NovelToon NovelToon
Aku Dan Lelaki Yang Merenggut Kesucianku

Aku Dan Lelaki Yang Merenggut Kesucianku

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Konflik etika
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Pernah mengalami pelecehan saat akhir SMA, membuat Latifa hampir gila dan trauma. Latifa berubah drastis dan selalu mengurung diri serta depresi. Hal itu membuat kedua orang tua Latifa curiga.

Satu-satunya cara agar Latifa sembuh, yaitu Latifa diungsikan ke kampung halaman orang tua Latifa yang tentram dan damai.

Empat tahun kemudian Latifa kembali ke kota, demi sang buah hati. Latifa melamar pekerjaan di sebuah rumah makan yang ternyata pemiliknya merupakan seseorang yang ada hubungannya dengan lelaki yang pernah membuat masa depannya menjadi suram.

Ketika Latifa sesekali membawa sang putra semata wayang ke kota, kehadiran sang putra menimbulkan sebuah kecurigaan seseorang. Siapakah sebenarnya seseorang itu, sampai rela menyewa mata-mata untuk mengawasi putra dari Latifa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Hukuman Dika

  Sebulan setelah pernikahan itu, Latifa merasa heran sebab Dika yang dia duga akan mendatanginya di mess, tidak ada muncul menampakkan batang hidungnya.

  Meskipun hatinya senang, tapi sisi lain dari hatinya bertanya-tanya dan mulai penasaran dengan Dika.

  "Syukur sih lelaki penipu itu tidak lagi mendatangiku, tapi kenapa selama sebulan setelah pernikahan itu, dia sama sekali tidak terlihat batang hidungnya? Dulu sebelum menikah, dia justru mendatangi mess ini diam-diam karena dia memiliki kunci duplikat, dan mengagetkanku." Latifa berpikir keras tentang menghilangnya Pradika setelah sebulan terjadi pernikahan antara dirinya dan Dika.

  Latifa segera bersiap untuk ke restoran, hari ini dalam wajahnya tidak terlihat gurat sedih seperti awal pernikahan itu terjadi. Bebannya seakan berkurang setelah akte kelahiran Gaza terbit, meskipun tidak dalam genggamannya. Dan kini Dika tidak pernah lagi muncul setelah pernikahan itu, membuat Latifa merasa senang dan plong.

  Tiba di restoran, Latifa bekerja dengan hati yang gembira, sebab besok setelah pulang kerja dia merencanakan akan mengunjungi Gaza di Bogor.

  Setengah jam sebelum jam istirahat, beberapa pengunjung mulai datang. Latifa masih gesit melayani pengunjung.

  "Tifa, berikan pesanan ini ke meja nomer 20," ujar Chef Galih.

   "Baik Chef," patuhnya seraya meraih nampan yang isinya nasi dan tomyam serta jus belimbing.

  Latifa tiba di meja yang dimaksud, lalu meletakkan pesanan pengunjung itu di meja seraya mempersilahkan pengunjung itu menikmati hidangannya.

 "Silahkan, Mas dinikmati hidangannya," ucap Latifa lembut.

  "Terimakasih, Sayang. Sudah dua kali aku dilayani kamu di restoran ini. Tunggu aku nanti di mess saat jam istirahat," balas pengunjung itu hangat. Sontak Latifa menoleh dan menatap lekat pengunjung itu.

  Latifa kaget setengah mati seraya memegangi dadanya. "Pradika," kejutnya menatap Pradika yang tiba-tiba saja muncul setelah sebulan lamanya. Lelaki muda itu sepertinya baru saja dari kantornya, saat jam istirahat langsung ke Salina Restoran.

  "Kamu mau makan juga, kalau mau duduk saja, biar aku pesankan," ucap Dika santai.

  "Ah, tidak terimakasih. Permisi." Latifa segera pergi dari meja nomer 20 itu yang seketika membuat moodnya kembali buruk seperti sebulan yang lalu.

  "Latifa, kapan anakmu diajak lagi ke sini? Saya merasa senang bisa ketemu anakmu beberapa bulan lalu di halaman mess." Mama Salina tiba-tiba mencegat Latifa yang baru saja mengantarkan makanan untuk pengunjung meja nomer 20 yang ternyata Pradika.

  "Iya, Bu. Sepertinya tidak diajak dulu. Dia suka manja kalau dibawa ke sini, kalau tiba dipulangkan, dia merajuk dan menangis karena tidak ingin berpisah dari saya, sementara saya harus bekerja," jelas Latifa.

  "Begitu, ya? Ya sudah tidak apa-apa, lebih baik kamu yang sering-sering mengunjunginya, supaya anakmu tidak sedih dan terobati rindunya karena bertemu kamu."

  "Iya, Bu. Kalau begitu saya permisi, masih ada pekerjaan sebelum jam istirahat," pamitnya sembari berlalu meninggalkan Bu Salina.

  Jam istirahat pun tiba. Latifa segera keluar restoran menuju mess. Sementara Dika sudah bersiap mengikuti Latifa menuju mess, akan tetapi dia sengaja menemui dulu mamanya.

  "Mama," panggilnya.

  "Dika, kamu sudah makan siangnya?"

  "Sudah barusan, Ma. Papa tidak datang, Ma?"

  "Papa tadi jam 11 pergi menemui Pak Sumantri untuk mengambil pesanan udang galah," sahut Mama Salina.

  "Istrirahatlah dulu di ruangan Papa kalau kamu ngantuk."

  "Tidak, Ma. Dika mau ke mess saja. Di sana lebih nyaman."

  "Terserah kamu saja," ucap Mama Salina akhirnya.

  "Mas Pradika, ini pesanan Anda tadi." Seorang Pelayan menghampiri Dika, lalu memberikan sebuah kantong yang isinya pesanan Dika.

  "Pesan apa kamu Dik?" Bu Salina penasaran.

  "Dika pesan tomyam buat pulang dari sini." Dika memberi alasan padahal bukan untuk dirinya melainkan Latifa. Mama Salina mengangguk percaya dengan alasan Dika.

  Dengan langkah pasti Dika segera menuju mess. Dia merogoh saku celana dan mengambil kunci mess. Namun sayang, pintu mess Latifa tidak bisa dibuka. Sepertinya Latifa mengunci selot pintu messnya. Terpaksa Dika menekan bell dan mengetuk pintu.

  Sementara itu, Latifa yang baru saja selesai membersihkan diri dan sholat zuhur, bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan siangnya, kali ini dia cukup makan siang dengan goreng telur saja.

  Namun bunyi bell dan ketukan pintu di depan menahan langkah kakinya. Dengan terpaksa Latifa melangkah menuju pintu yang dia yakini orang itu adalah Dika.

  Pintu itu terbuka, dengan cepat Dika masuk lalu menutup dan mengunci kembali pintu itu rapat-rapat. Latifa terkejut, raut wajahnya tidak suka dengan kedatangan Dika.

  "Sayang, kenapa pintunya susah dibuka, bukankah tadi aku bilang aku akan ke mess? Aku bawa makan siang untukmu." Latifa tidak menjawab sepatah pun celotehan Dika.

  Dika nampak tidak peduli, dia segera menuju dapur untuk menyiapkan makan siang Latifa.

  "Sayang makanlah, aku sudah siapkan nasi dan tomyam ini," ujar Dika seraya meletakkan piring dan mangkuk yang sudah diisi tomyam dan nasi di meja ruang tengah. Latifa hanya bengong melihat Dika menyiapkan makan siang untuknya.

  "Untuk apa kamu ke sini, lagipula aku tidak akan makan apa yang kamu siapkan," tampik Latifa seraya menuju dapur lalu menyalakan kompor dan memasang wajan di atasnya untuk menggoreng telur.

  Dengan sigap Dika mengikuti Latifa, lalu memeluk tubuh Latifa dari belakang seraya mencengkram kedua tangan Latifa, tidak lupa kompor itu dimatikan. Kini Dika sudah membalikkan tubuh Latifa menghadapnya.

  "Sudah aku bilang, makanlah dulu tomyam itu. Jangan menolak pemberian suamimu, nanti kualat."

  "Suami? Kamu bukan suami aku, tapi bajingan dan penipu," sangkalnya seraya berontak, hal ini menimbulkan ringisan kecil di wajah Dika, sebab saat Latifa berontak ada yang ikut berontak juga.

  "Makanlah, atau kamu akan tahu akibatnya," paksa Dika seraya menatap lekat mata Latifa.

  "Tidak, aku tidak butuh perhatianmu. Lepaskan, aku mau menggoreng telur," berontaknya lagi, membuat Dika tidak sabar lagi.

  "Baik, jangan salahkan aku karena kamu tidak mengindahkan perintah suamimu," cetus Dika seraya membawa tubuh Latifa ke dinding dapur dan menghimpitnya.

  "Apa yang akan kamu ...."

  "Ummmhhh." Hanya bunyi lenguhan yang akhirnya terdengar dari bibir Latifa, karena Dika berhasil membungkamnya dengan leluasa. Latifa berusaha berontak, tapi sia-sia. Bibir Latifa kini dibungkam Dika sebagai hukuman karena Latifa membantahnya.

  "Pagutan itu sulit Latifa lepas, sehingga tanpa dia sadari mereka sudah saling bertukar saliva. Hal itu membuat Dika senang bisa merasakan kembali bibir manisnya Latifa.

  Perlahan Dika melepaskan pagutannya. Bibir Latifa yang basah disekanya dengan wajah yang bahagia.

  "Ini balasan bagi seorang istri yang tidak patuh perintah suami. Bagaimana, apakah kamu masih mau membantah? Kalau iya, maka hukuman itu akan aku tambah," ancam Dika menyeringai. Latifa meneteskan air mata, dia kecewa dengan perlakuan Dika.

  "Ayo makanlah dulu, aku seperti ini karena sayang sama kamu. Kamu tidak perlu menangis, sebab apa yang aku lakukan tadi merupakan kerinduan aku padamu sebagai seorang suami," bujuk Dika seraya menyeka air mata di wajah Latifa.

  "Maafkan aku. Sekarang, kamu harus makan. Kalau tidak, maka nafkah batin pertama akan aku berikan siang ini juga," ancam Dika membuat Latifa dilanda takut.

  "Baiklah, a~aku makan. Tapi, aku mohon, kamu jangan melakukan itu," balas Latifa seraya mengikuti Dika menuju ruang tengah.

  Dika tersenyum melihat Latifa setakut itu dan kini dia mulai makan tomyam yang disiapkannya.

  "Makanlah senyaman kamu, aku tidak akan melihat atau mengganggu kamu," ucap Dika pengertian lalu dia bergegas ke dalam kamar. Sementara Latifa menatap kepergian Dika ke kamar dengan takut.

  "Kapan kamu mempertemukan aku dengan Gaza? Atau gimana kalau besok kita sama-sama pergi menengoknya?" Pertanyaan Dika membuat Latifa membeku, dia tidak menduga kalau Dika begitu tahu apa yang akan direncanakannya.

1
Citra Merdeka
like
Lina Zascia Amandia: Trmksh
.. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Nasir
Lanjut...
HarryJu
Next...
Riyall Arieserra
up date lagi torr
Lina Zascia Amandia: Ditunggu ya besok.
total 1 replies
Citra Merdeka
nunggu latifa kena penyakit bucin 😁
Lina Zascia Amandia: Sippp
total 1 replies
Citra Merdeka
lanjut Thor.... gantung bikin penasaran 😁
Lina Zascia Amandia: Tungguin, nanti dilanjut...
total 1 replies
Citra Merdeka
aku mampir Thor... mana kopi 😁
Lina Zascia Amandia: Ayo kopinya kasih dong... hehhehe
total 1 replies
Lina Zascia Amandia
Mampir dong wahai Readers Zayang...
Citra Merdeka
semoga dimudahkan dan berjodoh aamiin
terima kasih Thor update nya selamat pagi
Citra Merdeka: sama-sama Thor
Lina Zascia Amandia: Mksh byk. Trmksh singgahnya. Selamat pagi juga.
total 2 replies
Citra Merdeka
terima kasih Thor update nya selamat malam
Lina Zascia Amandia: Trmksh Kakak cantik sudah singgah..
total 1 replies
Citra Merdeka
waduh Dika usil😁
Lina Zascia Amandia: Wkwkwkwkkwkw
total 1 replies
Citra Merdeka
terima kasih Thor update nya
Citra Merdeka: siaaap In syaa Allah
Lina Zascia Amandia: Sama2. Tungguin lanjutannya ya Kak. Promosiin sekalian ke teman2nya ya Kak biar rame.
total 2 replies
Noviyanti
gk sabar liat dika bertemu sama gaza
Noviyanti
hm menarik nih. teruskan
Noviyanti
ya telusuri terus ya, biar bisa ketemu sama anakmu
Noviyanti
semangat latifa
Citra Merdeka
terima kasih update nya Thor
selamat hari raya idul adha
maaf lahir batin
Lina Zascia Amandia: Sama2 Kak. Selamat hari raya idul adha juga. Maaf lhr dn batin juga.
total 1 replies
Noviyanti
bunga mendarat, bayang2 menyedihkan pasti sulit dilupakan. semangat latifa
Lina Zascia Amandia: Mksh Kak Nov.
total 1 replies
Noviyanti
latifa dibawa dika, ya salah si arda si manas2in
Noviyanti
idih geli sama kelakuan si sihni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!