Menikah Dengan Gadis Desa.

Ibarat mendapat seteguk air ditengah gurun pasir, di saat Shaka mendengar kabar jika secara kebetulan malam ini mama Vivi akan mengikuti salah satu ajang fashion show yang akan menampilkan beberapa gaun terbaik hasil karyanya.

Harus menemani dan menyaksikan secara langsung acara tersebut menjadi alasan Shaka untuk menolak undangan dari Tari dan juga calon suami terkutuknya itu.

Malam harinya.

Shaka nampak menemani mama Vivi menghadiri acara fashion show yang diadakan di salah satu hotel ternama di ibukota. Sementara Kina dan juga Lilis serta beberapa pegawai mama Vivi yang lainnya tengah mempersiapkan beberapa gaun yang akan di peragakan oleh model beberapa saat lagi.

Awalnya semua berjalan lancar sesuai dengan rencana, namun setengah jam sebelum acara di mulai mama Vivi mendapatkan kabar yang membuat wanita itu jadi panik bukan main.

"Kenapa baru sekarang di sampaikan jika modelnya berhalangan untuk hadir." kesal, mama Vivi pun melontarkan protes pada pihak penyelenggara fashion show, karena sesuai dengan aturan yang berlaku model akan di sediakan oleh pihak penyelenggara tapi nyatanya semua sangat mengecewakan.

"Kami benar-benar minta maaf atas ketidaknyamanan ini, Nyonya."

Ingin rasanya mama Vivi mengamuk, namun semua itu pasti hanya akan membuang-buang waktu saja.

"Ada apa, mah???." tanya Shaka yang menghampiri mamahnya.

"Kata pihak organizer model yang akan memperagakan gaun-gaun mama berhalangan hadir malam ini, ka."

Mendengar hal itu Shaka menangkup wajahnya dengan kasar, ia sangat menyayangkan kejadian seperti ini terjadi pada event besar seperti ini. Jika ia masih menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya, mungkin dia bisa meminta bantuan Tari untuk mengatasi hal semacam ini. Meskipun Tari tidak berprofesi sebagai model namun beberapa kali wanita itu pernah menenangkan fashion show untuk memuaskan hobinya.

"Tidak ada pilihan lain, ka." ujar mama Vivi seraya melirik Lilis.

"Tapi mah...."

"Sebaiknya kamu kembali saja bersama tamu yang lain, biar mama yang mengatur semuanya."

Mau tak mau Shaka patuh saja dengan perintah ibunya. Sebenarnya Shaka tidak pernah ikut campur dalam urusan seperti ini, tapi kali ini entah mengapa ia merasa perlu bersuara di saat ibunya melirik ke arah Lilis, seakan paham dengan apa yang sedang direncanakan oleh mama Vivi.

"Tapi Tante...."

"Please...Lis tolongin Tante... acara ini sangat penting untuk menjaga nama baik butik Tante dan hanya kamu yang bisa menolong Tante malam ini, sayang."

Lilis hendak protes di saat mama Vivi memintanya menggantikan peran model malam ini, namun wajah memelas mama Vivi membuat Lilis tak tega untuk menolak, meskipun ia sendiri tidak yakin apakah bisa melakukannya dengan baik atau tidak.

"Baik Tante...Lilis akan mencobanya, tapi jika Lilis belum mampu melakukannya dengan baik, Lilis harap Tante tidak akan kecewa." ungkap Lilis.

"Terima kasih, sayang.... " sejenak mama Vivi memeluk Lilis sebagai ungkapan terima kasih atas kesiapan gadis itu, Lalu kemudian mama Vivi meminta bantuan MUA untuk me-make over Lilis layaknya seorang model profesional.

Kini mama Vivi sudah berada pada level pasrah, apapun yang terjadi setidaknya karya-karyanya sudah diperagakan di hadapan orang-orang besar serta pengusaha ternama tanah air, untuk hasil ke depannya mama Vivi tak lagi berharap banyak mengingat yang memperagakan hasil karyanya bukanlah model profesional, melainkan seorang gadis muda yang baru beberapa bulan lalu tamat SMA.

Deg.

Deg.

Deg.

Jantung Lilis berdegup kencang menanti gilirannya berpose di karpet merah. Namun satu kalimat Fana yang terlintas di pikirannya seakan menenangkan Lilis. "Jangan pernah takut memulai hal baru!!! jangan pernah ragu untuk melakukan sesuatu. selalu percaya diri dan jangan lupa berdoa!!!." nasehat Fana tempo hari seakan menghipnotis Lilis hingga ketegangan yang dirasakannya berangsur-angsur sirna dan berubah menjadi rasa percaya diri.

"Jika mereka bisa, lalu kenapa aku tidak??." lirih Lilis. "Semangat Lis, kamu pasti bisa!!!!." lanjut gumam Lilis seraya mengarahkan tinjunya di udara untuk menyemangati dirinya.

Jika bukan karena ingin mengambil gambar sebagai pembuktian yang akan dikirimkan pada Tari sebagai alasan, bisa di pastikan Shaka tidak akan repot-repot menghadiri acara fashion show malam ini. Meskipun acara tersebut banyak di hadiri oleh pengusaha muda, namun bagi Shaka itu bukanlah hobinya.

Terbukti atas ketidaktertarikan Shaka pada acara yang tengah berlangsung, pria itu nampak sibuk berbalas pesan dengan sahabatnya, Rusli. entah apa yang tengah dibahas oleh kedua pria tersebut yang jelas sesekali Shaka nampak tersenyum. Sampai beberapa saat kemudian suara tepuk tangan yang meriah dari para penonton berhasil mengalihkan perhatian Shaka dari layar ponselnya.

"Gleg...." jakun Shaka nampak naik turun ketika menyaksikan Lilis bergerak di atas panggung bak seorang model profesional memperagakan gaun pertama berwarna hitam elegan dengan model berlengan, panjang hingga mata kaki namun memiliki belahan depan hingga sebatas paha sehingga memperlihatkan kaki jenjangnya yang putih dan mulus.

Sungguh, Shaka tidak menyangka jika penampilan Lilis akan berubah seratus delapan puluh derajat seperti saat ini. Lilis yang sebelumnya dan Lilis yang di saksikan nya di atas panggung malam ini bagaikan dua orang yang berbeda.

Shaka menoleh ke arah penonton, dan semuanya menatap kagum pada Lilis, terutama para kaum Adam.

"Ck.....Dasar buaya darat." umpat Shaka dengan nada lirih, menyaksikan para pria enggan berkedip menatap ke atas wajah cantik Lilis.

"Waahhhh....." kamu cantik sekali, sayang...." mama Vivi sampai terharu melihatnya.

Lilis terus melanjutkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya malam ini, hingga gaun yang terakhir. Gaun berwarna putih dengan lengan sebatas siku dan panjang menjuntai, dengan tambahan mahkota sebagai pelengkap semakin menambah nuansa mewah pada gaun tersebut. Gaun pengantin hasil karya mama Vivi tersebut terlihat mewah dan elegan.

**

Keesokan harinya.

Berita tentang model cantik di acara fashion show semalam menjadi obrolan hangat dikalangan para pengusaha, dan itu didengar secara langsung oleh Shaka ketika ia hendak meeting bersama beberapa rekan sesama pengusaha tanah air. bahkan Shaka juga mendengar ada beberapa diantaranya yang berniat menjadikan model tersebut sebagai calon istri jika yang bersangkutan berkenan.

Obrolan pagi itu sungguh menyebalkan sekaligus memuakkan bagi Shaka, bahkan ia memilih meninggalkan meeting room sebelum meeting dimulai.

"Hey .. what happened to you, bro????." Rusli yang pagi itu baru saja tiba guna menghadiri acara yang sama di hotel tersebut memilih menyusul Shaka.

"Sampaikan pada mereka semua kalau aku tidak bisa ikut serta dalam meeting pagi ini, kepalaku mendadak sakit." jawaban Shaka berhasil menciptakan kerutan halus di dahi Rusli, pertanda bingung. menjalin persahabatan yang sudah cukup lama dengan Shaka, membuat Rusli tidak percaya begitu saja dengan alasan Shaka. Pasalnya baru kali ini Shaka mangkir dari meeting penting seperti ini.