NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua

Kehidupan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hwany

mengisahkan seorang pemuda yg masuk kedalam portal dunia lain dan terjebak dalam dunia penuh ilusi. Akankah dia kembali kedunia dia yang sebenernya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hwany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 11

Setelah selesai menonton saat berada di dalam mobil

Tiba-tiba ponselnya berdering dan dia segera mengangkat panggilan di ponselnya.

"iya..ada apa?"

"apa..? Yah....bukan kah sudah ku bilang hari ini menyuruhmu mengosongkan jadwal." terlihat Sun Jae begtu kesal..

"baiklah baiklah aku mengerti." dengan kesal dia menutup teleponnya

"kenapa?"tanya ku penasaran.

"ada sesuatu yang harus ku kerjakan."

"ahh... Seperti itu. Kalau begitu tidak apa-apa aku pulang sendiri saja."

"yah....tidak bisa aku akan mengantar mu pulang." katanya.

"atau kamu mau menungguku di apartemen?" tanya Sun Jae

"yang benar saja..tidak tidak lebih baik aku pulang saja. Kantor mu tidak jauh dari sini. Kalau mengantarku dulu membutuhkan waktu yang lama."

"tidAk mungkin aku membiarkan mu pulang sendiri." kata Sun Jae.

"tidak apa-apa lagian aku mau mampir ke toko buku dulu dekat sini".

"yah... kamu tau kan aku tidak tega meninggalkan mu."kata Sun Jae sedih

"sudahlah... Aku tidak apa-apa. Aku mengerti." kata ku membujuk nya. Akhirnya dengan berat hati Sun Jae mengantar ku ke toko buku yang ku maksud.

"hubungi aku kalau ada apa2, Mengerti..!" kata Sun Jae dengan tegas

"mengerti." senyumku

"hati-hati di jalan." kataku dan keluar dari mobilnya

Sun Jae pun melambaikan tangan kemudian berlalu pergi dari hadapan ku

Dan aku segera masuk ke toko buku. Melihat-lihat beberapa buku novel dan juga beberapa buku pelajaran.

Setelah menemukan buku yang ku cari aku melakukan pembayaran. tak terasa waktu begitu cepat berlalu hari mulai gelap dan waktu menunjukan jam 6 lebih. Aku menunggu taxi di pinggir jalan. Dan tak berapa lama sebuah taxi berhenti di depan ku. Saat ku buka pintu taxi tiba2 ku dengar sebuah gantungan kunci mobil berupa lonceng kecil berbunyi. Dan seketika aku terdiam mematung entah kenapa reflek saja aku merasa sebuah perasaan takut.

"kenapa?" tanya supir taxi itu membuyarkan lamunan ku

"ah ... Aku aku." aku memandang supir taxi yang memunggungi ku.

Tiba-tiba ponselku berbunyi. aku benar benar merasa beruntung.

Dengan cepat aku mengangkat ponselku

"iya.." jawabku

"oh... Tae Sung. Aku sedang di hanyang di toko buku. Ahh... Kamu sedang berada disini. Oohh..mau pulang bersama? Iya tentu baik lah."

"paman maaf.. aku akan pulang bersama temanku." kata ku pada supir taxi itu dan menutup kembali pintu mobilnya. Dan menjauhi taxi nya

"yah... apa yang kamu katakan?" kata Tae Sung tidak paham dengan perkataan ku. Padahal aku hanya bicara sendiri saja supaya aku punya alasan lain untuk tidak jadi naik taxi itu

"maaf .. Tadi kamu bilang apa?" tanya ku lagi

"oh... Jadi kamu ingin pulang dengan ku." kata Tae Sung

"bukan bukan begitu.. ada apa kamu menelpon ku?" tanya ku mengalihkan pembicaraan

"apa terjadi sesuatu?" tanya Tae Sung

"entah kenapa aku merasa takut dengan supir taxi itu. "

"sekarang dia ada dimana?" tanya nya lagi

"dia tak jauh dari tempat ku aku merasa dia terus memperhatikan ku. Aku juga merasa tidak asing dengan wajah nya" aku mulai merasa tidak nyaman

"apa disana ada banyak orang?" kata Tae Sung

"tidak banyak hanya beberapa saja." kata ku sambil menatap sekitar ku. Hanya ada dua pejalan kaki dan selebihnya kendaraan yang berlalu lalang

"aku tidak jauh dari tempat mu. Sebaiknya bergegas pergi dari tempat mu. Jangan panik."

"aku harus berjalan ke arah mana?" tanyaku

"terus saja berjalan maju. Berjalan dengan santai dan jangan dimatikan telponnya." kata Tae Sung menjelaskan

Aku pun mengikuti apa yang dia katakan

aku berjalan maju dan tidak berani menoleh ke belangaku. Aku takut membuatnya curiga. Aku juga takut kalau kalau dia mengikuti ku.

Aku mulai mempercepat jalan ku dan sebuah langkah kaki begitu berat terdengar dari arah belakang ku..

"aku merasa seseorang mengikuti ku." kata ku pelan

"benarkah? tenang jangan terlihat panik. Kamu mengerti " kata Tae Sung menenangkan ku.

tiba tiba terdengar bunyi ponselku kehabisan batre nya.

Aku semakin takut..

"im sol aku..." sebelum Tae Sung menyelesaikan kata kata nya ponselku seketika mati

ketakutan menyelimuti ku, pikiran ku kacau dan saat kekacauan itu terjadi tiba-tiba sekelebatan bayangan muncul di benak ku. aku yang berlari terengah engah sedang di kejar kejar oleh sesuatu tapi tidak tau apa itu. Aku juga menyadari kalau kejadian yang menimpaku saat itu tidak ada saksi mata, sang pelaku belum tertangkap. Itu berarti pelaku masih berkeliaran dan pasti dia sedang mengincar ku lagi. Semua pikiran buruk terus merasuki pikiran ku. Keringat dingin mulai mengucur di dahi ku. Aku tidak bisa berfikir jernih. Apa lagi ku dengar sebuah sepatu berjalan begitu cepat seakan akan dia sedang mengejar ku. Aku pun mulai berlari untuk menjauhi orang itu. Bagaimana ini apa yang harus ku lakukan? Panik ku Jika dia pelakunya. Aku akan mati di tempat ini. Aku pun baru menyadari tidak ada orang di sekelilingku dan suasana jalanan begitu sepi dengan lampu jalanan begitu redup. Itu semakin menyadarkan ku pada kejadian dramatis yang menimpaku. keadaanya benar benar sama. nafasku mulai tersengal sengal, aku merasa dadaku begitu sesak. Aku berlari menuju tiang listrik yang tak jauh dari tempat ku berada. lutut ku gemetar dan kaki ku terasa sangat lemah. Aku tidak sanggup berlari lagi untuk menjauhi pria yang berada di belakang ku. Aku berdiri di dalam lingkaran terang dari lampu jalanan. Dan aku menoleh ke belakang terlihat samar-samar seorang pria bersepatu berlari seperti dugaan ku dia memang sedang mengejar ku. nafasku semakin tidak menentu antara sesak dan terasa sakit di dadaku. Antara kejadian saat itu dengan sekarang terus bergentayangan di benak ku. Dan terlihat juga dari arah berlawanan seseorang berlari menuju ku. Tatapan ku mulai kabur, mungkin karena panik juga perasaan teramat sangat ketakutan. Tak berapa lama seseorang dari arah berlawanan dengan pria yang membuat ku takut muncul.

"im sol.."panggilnya dia juga terlihat terengah engah.

Aku pun mulai merasa lega mendengar dia memanggil namaku. Aku mendekatinya dan tiba2 aku jatuh ke pelukannya. Dengan sigap Tae Sung menangkap tubuh ku yang terhuyung ke dalam pelukanya.

"apa kamu baik baik saja." tanya nya lagi dan membiarkanku memeluknya

"aku merasa lega.." kata ku dan tiba2 aku menangis pelan.

Pria yang mengejar ku dari belakang juga terdengar terengah engah dan berdiri dihadapan kami.

"ini ..." sepertinya dia menyodorkan sesuatu.

"maaf jika membuatnya takut aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya ingin mengembalikan dompetnya yang baru saja terjatuh." jelas pria itu dan memberikan dompetku pada Tae Sung dan dia berlalu pergi

Aku tidak mempedulikan obrolan mereka aku hanya ingin menenangkan pikiranku dulu

Dan mengumpulkan tenaga ku

aku juga merasa malu karena aku sempat menangis

"apa semua sudah baik baik saja." tanya Tae Sung

aku segera melepaskan pelukanku da menyeka air mata ku.

"maaf .." kata ku menunduk

"aku benar-benar sangat khawatir . Ini, dia hanya ingin mengembalikan dompet mu." kata Tae Sung dan menyodorkan dompet ku. Dan aku segera mengambilnya

"maaf .. Aku tiba-tiba teringat saja dengan kejadian saat itu. " kata ku dengan dana lemas

"Dan juga ini sudah malam kenapa masih berkeliaran di luar. "Tae Sung juga terdengar khawatir

"aku sudah membeli beberapa buku." kata ku sambil mengangkat kantong kecil yang ku genggaman

"lain kali kamu harus hati-hati. Apa kamu masih ingat supir taxi nya?" tanya Tae Sung.

"aku belum bisa mengingatnya. Apa mereka orang yang sama."

"astaga lihat ini.. " kata Sun Jae dan melihat ku dengan wajah yang berkeringat perlahan lahan dia menyeka keringat ku dengan sapu tangan yang dia keluarkan dari saku nya.

"bagaimana kalau aku tidak ada Disni " omel nya

"iya aku sangat bersyukur kamu ada Disni." kata ku dengan mata yang berkaca-kaca.

"sudahlah .. Ayo aku antar pulang ." kata nya dan saat akan memapah ku aku segera berjalan menjaga jarak dengannya

"em .. Tae Sung soal yang baru saja terjadi." kataku ragu-ragu.

"iya aku mengerti, lupakan saja pelukan tadi kamu hanya sedang kacau saja." kata Tae Sung penuh pengertian.

Tae Sung pun mengantarku pulang.

Setibanya di rumah ku, aku berterima kasih sekali pada Tae Sung dan aku berjanji akan membalas kebaikan nya. Kemudian dia berlalu dari hadapan ku.

1
Ramadhan Lukman Hady
/Casual//Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!