BORU NI RAJA

BORU NI RAJA

Aku Syok.

Sabtu 19 September 2015 adalah hari bahagia ku dan momentum spesial bagiku, menjadi wisudawati program sarjana hukum di salah satu universitas swasta agama Kristen di Medan.

Lulus dengan predikat cumlaude dengan waktu tiga tahun empat bulan, aku memberikan kata sambutan di podium ini.

Perempuan juga berhak untuk memperoleh pendidikan agar kelak menjadi perempuan tangguh dan tidak selalu bergantung pada laki-laki.

Laki-laki dan perempuan itu setara, sebagaimana Raden Ajeng Kartini telah memperjuangkan kesetaraan perempuan.

Begitulah orasi ku di depan podium yang disambut dengan tepuk tangan yang meriah.

Akan tetapi kedua orangtuaku seperti tidak bahagia akan title sarjana yang baru saja ku sandang.

Sarjana hukum karena cita-cita ku ingin menjadi hakim atau menjadi seorang notaris.

Lalu seorang laki-laki muda yang paling ku benci dalam hidupku malah mendatangiku di podium ini seraya memberiku Bunga.

Pria ini bernama Yosua, dua tahun diatas ku dan merupakan pariban ku yang paling ku benci di dunia ini.

Pariban digunakan untuk panggilan seorang wanita kepada seorang lelaki yang ibunya semarga dengan si wanita tersebut (Si wanita memanggil namboru ke ibu si lelaki).

Sementara seorang lelaki memanggil pariban kepada wanita yang adalah semarga dengan ibunya (si lelaki memanggil tulang ke ayah wanita).

Setelah memberikan bunga itu, lalu kami berdua turun, ternyata kedua orangtuanya Yosua sudah datang dan duduk dibelakang kedua orangtuaku.

"Harus kita rayakan ini," ucap mamaknya Yosua.

"Ngak usah bou, karena setelah acara ini aku harus kerja lagi." sahut yang berbohong.

Wajah namboru ku itu, kakak kandung bapakku langsung terlihat marah tapi aku ngak perduli.

Lalu bang Freddy datang menghampiriku seraya membawa buket bunga yang diganti dengan uang.

"Selamat ya sayang, akhirnya kamu dapat gelar sarjana hukum dan nanti kita sama-sama jadi pengacara.

abang akan membiayai pendidikan advokat mu agar bisa seperti abang dan kita sama-sama menjadi pengacara...!"

"Apa-apaan ini! maksud kau apa Nauli?" ucap mamaknya Yosua yang menyela ucapan bang Fredy.

Yosua sudah menangis karena bang Freddy merangkul bahu ku dengan begitu mesra, anak manja itu ngak tau kalau bang Freddy semarga dengan ku dan kami hanya akting.

"Kenalin bou, mak, pak...! ini bang Fredy calon suamiku, seorang pengacara yang hebat yang belum pernah kalah...!"

"Berapa kau sanggup memberi mahar untuk Nauli kami ini?" tanya bapak pada bang Fredy.

"Sewajarnya aja lah, ongkos tulang dan keluarga dari kampung ke Medan dan cukup untuk membeli ulos nantinya.

aku baru beli rumah untuk kami berdua, sisa uangnya untuk mahar Nauli.

syarat dari calon istri ku adalah punya rumah yang paling utama berikut dengan mobil pribadi sebagai kendaraan kami.

persyaratan lainnya aku harus punya tabungan yang memadai dan atas nama Nauli dan itu sudah terpenuhi.

kalau masalah mahar itu nomor sekian karena kami saling mencintai dan aku hanya memenuhi persyaratan yang diberikan Nauli padaku." jelas bang Fredy

Yosua semakin meradang tapi anak mami itu malu untuk ngamuk-ngamuk karena disini sangatlah ramai.

"Ngak bisa begitu, jika kau ingin menikahi Nauli kami, maka kau harus menyiapkan mahar dua ratus juta rupiah...!"

"Jangan gitulah tulang, atau memang mau menjual Nauli?

tapi yang jelas ya tulang, aku sudah memenuhi syarat dari Nauli yaitu calon istriku.

persetan dengan persyaratan dari bapaknya yang masuk akal itu, karena aku hanya butuh persetujuan dari Nauli saja...!"

"Iya... iya lah bang...! toh juga kedua orangtuaku ini ngak pernah memberi uang untuk biaya hidup dan biaya pendidikan ku.

ngapain aku harus minta persetujuan kedua orangtuaku...!"

"Pergi kau .. pergi...!" teriak bapak pada bang Fredy.

Berhubung kami menjadi bahan tontonan yang lain karena suara bapak yang kuat, sehingga bang Fredy pergi tapi kemudian senior ku itu berbalik badan.

"Sayang ku...! ku tunggu nanti malam, abang siap jadi suami mu, abang ngak perduli dengan kedua orangtua mu itu.

abang sudah membeli rumah baru yang sangat bagus dan tabungan abang sudah lebih dari cukup sebagai persyaratan dari mu sayang...!

I love you Nauli...! abang tunggu malam...!" ucap bang Ferdy yang akting.

Alhasil semua yang ada aula ini tertawa tapi Yosua semakin meradang dan meradang.

"Ayo kita pulang...!" teriak bapak padaku dan menarik tanganku.

Ku kembalikan bunga pemberian Yosua dan hanya buket uang yang ku terima, lagipula mana kenyang makan bunga.

Aku ngak perduli dengan ekspresi Yosua,  emangnya dia siapa? toh juga aku belum pernah aku meminta uang darinya.

Kami akhirnya pulang ke kos tapi bapaknya Yosua memaksa kami untuk pergi ke restoran mewah untuk merayakan wisuda ku.

Walaupun anaknya kecewa dan aku ngak perduli sedikitpun tapi  karena dipaksa pergi ke restoran sehingga aku harus ikut.**

Sebuah restoran yang sangat mewah dan kami duduk di sofa, mamaknya Yosua memesan makanan dan minuman yang sangat banyak.

"Cantik kali maen ku ini, bah! sudah pas kali sama Yosua kami ini...!"

"Ngak cocok sama sekali, aku itu lebih cocoknya sama bapaknya Yosua. Seorang pegawai negeri dan punya ternak babi serta sawah yang lumayan luas.

kalaupun aku ngak jadi nikah sama bang Fredy, lebih baik aku sama amang boru yang sudah jelas-jelas penghasilannya...!

"Jaga ucapan Nauli...! percuma kau kuliah dan menghabiskan uang banyak...!"

"Uang siapa yang ku habiskan? ada ku mintak uang bapak dan mamak untuk biaya kuliahku?" ucapku pada bapak yang menyela ucapanya.

Bapak tidak bisa menjawab pertanyaan ku, karena memang bapak tidak pernah memberiku uang.

Menurut bapak seorang anak perempuan itu tidak pantas untuk mengecap pendidikan tinggi, karena ujung-ujungnya akan ke dapur dan menjadi istri.

Cukup tamat sekolah dasar saja dan yang penting bisa membaca dan menulis.

Tradisi kuno yang menyesatkan, percuma dong Raden Ajeng Kartini memperjuangkan kesetaraan perempuan jika tradisi kuno yang di anut bapak masih digunakan di tahun 2015 ini.

"Cantik kali kau iban, oh iya bentar lagi kita akan menjadi suami istri...!"

"Kepala mamak kau suami-istri, kau kira siapa? kau ngak tau kalau sudah punya calon suami seorang pengacara yang hebat dan berpendidikan tinggi...!"

"Jangan keterlaluan  kau Nauli, jaga ucapan mu." teriak bapak padaku.

Kami berhenti bicara karena pelayan restoran sudah menyajikan makanan dan minuman yang dipesan oleh mamaknya Yosua.

Hanya mereka yang makan karena aku ngak selera lagi, perasaan ku ngak enak karena pastinya ini mengarah ke perjodohan.

"Adek mu mau melamar jadi tentara dan butuh uang banyak, bapak sudah menerima sebagian dari sinamot mu agar adek mu bisa mendaftar tentara...!"

"Masuk tentara atau menghamili anak orang?" tanyaku yang membuat bapak sangat murka.

"Bukan Nauli...! si Armadi memang mau jadi tentara dan orang dalamnya mintak 20 juta rupiah untuk bisa masuk...!"

"Mamak ngak perlu bohong sama ku, apa yang sebenarnya yang terjadi?" tanyaku sama mamak.

Lalu mamak mengarahkan tangan ku ke dadanya dan ternyata kedua payudara mamak sudah ngak ada lagi.

"Tiga bulan yang lalu, mamak operasi payudara dan biaya operasinya dari bou mu.

biaya operasi mamak dan biaya pendaftaran adik mu menjadi tentara, semuanya dari bou mu.

semuanya akan lunas jika Nauli mau menjadi istri Yosua...!"

"Ngak ada tawar menawar disini, Yosua itu pariban mu dan sangat pantang menolak pariban dan jika kau menolak pariban mu maka malapetaka yang datang ke kehidupan keluarga kita." sanggah bapak yang memotong ucapan mamak.

Air mataku langsung mengalir deras di pipiku, menikah dengan Yosua sama saja bunuh diri.

"Nauli...! jadi istri Yosua aja, karena Yosua adalah anak laki-laki satu-satunya di rumah dan tentunya semua warisan...!"

"Aku ngak butuh warisan bou, bang Fredy sudah memberikan segalanya untuk ku.

rumah mewah, mobil dan tabungan untuk ku serta membiayai pendidikan advokat ku nantinya." ucapku yang menyela ucapan mamaknya Yosua ini.

"Nauli mata duitan juga, iya!" ujar bapaknya Yosua yang akhirnya buka suara.

"Ngak usah munafik amangboru, dulu istri mu masih muda amangboru nikahi dan amang boru sendiri sudah hampir berkepala empat.

karena banyaknya harta peninggalan orangtua amangboru sehingga bou mau menikah dengan amangboru yang sudah berkepala empat.

amangboru dan bou sudah seperti bapak dan putrinya di kala menikah waktu itu...!"

"Jabir kali mulut mu itu, bohong itu..!" sanggah mamaknya Yosua tapi bapaknya Yosua malah tertawa.

"Itu amang boru tertawa dan itu artinya benar," ucapku lagi.

"Tapi kan Nauli, pariban mu ini anak laki-laki satu-satunya yang akan mewarisi semua harta kekayaan...!"

"Dengar baik-baik amangboru, kenapa harta peninggalan orangtuanya amangboru masih utuh sampai saat ini.

hal pertama adalah bahwa amangboru anak tunggal dan laki-laki dalam keluarga serta berpendidikan tinggi yang bisa mengelola semua harta peninggalan itu.

amangboru ngak punya saudara perempuan yang akan siap menggrogoti nantinya.

coba bandingkan dengan Yosua, sekolah dasar aja ngak tamat atau mungkin Yosua ini buta huruf dan punya banyak saudara perempuannya.

ngak masalah jika tidak berpendidikan karena sebenarnya itu bukan patokan keberhasilan.

tapi Yosua ini tidak pernah...!"

"Cukup Nauli...! pokoknya kamu harus menikah dengan Yosua." bentak bapak padaku.

Yosua anak yang sangat manja dan bergantung pada mamaknya, manusia pemalas, sombong dan bahkan tidak lulus sekolah dasar.

Pendidikan tinggi memang bukan menjadi faktor penentu keberhasilan, itu tidak berlaku bagi Yosua.

Yosua saja masih disuapin mamaknya, apapun kata mamaknya dan itulah yang di laksanakan oleh Yosua.

Sebagai anak laki-laki dari sembilan suadara perempuannya, sebagai orang batak yang merupakan penerus marga sehingga Yosua menjadi pribadi yang sangat manja.**

Bapak sudah menerima panjar dari sinamot atau mahar ku dari keluarga Yosua, tak tanggung-tanggung yang mereka mintak yang mencapai 60 juta rupiah.

Akhirnya aku harus pulang kampung setelah menerima ijasah ku, bapak dan mamak tetap mengawasi ku agar tidak kabur.

Bapak dan mamak secara kompak mengancam ku, mereka berdua akan bunuh diri jika aku kabur atau menikah dengan bang Fredy.

Padahal aku ngak punya hubungan apapun dengan bang Fredy karena kami satu marga, bahkan bang Fredy sudah menggangap ku sebagai adik perempuannya.

Sesampainya di rumah kami, hanya berjarak tiga kilometer ke kantor bupati Tapanuli Utara.

Tukang jahit sudah berada di rumah untuk mengukur badan ku, apalagi kalau bukan untuk menjahitkan kebaya pengantin ku.

"Selamat datang eda ku, mau minum apa eda?" tanya seorang perempuan yang mendatangi ku di ruang tengah ini.

"Kau siapa?" tanyaku padanya.

"Calon istrinya Ramses," jawab mamak yang tiba-tiba datang ke ruang tengah ini.

"Calon istri Ramses! kok ada disini?" tanyaku pada mamak.

"Di rumah mak tua mu dia untuk sementara waktu, nanti setelah kau menikah baru giliran mereka...!"

"Jangan mamak bilang kalau sinamot ku untuk biaya pesta mereka." sahut ku pada mamak yang menyela ucapan mamak.

haaaaaaaa...!' suara napas mamak lalu pergi.

Demikian juga dengan perempuan muda itu yang langsung pergi, kalau ku taksir umurnya palingan dibawah umur 17 tahun.

"Namanya Friska, rumahnya paling ujung dan dia itu di usir oleh kedua orangtuanya karena sudah di hamili oleh Ramses." ucap tukang jahit ini.

"Jadi sinamot ku...!"

"Iya...! dugaan mu benar kalau sinamot dari mu akan digunakan untuk biaya pesta adek mu si Ramses dan Friska serta Armadi dan Merlin pacarnya yang sudah hamil.

kemarin itu inang simatua ku ikut marhusip disini, kata inang simatua ku bahwa sinamot mu senilai seratus lima juta rupiah karena kamu sudah sarjana.

palingan nanti hanya dua puluh juta yang di pakai untuk biaya pernikahan mu, sisanya akan dibuat untuk pesta pernikahan Ramses dan Armadi.

kedua adik mu telah menghamili anak perempuan orang lain dan mau tidak mau harus segera di kawinkan." jelas mak Santo ini.

Marhusip adalah suatu prosesi dimana pihak keluarga laki-laki dan keluarga perempuan bertemu untuk membahas keseriusan dalam rencana pernikahan.

Marhusip dalam bahasa Indonesia berarti "berbisik". Itu artinya, pihak keluarga laki-laki dan pihak keluarga perempuan akan melakukan pembahasan awal mengenai sinamot atau dalam bahasa Indonesianya adalah mas kawin.

Pembahasan awal mengenai sinamot ini, hanya kedua belah pihak keluarga yang boleh tahu mengenai besar kecilnya harga sinamot yang telah disepakati. Hal ini untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam prosesi pernikahan adat Batak selanjutnya dan hanya perwakilan saja dengan  tujuan agar tidak diketahui oleh orang agar tidak malu jika batal pernikahan.

"Apa mamak melakukan operasi angkat payudara?" tanyaku lagi.

"Iya...! setelah menjual kerbau dan tiga ekor babi, kalau ku dengar-dengar Nauli yang membeli anakkannya, kan?" sahut mak Santo seraya bertanya.

"Kata bapak bahwa sinamot ku sudah diterima dua puluh juta rupiah untuk biaya operasi mamak dan untuk biaya daftar....!"

"Bohong itu da...! Ramses dan Armadi mau daftar tentara? mantan napi kok mau daftar tentara....!"

"Napi...!" ucapku lagi.

Tapi mak Santo berhenti bicara karena bapak datang, mungkin ini bersifat rahasia karena mak Santo berbicara dengan suara yang pelan saat mengukur tubuh ku.

Suami mak Santo adalah bapa uda ku, bapakku dan bapaknya adalah saudara kandung. itulah sebabnya mak Santo mengetahui kabar keluarga kami.

Partuturon atau panggilan dalam tradisi batak.

*Namboru atau biasa disingkat bou adalah panggilan kepada saudara perempuan atau saudara sepupu perempuan dari pihak bapak.

*Amangboru adalah panggilan kepada suami namboru.

*Eda adalah panggilan kepada adik ipar perempuan dan sebaliknya.

*Inang simatua adalah ibu mertua.

*Amang simatua adalah bapak mertua.

*Maen adalah panggilan seorang namboru kepada anak perempuan dari saudara laki-lakinya.

Terpopuler

Comments

Christin Kim sashi

Christin Kim sashi

cerita baru nih...
baru ketemu sama genre berbeda

2024-06-14

1

rismawati bangun

rismawati bangun

baru dapat cerita Batak begini, lanjut

2024-06-09

1

Heri Wibowo

Heri Wibowo

cerita yang berbeda. lanjut thor.

2024-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 Aku Syok.
2 Batin Ku Berteriak.
3 Martuppol.
4 Melawan Mamak.
5 Gara-Gara Bubur Kacang Hijau.
6 Menjadi Ribut.
7 Sakit Terlahir Sebagai Perempuan.
8 Gara-gara Ayam Gulai.
9 Kisah Keluarga Yang Mengenaskan.
10 Perkara Baju Baru
11 Perkara Ayam.
12 Ucapan Yang Menyakitkan.
13 Mamak ku Yang Egois.
14 Gadai Motor.
15 Menghindari Mamak.
16 Sikap Mamak Yang Aneh.
17 Masalah Baru Dari Jepri.
18 Masalah Baru Lagi.
19 Ajaran Yang Berbeda membuat Hancur.
20 Masalah Jepri yang Makin Panjang.
21 Masalah Yang Tak Kunjung Usai.
22 Pacar Jepri yang Lain.
23 Mamak Ingin Menggadaikan Rumah.
24 Menolong Jepri.
25 Masalah Lilis Selesai.
26 Masalah Rentenir Selesai.
27 Jepri yang Berubah.
28 Nurma Menerima Jepri apa adanya.
29 Bergumul Dengan diri Sendiri.
30 Mamak Dapat Uang.
31 Masalah Dari Irwan.
32 Masalah Irwan Selesai.
33 Mamak Tidak amanah.
34 Acara Penjemputan.
35 Awal Acara yang sudah Salah.
36 Pesta Pernikahan.
37 Awal Pernikahan yang Rusuh.
38 Sifat Yosua yang Aneh
39 Malam Pertama Yang Suram.
40 Pernikahan Hari Pertama.
41 Pernikahan Hari Pertama I
42 Pernikahan Hari Pertama II.
43 Pernikahan hari Pertama III.
44 Pernikahan hari Pertama VI.
45 Pernikahan Hari Pertama.
46 Pernikahan hari Pertama Yang sudah penuh Cobaan.
47 Hari pernikahan kedua.
48 Hari pernikahan kedua ( Berantam Lagi)
49 Hari pernikahan kedua.( Permasalahan yang Makin Panjang).
50 Hari pernikahan kedua. ( Sidang Adat)
51 Hari pernikahan kedua. (Rencana Perceraian Adat)
52 Hari pernikahan kedua. ( Tidak Jadi Cerai)
53 Pernikahan Hari Ketiga.
54 Pernikahan Hari Ketiga
55 Pernikahan Hari Ketiga.
56 Pernikahan Hari Ketiga.
57 Pernikahan Hari Keempat.
58 Pernikahan Hari Ke empat.
59 Pernikahan Hari Ke empat
60 Pernikahan Hari Ke empat
61 Hari pernikahan ke Empat.
62 Hari Pernikahan ke Lima.
63 Pernikahan Hari Ke Lima.
64 Pernikahan Hari Ke Lima
65 Pernikahan Hari Ke Enam.
66 Pernikahan Hari Ke Enam.
67 Pernikahan Hari Ke Enam.
68 Pernikahan Hari ke Enam.
69 Pernikahan Hari Ke Enam.
70 Pernikahan Hari ke Sepuluh.
71 Jepri dan Nurma resmi menjadi Suami Istri.
72 Kasihan Melihat Mamak.
73 Bapak Mertua Korupsi.
74 Akhirnya Berurusan Dengan Polisi.
75 Urusan Dengan Polisi Selesai.
76 Bapak Mertua Dipindah Tugaskan.
77 Orang Batak Poligami?
78 Poligami.
79 Yosua Poligami.
80 Mamak Sakit.
81 Antara Kasihan dan Benci.
82 Berbagi Istri.
83 Bertemu Dengan Mora.
84 Bapak Mertua Yang Berzinah.
85 Cerita Dari Yosua.
86 Yosua tetap anak Mami.
87 Berurusan Dengan Ipar lagi.
88 Anak-anak ku Keterlaluan.
89 Belum ada Tanda kebahagiaan.
90 Peringatan Pada Yosua.
91 Aku Hamil.
92 Melamar Calon Pegawai Negeri Sipil.
93 Rencana Perceraian.
94 Sidang adat Perceraian.
95 Akhirnya Cerai Juga.
96 Lega....!
97 Kisah Pilu.
98 Niat Terselubung!
99 Niat Mamak Yang lain.
100 Mamak pasti Punya Rencana Lain.
101 Keluarga ku Hancur.
102 Anak Tiri.
103 Amuba ' Anak muka Batak'
104 Bertemu Jepri dan Istrinya.
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Aku Syok.
2
Batin Ku Berteriak.
3
Martuppol.
4
Melawan Mamak.
5
Gara-Gara Bubur Kacang Hijau.
6
Menjadi Ribut.
7
Sakit Terlahir Sebagai Perempuan.
8
Gara-gara Ayam Gulai.
9
Kisah Keluarga Yang Mengenaskan.
10
Perkara Baju Baru
11
Perkara Ayam.
12
Ucapan Yang Menyakitkan.
13
Mamak ku Yang Egois.
14
Gadai Motor.
15
Menghindari Mamak.
16
Sikap Mamak Yang Aneh.
17
Masalah Baru Dari Jepri.
18
Masalah Baru Lagi.
19
Ajaran Yang Berbeda membuat Hancur.
20
Masalah Jepri yang Makin Panjang.
21
Masalah Yang Tak Kunjung Usai.
22
Pacar Jepri yang Lain.
23
Mamak Ingin Menggadaikan Rumah.
24
Menolong Jepri.
25
Masalah Lilis Selesai.
26
Masalah Rentenir Selesai.
27
Jepri yang Berubah.
28
Nurma Menerima Jepri apa adanya.
29
Bergumul Dengan diri Sendiri.
30
Mamak Dapat Uang.
31
Masalah Dari Irwan.
32
Masalah Irwan Selesai.
33
Mamak Tidak amanah.
34
Acara Penjemputan.
35
Awal Acara yang sudah Salah.
36
Pesta Pernikahan.
37
Awal Pernikahan yang Rusuh.
38
Sifat Yosua yang Aneh
39
Malam Pertama Yang Suram.
40
Pernikahan Hari Pertama.
41
Pernikahan Hari Pertama I
42
Pernikahan Hari Pertama II.
43
Pernikahan hari Pertama III.
44
Pernikahan hari Pertama VI.
45
Pernikahan Hari Pertama.
46
Pernikahan hari Pertama Yang sudah penuh Cobaan.
47
Hari pernikahan kedua.
48
Hari pernikahan kedua ( Berantam Lagi)
49
Hari pernikahan kedua.( Permasalahan yang Makin Panjang).
50
Hari pernikahan kedua. ( Sidang Adat)
51
Hari pernikahan kedua. (Rencana Perceraian Adat)
52
Hari pernikahan kedua. ( Tidak Jadi Cerai)
53
Pernikahan Hari Ketiga.
54
Pernikahan Hari Ketiga
55
Pernikahan Hari Ketiga.
56
Pernikahan Hari Ketiga.
57
Pernikahan Hari Keempat.
58
Pernikahan Hari Ke empat.
59
Pernikahan Hari Ke empat
60
Pernikahan Hari Ke empat
61
Hari pernikahan ke Empat.
62
Hari Pernikahan ke Lima.
63
Pernikahan Hari Ke Lima.
64
Pernikahan Hari Ke Lima
65
Pernikahan Hari Ke Enam.
66
Pernikahan Hari Ke Enam.
67
Pernikahan Hari Ke Enam.
68
Pernikahan Hari ke Enam.
69
Pernikahan Hari Ke Enam.
70
Pernikahan Hari ke Sepuluh.
71
Jepri dan Nurma resmi menjadi Suami Istri.
72
Kasihan Melihat Mamak.
73
Bapak Mertua Korupsi.
74
Akhirnya Berurusan Dengan Polisi.
75
Urusan Dengan Polisi Selesai.
76
Bapak Mertua Dipindah Tugaskan.
77
Orang Batak Poligami?
78
Poligami.
79
Yosua Poligami.
80
Mamak Sakit.
81
Antara Kasihan dan Benci.
82
Berbagi Istri.
83
Bertemu Dengan Mora.
84
Bapak Mertua Yang Berzinah.
85
Cerita Dari Yosua.
86
Yosua tetap anak Mami.
87
Berurusan Dengan Ipar lagi.
88
Anak-anak ku Keterlaluan.
89
Belum ada Tanda kebahagiaan.
90
Peringatan Pada Yosua.
91
Aku Hamil.
92
Melamar Calon Pegawai Negeri Sipil.
93
Rencana Perceraian.
94
Sidang adat Perceraian.
95
Akhirnya Cerai Juga.
96
Lega....!
97
Kisah Pilu.
98
Niat Terselubung!
99
Niat Mamak Yang lain.
100
Mamak pasti Punya Rencana Lain.
101
Keluarga ku Hancur.
102
Anak Tiri.
103
Amuba ' Anak muka Batak'
104
Bertemu Jepri dan Istrinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!