Suami Misterius

"Sky," panggil Agam, lantaran Sky masih asik melamun dikarenakan terkejut dengan pengakuan Agam.

"Ah i- iya kak."

"Bagaimana? Apa kamu mau menikah dengan ku?"

"Huffstt. Sebelumnya, aku berterima kasih atas pengakuan perasaan kakak padaku. Namun ... Maaf, aku tak bisa menerimanya. Sungguh aku tak bermaksud menyakiti perasaan kakak, tapi aku tak bisa," jawab Sky.

"Kenapa? Apa kamu mencintai pria lain? Atau kamu sedang dekat dengan pria lain?" tanya Agam bertubi-tubi, namun masih dengan nada yang lembut.

"Bukan hanya dekat saja, tapi aku sudah ... Aku sudah menikah," jawabnya dengan jujur.

"Apa? Tapi kenapa kamu tak mengundang ku?" tanyanya terkejut, lalu ia pun tersenyum dengan getir.

"Sejak kapan kamu menikah dengannya?" tanya Agam lagi.

"Sejak beberapa bulan lalu, dan pernikahan ku memang tidak banyak orang yang tau. Lantaran banyak kejadian yang tak terduga, termasuk meninggal nya kakek ku," jawabnya.

"Apa? Jadi kakek Abdullah sudah tiada?"

"Ya, sebab itulah tak banyak orang tau pernikahan ku ini."

"Inalillahi wainnailaihi roji'un, Sky maafkan aku, aku tidak tau kalau kakek sudah tiada," ucapnya penuh sesal, lantaran ia begitu kenal dengan sosok sang kakek Abdullah.

Karena dulu, ketika Sky masih mondok di pesantren kedua orang tuanya, kakek Abdullah sering menjenguk Sky.

Ditambah lagi, kakek Abdullah adalah teman dari kakeknya, jadi sebab itulah ia dan kedua orang tuanya begitu kenal dengan almarhum.

"Tak apa kak. Aku juga minta maaf sama kakak."

"Tidak apa, tapi kita masih bisa berteman bukan?"

"Tentu saja," jawabnya dengan senyum tipis.

Tak lama Lily pun datang, dan ia pun langsung duduk di kursi sebelumnya, yakni di sebelah Sky.

"Maaf lama, tadi saya habis dari toilet terlebih dahulu," ucap Lily.

"Tak apa," jawab keduanya.

Mereka pun mulai melanjutkan makan mereka.

...***...

Di mansion, lebih tepatnya ruang kerja suami Sky, ia tengah menunggu asistennya itu.

Lama ia menunggu, akhirnya asistennya pun datang.

"Tuan," ucapnya.

"Hm, apa sudah kau dapatkan?" tanyanya.

"Sudah tuan, mengenai informasi pria tersebut sudah ada di dalam amplop ini," jawabnya sekaligus memberikan amplop coklat berukuran sedang pada tuannya itu.

Pria itu pun tak lantas mengambil amplop yang di sodorkan oleh sang asisten, ia hanya menatapnya saja.

"Bacakan," ucapnya.

Sementara asistennya itu hanya bisa menghela nafasnya.

Andai saja ia tidak di gaji besar oleh tuannya itu dan juga ia tidak berhutang budi pada keluarga tuannya itu, pasti ia sudah keluar dari pekerjaannya ini.

Bagaimana tidak, jika tuannya sedang marah atau kesal, membuat dirinya kesal setengah mati, namun begitu dia beruntung mendapatkan seorang tuan yang baik dan tidak pernah membedakan antara majikan dan bawahan.

"Kenapa diam saja? Cepat bacakan!!'

"Astaga cemburu bisa membuat orang sedikit tidak waras," gumamnya.

"Apa kau bilang?"

"Tidak tuan, saya tidak bilang apa-apa," bohongnya.

"Cepat bacakan."

"Huffstt. Menurut informasi yang saya dapat, pria itu bernama Agam Maulana hafiz. Dia anak dari seorang kiyai pemilik pesantren Az-Zahra yang letaknya berada di daerah Jawa barat, saat ini ia melanjutkan S2 nya di Mesir, ia juga adalah seorang Gus muda, umur dia saat ini 24thn. Pria itu dulunya adalah kakak kelas dari nona Sky waktu semasa SMA, karena dulu nona Sky bersekolah sekaligus mondok di pesantren milik dari orang tua pria itu, jadi oleh karena itu mereka saling kenal. Sekian informasi yang saya peroleh," jelasnya.

"Jadi mereka kakak kelas dan adik kelas?"

"Benar tuan."

"Kau boleh keluar."

"Baik, kalau begitu saya permisi."

Pria itu pun keluar dengan membawa informasi mengenai pria bernama Agam itu.

"Dari informasi tadi, sepertinya pria itu adalah pria baik-baik, bahkan dia berasal dari keluarga yang paham akan agama. Lalu bagaimana jika mereka berdua saling mencintai?"

"Oh sh***t, ada apa denganku." Pria itu pun mengusap wajahnya dengan kasar.

...***...

Sementara di restoran, Agam dan Sky pun sudah menghabiskan makan malam mereka, lantas mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Jika Sky pulang ke rumahnya, maka Agam akan kembali ke hotel tempatnya menginap, baru besok ia akan kembali ke rumah kedua orang tuanya.

"Kak terima kasih ya atas ajakan makan malamnya," ucap Sky dengan tulus.

"Sama-sama."

Kali ini mereka sudah berada di area parkir restoran tersebut.

"Kalau gitu aku permisi, assalamu'alaikum," ucap Sky.

"Wa'alaikumusalam, hati-hati," ujar Agam, dan Sky pun hanya tersenyum manis.

Kemudian ia pun melangkah menuju mobil yang dimana Lily sudah menunggunya.

Sementara Agam, pria itu masih menatap gadis pujaan hatinya, yang harus ia lupakan itu, lantaran pujaan hatinya sudah menjadi milik orang lain.

Andai saja, ia dulu lebih memberanikan diri untuk melamar Sky, pasti saat ini ia akan sangat bahagia mendapatkan gadis baik nan cantik itu.

Namun mungkin ini takdirnya yang tidak berjodoh dengan gadis yang ia cintai.

Saat ia sudah tak lagi melihat mobil yang ditumpangi oleh Sky, ia pun berjalan ke arah mobilnya, kemudian ia pun masuk dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan area restoran.