Wanita Kesayangan CEO
Seorang wanita gendut terbaring penuh luka di sebuah rumah kosong di mana wanita gendut tersebut di siksa oleh sepasang suami istri. Jerit kesakitan tidak dipedulikan oleh sepasang suami istri yang tidak mempunyai rasa empati sedikitpun.
Sejak suaminya berselingkuh dengan sekretaris barunya di tambah mempunyai anak dari hasil selingkuhannya membuat mereka membawa wanita gendut tersebut bersama putrinya ke desa.
Sampai di desa di mana suaminya menarik paksa tangan istri pertamanya di sebuah rumah kosong yang sudah bertahun-tahun tidak ditempati oleh penghuninya sedangkan putri kecil mereka bermain di kebun belakang.
Hingga beberapa saat kemudian gadis kecil berumur tujuh tahun berlari ke arah mereka dengan air mata bercucuran sambil berteriak.
"Huhuhuhuhu .... Jangan berkelahi .... Jangan berkelahi ...!" Teriak gadis kecil tersebut sambil menangis.
"Berisik! Pergi!" Teriak wanita tersebut sambil mendorong gadis malang tersebut hingga terjatuh.
"Ayah, Aku mohon jangan pukul Ibuku." Mohon gadis kecil tersebut sambil memeluk kaki Ayah kandungnya dengan tangan mungilnya agar berhenti memukul Ibunya.
Duag
"Pergi!" Teriak Ayahnya sambil melepaskan pelukan gadis malang tersebut lalu menendangnya hingga terjatuh kembali di sisi Ibunya yang sudah terluka parah.
"Akhhhhh!" Teriak gadis kecil tersebut kesakitan.
"Jangan sakiti putriku! Kalian memang biadab!" Teriak wanita tersebut yang bernama Agnes.
"Dasar wanita mu ra han, jangan berteriak di depanku!" Bentak wanita itu kemudian menendang kembali Agnes.
"Suamiku, Angela adalah putri kandungmu kenapa kamu tega menyiksa darah dagingmu?" Tanya Agnes sambil memeluk tubuh mungil putri semata wayangnya tanpa mempedulikan rasa sakit pada sekujur tubuhnya.
"Memang benar Angela adalah putri kandungku tapi Aku sangat membencinya sama seperti Aku sangat membencimu karena kalian sering membuat istri kesayanganku terluka begitu pula dengan putri kesayanganku." Jawab pria tersebut tanpa mempedulikan perasaan Agnes dan Angela.
"Justru istri mudamu yang sering menyiksaku sedangkan putri kesayanganmu sering menindas putriku." Ucap wanita tersebut.
"Aku melihat dengan mataku sendiri bagaimana istri kesayanganku beberapa kali terjatuh dan terluka sambil memeluk putri kesayanganku akibat ulah kalian berdua." Jawab suaminya.
"Kamu itu seharusnya bersyukur karena Aku mau menampung kalian tapi kalian tidak tahu berterima kasih. Dasar wanita jelek dan gendut!" Bentak suaminya kemudian kembali menendang Agnes.
"Komar, hati nuranimu benar-benar sudah mati. Semua yang kamu punya hari ini, itu semua diberikan kepadamu oleh Ayah dan Ibuku. Bagaimana bisa kamu melakukan ini padaku dan juga putri kita?" Tanya Agnes sambil mengusap bibir Angela yang mengeluarkan darah segar akibat di tendang oleh mereka.
"Jangan sebutkan itu padaku lagi. Ke dua orang tuamu sudah meninggal dunia dalam kecelakaan mobil dan Aku bersedia merawat kalian tapi karena kalian tidak tahu diri membuatku terpaksa membawamu ke desa orang tuamu." Ucap Komar.
"Sekarang apa yang ingin Aku lakukan padamu adalah jangan biarkan Aku melihatmu lagi kalau tidak Aku akan melawanmu setiap kali Aku melihatmu." Sambung Komar.
"Suamiku, jangan marah-marah nanti sakit. Dia sudah menderita kanker stadium akhir dan hidupnya tidak akan lama lagi jadi lebih baik tinggalkan mereka di rumah kosong ini." Ucap istrinya yang bernama Bela sambil memeluk lengan suaminya.
"Terlebih Dia sudah sekarat jadi jangan biarkan Dia menahan amarahnya agar matinya bisa tenang." Sambung Bela.
"Istri kesayanganku memang sangat perhatian. Lebih baik kita tinggalkan mereka terlebih Belia telah menunggu kita dan merasa cemas." Ucap Komar.
Bela hanya tersenyum manis ke arah suaminya lalu mereka berdua meninggalkan Agnes dan Angela yang masih terbaring di lantai kotor dan dingin.
"Komar! Jangan pergi! Angela adalah putri kandungmu. Kamu tidak boleh meninggalkan Angela di sini karena Angela masih sangat muda!" Teriak Agnes sambil memeluk Angela.
"Komar! Bagaimana kami bisa hidup di desa tanpa ada uang sepeserpun?" Tanya Agnes sambil masih berteriak.
"Ibu." Panggil Angela.
"Angela, maafkan Ibu yang tidak bisa menjagamu karena mulai sekarang kamu akan tinggal sendirian. Jaga hidupmu dengan baik." Ucap Agnes sambil membelai pipi Angela dengan lembut.
"Uhuk ..... Uhuk .... Uhuk ..." Agnes terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah segar.
"Ibuuuuuu!" Teriak Angela.
"Ibuuuuuu! Bangun!" Teriak Angela sambil mengguncang bahu Ibunya.
Namun Agnes tidak menjawab teriakan putri kesayangannya karena Agnes sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
Angela yang melihat Ibunya tidak bangun membuat Angela bangun kemudian berlari untuk mengejar Ayahnya untuk meminta bantuan.
Angela menghentikan langkahnya dan melihat Ayahnya sedang menatapnya sekilas lalu menatap adik tirinya sekaligus putri kesayangan Ayahnya sambil tersenyum.
"Belia, ada apa?" Tanya Komar dengan nada lembut.
"Belia, sangat mencintai Ayah." Jawab Belia.
Komar tersenyum bahagia kemudian menggendong Belia sedangkan Angela yang melihat kejadian tersebut menggenggam erat ke dua tangannya untuk mengurangi amarahnya.
"Belia, benar-benar putri kecil kesayangan Ayah. Hahahahahaha ... Ayo Sayang, kita masuk ke dalam mobil." Ucap Komar sambil tertawa bahagia tanpa mempedulikan perasaan Angela.
Mereka masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Angela yang masih menahan amarah teramat sangat terhadap mereka.
Setelah mobil tidak terlihat Angela membalikkan badannya dan berlari ke arah Ibunya yang sudah terbujur kaku.
"Ibu ... Ibu ... Jangan pergi tinggalkan Aku sendirian." Pinta Angela sambil menangis.
Tidak berapa lama datang penduduk kampung kemudian menguburkan Agnes dengan sangat sederhana.
Sejak saat itu Angela tinggal sendirian dan untuk bertahan hidup, Angela mencari barang bekas untuk di jual ke seseorang pengumpul barang bekas.
Hingga suatu ketika Angela melihat sepotong roti tergeletak di pinggir jalan membuat Angela mengambil roti kotor tersebut untuk di makan. Namun ketika hendak di makan tiba-tiba datang segerombolan anak kecil yang sangat nakal. Salah satu dari mereka menepis tangan Angela hingga roti tersebut jatuh ke got.
"Dasar pengemis kecil memungut sampah dan memakannya." Ucap anak kecil pertama.
"Seorang pengemis tidak punya Ayah dan Ibu." Sambung anak kecil ke dua.
"Pukul Dia ....Pukul Dia ... Pukul Dia!"Teriak mereka bersama-sama.
Mereka pun beramai-ramai memukul Angela membuat Angela duduk sambil memegangi kepalanya agar wajah dan kepalanya tidak lagi terkena pukulan.
Di saat kritis tiba-tiba datang seseorang dan mengusir segerombolan anak nakal tersebut membuat mereka pergi meninggalkan Angela dan orang tersebut.
"Kebaikan dan kejahatan pada akhirnya akan mendapatkan balasannya. Berjuang saja untuk datang lebih awal atau datang terlambat." Ucap pria paruh baya tersebut sambil melihat Angela yang masih menutupi kepalanya.
"Anak kecil, apakah kamu ingin menjadi muridku?" Tanya pria paruh baya tersebut.
Angela mengangkat kepalanya di mana wajahnya penuh luka dan mengeluarkan darah segar. Angela hanya menganggukkan kepalanya kemudian pria paruh baya yang baik hati menggendong Angela dan membawanya pergi dari tempat tersebut.
Pria paruh baya tersebut merawat dan mendidik Angela agar menjadi wanita kuat dan pintar agar tidak ada orang yang bisa menindasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Maigy Magdalena Suoth
anak manis
2024-06-13
1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
2024-05-12
0
Lisa Halik
sedih..bab 1 saja sudah menguras airmata..saya mampir thor
2024-05-10
0