NovelToon NovelToon
Pembalasan Alena

Pembalasan Alena

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:225.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nurul Senggrong

Alena merupakan putri dari pasangan Abimanyu dan Zahra. Abimanyu merupakan pengusaha yang sangat sukses. Kekayaannya tidak main-main. Mungkin sampai tujuh turunan kekayaan itu tidak akan habis.

Alena merupakan anak tunggal. Dia selalu dimanja dan dilimpahi kasih sayang yang berlimpah. Meski begitu tidak membuat Alena menjadi sombong.

Kehidupan Alena berubah seratus delapan puluh derajat semenjak tragedi yang menimpah keluarganya.

Kedua orang tua Alena terbunuh saat mereka sedang merayakan ulang tahun Alena yang ke tujuh belas tahun. Keduanya di tembak di depan matanya.

Alena sendiri berhasil selamat dari kejaran pembunuh, karena loncat kedalam jurang. Beruntung nyawanya masih bisa terselamatkan.

Bagaiamana Alena melanjutkan hidupnya?

Akankah ia berhasil membalas orang yang sudah membunuh kedua orang tuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sarapan bersama

Daffa bangun pagi seperti hari-hari biasanya. Setelah menunaikan sholat subuh ia keluar dari kamar.

Daffa keluar dari kamarnya dengan hanya menggunakan kaos oblong dan celana dibawah lutut. Penampilannya jauh berbeda dari hari-hari biasanya .

"Akhirnya kamu pulang juga. Kenapa semalam tidak membangunkan Mama, " ujar Nyonya Nadin begitu melihat kedatangan Daffa. Ia langsung menghampiri sang putra dan memeluknya.

"Semalam Mama sama Papa sudah tidur. Jadi Daffa langsung istirahat. Gimana kabar Mama, sehat? "

Daffa menyambut pelukan mamanya dengan lembut. Tak lupa menanyakan kabar wanita kesayangannya itu.

Nyonya Nadin melepas pelukannya setelah mendengar pertanyaan sang putra . Tanpa di duga beliau langsung memegang keningnya sambil merintih seolah sedang sakit.

"Mama pusing mikirin anak mama yang tidak mau menikah. Mama kan juga pengen cucu, " ucapnya yang membuat Daffa melongo.

"Mama kan masih muda. Kenapa tidak mama saja yang kasih kami adik, " gurau Daffa yang langsung mendapatkan jeweran di telinganya.

"Adu duh ma ... lepasin dong! udah besar juga masih dijewer, " keluh Daffa sambil meringis.

"Gede badan doang, jewer dikit aja kesakitan," cibir nyonya Nadin sambil melepas jeweran nya . Padahal Daffa tidak merasa kesakitan sedikitpun.

"Memangnya kamu tidak malu apa? kalau mama sih gampang. Setiap hari juga_"

"Pagi-pagi sudah ribut saja !" tegur Tuan Mahendra yang tiba-tiba muncul di samping sang istri.

"Astaghfirullah Paaaaaa, kalau muncul ya mbok jangan tiba-tiba gitu toh. Kan Mama kaget, " gerutu Nyonya Nadin dengan bibir mengerucut.

"Bibirnya_" Tuan Mahendra

"Nggak usah mulai deh Pa! " ucap Daffa memberi peringatan. Sebab dia malu sendiri kalau sudah melihat tingkah kedua orang tuanya yang kelewat romantis. Mana dia tidak ada pasangannya lagi. kan jadi kepingin🤭🤭🤭🤭.

Meski begitu Daffa sangar bersyukur hubungan keduanya makin romantis setiap harinya. padahal usia mereka tidak muda lagi.

"Iri bilang bos, " sindir tuan Mahendra sambil merangkul Nyonya Nadin dengan mesra. Bahkan tak ragu memberikan kecupan ringan di bibirnya.

"Papa! " pekik Nyonya Nadin kesal.

"Peace Ma. Papa cuma mau Daffa itu dengan kemesraan kita. "

"Idih, siapa juga yang iri! "

"Kamulah, siapa lagi? "

"Abang kapan pulang? " tanya Devan dengan muka bantalnya. Sepertinya pemuda itu keluar tanpa mencuci mukanya.

"Ini lagi, bangun-bangun bukannya cuci muka malah keluyuran, " tegur Nyonya Nadin sambil geleng-geleng kepala.

"Lapar Ma, " ucap Devan membela diri.

"Lapar sih lapar, tapi setidaknya cuci muka dulu dong Sayang."

"Iya deh."

Devan melangkah kan kakinya ke arah dapur. Dari pada harus repot-repot kembali ke kamarnya lebih baik cari tempat yang terdekat. Untungnya Di dapur ada kamar mandinya.

Ketiga orang lainnya mengikuti dari belakang. Bukan untuk ke kamar mandi, melainkan ke ruang makan. Ternyata Arka sudah duduk manis disalah satu kursi yang ada disana.

Arka sibuk dengan ponsel ditangannya. Namun begitu keluarganya datang, ia langsung menyimpan kembali ponselnya di dalam saku kemejanya.

"Mau kemana nih, rapi amat? " tanya Daffa sambil duduk di kursi kosong di samping Arka.

"Mau jalan sama teman-teman Bang. Abang kapan pulang? "

"Semalam."

"Kok Arka nggak tahu? "

"Lah, semalam kamu tidur jam berapa? " tanya Daffa heran. Setahunya Arka tidak pernah tidur dibawah jam sepuluh. Minimal ya jam sebelas malam.

"He he he semalam Arka ketiduran setelah sholat Isya'."

"Sudah yuk makan, " ajak Nyonya Nadin sambil mengisi piring milik suaminya.

Daffa dan Arka pun tidak lagi melanjutkan percakapan mereka. Keduanya bergantian mengisi piring masing-masing dengan makanan kesukaan mereka.

Tak laka kemudian Devan datang dengan wajah yang terlihat lebih segar. Tanpa banyak kata ia duduk di sebelah Arka yang masih kosong. setelah itu mengisi piring kosong di depannya.

Selesai sarapan, mereka berbincang. Tuan Mahendra selaku Kepala keluarga mulai mengeluarkan suaranya.

"Papa dengar kamu ada hubungan dengan putri tuan Salman? " tanya tuan Mahendra sambil menatap putra sulungnya.

"Papa dengar dari siapa? "

"Tuan Salman sendiri yang bilang sama Papa. Tuan Salman bilang kapan mau meresmikan, " jawab tuan Mahendra.

"Nanti Daffa bicara dulu sama anaknya. Kira-kira Papa sama Mama setuju nggak kalau Daffa nikah sama Dia? "

"Mama sih setuju-setuju saja. Kan memang Mama sudah bilang mau pengen cepat punya cucu. Siapa namanya? "

" Aletta. "

"Kalian kenalan dimana? "

"Rahasia dong."

"Bang Daffa ma kenalan_"

Devan yang hendak membocorkan peristiwa memalukan yang berujung saling bertukar pesan, Tiba-tiba mulutnya ditutup dengan telapak tangan Daffa. Jangan lupakan tatapan penuh peringatan dari abangnya.

"Ngapain mulut Devan di tutup seperti itu, " tegur Nyonya Nadin dengan mata melotot.

"Biar mulut Devan tidak ember. "

Baik Daffa, Devan maupun Arka mempunyai sifat yang hampir sama. Ketiganya cool di luar namun hangat di dalam. Apalagi jika sudah berkumpul bersama keluarga. Tak jarang saling goda hingga mengeluarkan tingkah yang menggemaskan seperti saat ini. Orang luar tidak akan percaya jika belum melihat secara langsung interaksi mereka.

...****************...

Hari ini merupakan hari pertama Alena bekerja. Sebelumnya Alena sepakat bekerja pada Daffa untuk mendapatkan pemasukan.

Alena ditugaskan untuk mengawal Ibu kantin berbelanja kebutuhan dapur . Alena sendiri tidak menyangka jika pekerjaannya mengawal ibu kantin. Sungguh diluar nalar.

"Belanja masih lama lagi, Bu? "

"Masih neng. Kalau neng lelah bisa kembali dulu ke mobil. "

"Bagaimana kalau belanjaannya kita taruh di mobil. Setelah itu kita beli yang lain lagi, " usul Alena sambil meringis.

Bu Sum akhirnya melihat tangan Alena yang penuh bahan belanjaan. Beliau tidak menyangka jika belajaannya sudah sebanyak itu. Maklum sedari tadi dia hanya membeli, namun yang menerima Alena.

"Maaf ya Neng. Mari ibu bantu, " ucap Bu Sum tak enak hati.

"Biar Rara saja yang bawa. Ibu bisa tunjukkan jalan keluarnya. Maklum saja, Rara baru pertama kali masuk ke pasar ini. "

"Beneran nih, nggak mau ibu bantu? "

"Beneran. Itung-itung buat latihan."

"Oke deh kalau begitu. Tapi biar tangan ibu tidak kosong, ibu beli sesuatu dulu, " ucap Bu Sum. Kemudian wanita paruh baya itu membeli lima kilo gram kentang yang kebetulan ada di sampingnya

"Kentangnya satu kilo berapa, Pak? "

"Mau yang mana? kentang yang besar satu kilo nya delapan belas ribu. Kalau yang sedang empat belas ribu. Sedangkan yang kecil dua belas ribu. "

"Nggak boleh kurang pak? yang besar lima belas ribu sekilo gitu? "

"Mana boleh Bu. Tujuh belas ribu lima ratus deh , gimana? "

"Kemahalan atuh Pak. "

"Enam belas ribu deh kalau ibu beli lebih dari tiga kilo , bagaimana? "

"Nggak bisa dikurangin lagi, Pak? saya beli lima kilo. "

"Itu sudah harga paling murah Bu."

"Ya sudah. Tolong bungkus kan lima kilo ya pak, " pinta Bu sum dengan ramah.

"Siap. Ada yang lain Bu? "

"Wortelnya dua kilo. Sama jangan lupa buncis nya seperti biasa. "

"Ok! "

Dengan cekatan penjual itu membungkus pesanan Bu Sum. Setelah selesai Bu Sum langsung membayar sesuai harga yang sudah disepakati. Setelah itu barulah mereka kembali ke mobil.

"Memangnya belanjaan sebanyak ini habis berapa hari Bu? "

"Satu hari lah Neng. Kadang ma ini masih kurang."

"Betul juga sih. Banyak gitu orangnya. Ini buat masak besok ya Bu? "

"Ya iya dong Neng . Kalau buat masak sekarang ma, keburu lapar atuh perutnya."

"He he he he.... "

1
han han
nex thor tetap semangat💪💪💪💪
Ayu Septiani
lanjut lagi kak author, semangat 💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
xixi
crazy up up up
Yuli Purwati
lanjut
Arix Zhufa
pacarnya arka nama nya salsa apa sesil?
xixi
crazy up up up
han han
selamat ya alena..semoga selalu bahagia nex thorrr sehat sehat selalu thor semangattt💪💪💪💪
Yuli Purwati
ternyata tukang julid betebaran di mana2 ya pemirsah🤭
syh 03
ga di dunia novel ga di dunia nyata ada aja si tukang julid..ko ya dukung anaknya jd pelakor..coba suaminya sendiri punya selingkuhan nmnya karma psti ada /Frown//Frown//Smile/
han han: ho oh kk benar karma pasti berlaku dasar org tua sengklek hadeuhhh ngajarin ora bener bgt
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut thor💪💪💪
Ayu Septiani
akhirnya Alena diberi kepercayaan untuk hamil.😀😀😀
Ira Sulastri
Dilanjut kak author 😍👍
Al^Grizzly🐨
Sudah pas tingkatannya Thor
syh 03
udh tak kasih kopi thor untuk serapan..up lg dong /Smirk//Ok/
Yuli Purwati
jangan lupa kunci pintu dulu ya arka....daripada kentang di tengah jalan malah bikin puyeng atas bawah lho🤭🤭🤭
han han
sabar pak sabar hadeuhhh
Sribundanya Gifran
lanjut
Muhammad Bagus
jgn bilang yg mau celakain Alena berhasil ya thor. ini kehidupan kedua. seharusnya dia yg membalas kejahatan org2 disekitarnya
Yuli Purwati
lanjut...
Ayu Septiani
lanjut up lagi kak author....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!