Bukan Simpanan

"Kamu di mana?" tanya Zizi menghubungi Bara kali ini di angkat oleh lelaki itu.

"Rumah sakit"

"Kapan kamu ada waktu buat kita bicara?" tanya Zizi

"Nanti aku cari Waktu"

"Bar!! aku serius! jika memang pernikahan ini masih mengganjal kita bicara kan,mama mu sudah menyiapkan semua nya Bar,apa kamu tega menghancurkan impian nya?" tegas Zizi

"Aku lelah Zi"

"Jangan mengelak jika aku ajak bicara,kamu lelaki harus punya prinsip"

"Zi,,beri aku waktu untuk memikirkan semua ini"

"Bar,,aku cuma butuh kejelasan!"

Bara menutup ponselnya,Zizi mencoba berulang kali menghubungi kembali tapi tidak bisa, lagi-lagi hanya air mata yang bisa Zizi keluar kan"

****

"Aku hanya minta pertanggung jawaban mu mas!"

"Rum, selama ini kita bercinta atas dasar suka sama suka tidak ada pemaksaan bukan! kenapa sekarang kamu minta pertanggung jawaban kamu tau kalau aku akan segera menikah dengan Zizi" jelas Bara, dari kemarin Arum mendesak Bara untuk bertanggung jawab atas kehamilan nya yang sudah masuk dua bulan.

"Mas,,aku tau kamu akan menikah dengan Zizi tapi bagaimana dengan kandungan ku,apa anak ini akan di biarkan lahir tanpa ayah?" tanya Arum mulai mengisak, awalnya Arum tidak berani menikah dengan Bara hanya sekedar bermain di belakang Zizi karena dia tak menyukai Zizi,Zizi adalah sepupu jauh Arum, mereka sama-sama datang dari kampung dan kuliah di Jakarta tapi Arum menganggap Zizi adalah saingan nya dari dulu,Zizi banyak di sukai lelaki saat di kampus membuat Arum tidak suka, mereka satu kampus tapi berbeda jurusan saat mengetahui Zizi berpacaran dengan Bara,Arum yang kebetulan menjadi perawat di rumah sakit yang sama mengambil kesempatan dengan menggoda Bara.

"Gugur kan saja,aku tidak ingin melihat mama ku kecewa" jawab Bara

"Kamu gila!! ini anak mu mas,kamu ingat bukan hampir tiap hari kamu melakukan nya dengan ku" marah Arum

"Lalu kamu mau apa? pernikahan! jangan harap itu terjadi Rum,aku tidak mencintai mu,kita hanya bersenang-senang" tegas Bara

"Tega kamu mas,,tega!!!" isak Arum,Arum ingin keluar dari ruangan Bara saat membuka pintu dia melihat Zizi sudah berdiri dengan air mata menggenang di pipi

"Zi-zi" ucap Arum pelan

"Zi" panggil Bara

Plak.....

Satu tamparan kuat Zizi layangkan untuk Arum membuat Bara terdiam.

"Kamu tau dia siapa Bar? dia sepupu ku dan kalian bermain di belakang ku selama ini,ini kesibukan yang kamu katakan hingga tak punya waktu untuk ku Bar" pekik Zizi emosi

"Zi...ini rumah sakit,kita bisa bicarakan ini baik-baik sayang"bujuk Bara karena bagaimana pun dia harus menjaga reputasi nya di sini.

"Jelaskan di depan mama mu!" pinta Zizi membuat Bara terdiam,dia bingung bagaimana cara menjelaskan pada mama nya ,jangan kan mengetahui Arum hamil mengetahui dia selingkuh saja mungkin mama nya akan marah besar.

"Jangan pengecut Bar,jangan lari dari masalah!! jika kalian saling cinta temui mama mu"

"Tidak!!! aku mencintai mu Zi,bukan dia" tunjuk Bara membuat Arum menggeleng kan kepala nya memang Arum tau selama ini Bara mencintai Zizi dan tak ada perjanjian tentang percintaan mereka,tapi kali ini berbeda cerita Arum hamil.

Zizi menggeleng kan kepala nya lalu pergi, perasaan nya sakit saat ini,jika di khianati oleh Bara dengan perempuan lain tidak masalah bagi Zizi mungkin masih bisa dia mencoba tersenyum tapi kali ini dengan Arum sang sepupu yang selalu menganggap nya musuh.

Bagaimana cara menjelaskan pada ayah dan ibunya kalau dia tidak jadi menikah,apa Zizi siap melihat hati orang tua nya gelisah?