Ratu Ketiban Duren

Malam hari Akhtar bersama 3 orang sepupunya berencana main ke Jam Gadang yang merupakan ikon kota Bukittinggi. Saat mobil akan dijalankan Akhtar, tiba-tiba ada seseorang menghalangi jalan.

Akhtar melihat Aurell berlari menuju mobil dan mengetuk kaca mobil. Di buka Akhtar dikit.

"Mau apa?" tanya Akhtar datar.

"Aku ikut. Etek bilang kamu mau main ke Jam Gadang."

Akhtar memandang ke samping, dilihatnya Ratu minta persetujuan. Ratu mengangguk. Akhtar mempersilakan naik di jok belakang yang masih kosong.

Mobil kembali Akhtar jalankan menuju pusat kota Bukittinggi. Langsung ke tujuan, Akhtar membawa ke Jam Gadang.

Udara di kota Bukittinggi jika malam hari sangatlah dingin. Akhtar mengajak Ratu duduk dekat taman yang berada di dalam Jam Gadang.

Ratu yang hanya memakai baju kaos tampak kedinginan. Akhtar melihat Ratu yang mulai menggigil. Dibukanya jaket dan diberikan pada Ratu.

"Aku lupa meminta kamu bawa jaket," ucap Akhtar.

"Dingin banget," ujar Ratu dengan bibir gemetar.

Akhtar memeluk bahu Ratu membawa ke dalam pelukan dadanya. Ratu menengadahkan kepala memandang Akhtar. Ia tak bisa mengelak karena emang pelukan Akhtar menghangatkan tubuhnya.

Akhtar memandangi wajah Ratu dengan intens. Tanpa di duga ia mengecup bibir Ratu, walau hanya sekilas tapi tetap membuat gadis itu kaget.

"Menikahlah denganku segera, Ratu. Aku takut khilaf," gumam Akhtar, namun bisa di dengar Ratu.

"Menikah ...." cicit Ratu.

"Ya, pulang dari sini aku mau kita menikah segera."

"Aku belum bisa mengurus Om. Aku aja kadang masih diurus Bunda."

"Aku bisa mengurus diri sendiri, yang penting kamu ada disamping saat pertama aku membuka mata."

"Aku takut nanti kamu bosan."

"Kenapa kamu berani ingin melangkah ke jenjang pernikahan dengan Felix tapi denganku takut?" tanya Akhtar.

"Aku takut tak bisa melayani Om seperti istri yang dulu. Apa lagi melayani soal ranjang," bisik Ratu. Akhtar langsung menjitak kepala Ratu.

"Sakit, Om!"

"Kamu pasti berpikir aku udah pernah melakukan hubungan badan."

"Apa maksud Om?" tanya Ratu keheranan.

"Aku akan mengatakan semuanya. Aku ini belum pernah menyentuh Aurell. Aku duda tapi perjaka," bisik Akhtar.

"Bohong, Om pasti bohong!"

"Kamu nggak percaya?"

"Menurut yang aku dengar, pria akan menuntut haknya langsung saat malam pertama."

"Aku pengecualian, karena aku menikah dengan Aurell atas dasar perjodohan. Aku tak mencintainya. Seminggu habis menikah, aku belum menyentuhnya.Hingga aku harus keluar negeri selama dua minggu. Saat pulang, Aurell tampak pucat dan lesu. Aku mengajak ke dokter."

Ratu tampak serius mendengar cerita dari Akhtar. Aurell yang duduk tak jauh dari mereka meremas tangannya geram. Ia tak ingin menyela takut Akhtar marah. Pria itu jika marah sangat menakutkan.

Aurell ingat saat Dokter menyatakan kalau dirinya hamil, sampai di rumah Akhtar memecahkan semua keramik yang ada. Gucci dan vas bunga menjadi sasaran.

Semua hancur berkeping tak tersisa. Aurell saat itu sangat ketakutan Akhtar akan menyakiti dirinya. Beruntung ia masih bisa menahan emosinya. Akhtar hanya meminta ia pergi tanpa mau ke mendengar penjelasan dari Aurell.

Sejak saat itu Akhtar tak mau bertemu. Tiada bulan mereka tak saling komunikasi hingga as acara keluarga yang mengharuskan mereka bertemu.

Di sana Akhtar menjatuhkan talak buat Aurell. Perutnya yang mulai tampak membesar, membuat semua keluarga menyalahkan Akhtat karena menceraikan istri dalam keadaan hamil.

Semua pandangan kelaurga mulai berubaj saat mengetahui jika Aurell hamil sebelum nikah. Akhtar mengatakan semuanya setelah mendengar rumor jika ia selingkuh.

"Saat kedokter aku harus mendengar kabar mengejutkan, jika Aurell telah hamil dua bulan. Aku dan Aurell sama kagetnya."

"Apa tante Aurell hamil duluan sebelum nikah?"

"Ya, dan itu bukan aku ayah dari bayi dikandungannya."

"Oh, jadi Om belum pernah gituan?" tanya Ratu kaget.

"Gituan apa?" tanya Akhtar balik. Ia sengaja meledek Ratu.

"Anu ...."ucap Ratu gugup.

Akhtar tak bisa menahan tawanya melihat ekspresi wajah Ratu yang malu,mukanya langsung memerah.

Akhtar memeluk punggung Ratu membawa gadis itu ke dalam dekapan dadanya. Ia mengecup pucuk kepala Ratu.

"Aku sangat mencintaimu, Ratuku."

"Hhhmmm ...." dehem Robby. Ratu langsung melepaskan pelukan Akhtar mendengar deheman dari Robby.

Akhtar juga melepaskan pelukannya di pinggang Ratu. Aurell, Robby dan Nisa berdiri dihadapan mereka. Ratu menjadi malu melihat orang itu memandangi mereka seolah minta penjelasan apa yang atas apa yang mereka lakukan.

Bersambung