🐻🐰: Rion males Masak
total 1 replies
Miyatun Nasa
gak jelas lu Dad , lebih baik gk tau selamanya, tp suatu saat jadi tanggung jawab mu
Claudia Jung 🐻🐰: Abot Mak
total 1 replies
Miyatun Nasa
senjata rahasia mu ya
Claudia Jung 🐻🐰: Heemm? 🤣
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
Kirain Pedrosa moto gp 🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰: bukan atuh 🤣
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
bagus,ikuti hatimu 👍
Claudia Jung 🐻🐰: Cassie: “Siap Eonnie."
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
waduh,
Cassie sasaran empuk nih 😣
Claudia Jung 🐻🐰: huum 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
tuh kan, hati"
Claudia Jung 🐻🐰: ihiiik
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
Triton takut anak dan keponakannya yg jadi sasaran musuh 😁
Claudia Jung 🐻🐰: Triton peka memang
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
Anak dari musuhnya ya 🤔
Claudia Jung 🐻🐰: entah?
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
udah sehati nih 🤭
Claudia Jung 🐻🐰: cieee
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
Betul tuh 👍
Claudia Jung 🐻🐰: Orion realistis, Kek bapaknya
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰: 😍😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Marlina Bachtiar 🎀
tau aja kl ada gratisan 🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰: gratis lebih enak
total 1 replies
Dewi Payang
Hancurkan durinya, ayo Orion...
Dewi Payang: Mantap👍👍
Claudia Jung 🐻🐰: Orion: “Akan kuhancurkan!"
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!