Suami Ku Red Flag

Davit yang tak tenang menelfon lisa malamnya lalu lalu di jawab langsung oleh lisa "Halo??"

"Kemaren bagai mana??"

"Ya begitulah."

"Yah begitulah bagi mana coba jelaskan."

"Kami berpacaran."

"Apa!!."

"Tapi kakak tenang saja ini hanya kekasih pura-pura."

Lalu lisa mengirimkan hasil remakan mereka tadi pada Davit sebagai bukti.

"Aku sudah mengirimkan bukti rekamannya kakak akan tau."

Entah kenapa lisa kepikiran mengirimkan rekaman sura itu setelah mendapat reaksi tak suka dari Davit, Seolah-olah ia mau memberitahukan jika apa yang Davit takutkan takan terjadi.

Davit langsung mendengarnya melalui komputernya namun walaupun sudah mendapat bukti rekaman itu ia masih tak suka.

"Jika kamu ingin mencari kekasih pura-pura kenapa gak bersama ku."

"Kakak kan udah punya pacar."

"Tapi Pria itu juga ada."

"Iya tapi dia pilihan mama."

"Oh jadi karna aku bukan pilihan ibu mu makanya kamu tak mau memilih ku??"

"Gak juga, cuman mama udah terlalu kecewa sama kakak."

Davit yang mendengar hal itu mulai merasa emosi ia seketika mematikan panggilan itu dan lisa juga cukup kaget karna reaksi Davit sangat tak terduga.

Namun sebelum ia menelfon balik lagi ia malah di datang Tiara di kamarnya "Kakak cepat keluar ada orang aneh yang marah-marah depan rumah."

"Kamu kenal??"

"Gak lah tapi dia terus manggil nama kakak."

"Loh siapa yah." lusa bangkit lalu dia keluar dari kamarnya dan ia perlahan menuruni tangga lalu segera keluar dan ia cukup kaget melihat Lili dan Putri depan pagar rumah.

"Kalian mau ke rumah saya."

Pak joko lantas menoleh pada lisa lalu Lili langsung berbicara "Sialan kamu Lisa kalok berani jangan main nusuk dari belakang."

"Kamu bicara apa aan sih aku gak pernah menusuk kamu dari belakang."

"Lalu apa maksudmu meminta mantan suami mu itu untuk mengancam bisnis suami ku."

"Aku gak pernah nyuruh dia mengancam, kalok dia yang mengancam itu artinya urusannya sama dia bukan aku. Gak jelas banget jadi orang."

Untungnya keributan itu di ketahui olah tetangga depan rumah jadi ia langsung menelfon satpam kompleks untuk melerai.

Namun Lili makin mengamuk yang membuat satpam terpaksa menarik paksanya untuk pergi sedangkan tetangga sebrang rumah Lisa lantas menghampiri lisa "Siapa wanita tadi bu lisa, berisik sekali dari tadi padahal kecil kevil gitu aja tubuhnya."

"Anak seangkatan saya waktu SMA bu, datang marah marah ke saya karna mantan suami saya mengancam bisnis suaminya."

"Loh kok datangnya ke tempat anda bukanya harusnya ke manatan suami anda dong."

"Gak tau juga buk, saya aja heran yang bermasalah siapa yang di bawa-bawa saya."

"Udahlah bu lisa orang kayak gitu otaknya udah miring."

"Iya kah."

"Kalok yang kayak gitu belik lagi panggil aja satpam kompleks atau suruh pak joko seret aja sampai depan sana."

"Iya bu nanti kapan-kapan saya gitu in deh."

Lalu wanita itu pamit pergi dan lisa kembali ke dalam lalu ia langsung ke kamarnya ia ingin sekali kembali menghubungi Davit namuan ia juga sudah mulai mengantuk jadi ia memutuskan untuk tidur."

...ΩΩΩ...

Besoknya di sebuah restoran pada saat jam makan siang Davit tengah menunggu Natasya dan tak lama kemudian Natasya datang dengan anggunnya "Kakak.."

Ia segera duduk di depan Davit Lalu ia mulai berkaca "Kak lihat lipstik yang aku beli baru cantik kan."

"Natasya aku mau putus."

Natasya yang mendengar hal itu cuku kaget ia menoleh pada davit "Kakak bercanda kan."

"Aku sudah muak dengan sandiwara yang membosankan ini."

"Kakak kita lagi gak berakting gak ada yang sandiwara."

Davit bangkit dari hadapan Natasya "Sudah selesai aku akan pergi."

Natasya lantas bangkit lalu menahannya "Kakak jangan putusi aku, jika aku ada salah coba katakan dan jika ada kekurangan ku juga ciba cerita jangan main putus saja."

"Sejak awal aku tak pernah serius pada mu dan kamu itu cuman boneka bagi ku yang sewaktu-waktu harus di buang."

Natasya yang mendengar hal itu seketika terdiam lalu Davit melepaskan tangan Natasya "Bersihkan barang-barang mu aku hari ini juga memecat mu, karna aku sangat muak dengan pekerja seperti mu yang hanya bermalas-malasan"

"Davit!!!"

Davit tak mempedulikannya dan justru pergi saja sedangkan mereka yang akan di cafe itu lantas melihat ke arahnya "Sialan!!."

Ia segera duduk di kursi lalu ia mengambil hpnya dan mengirimkan pesan pada ayahnya.

(Dad, aku putus dengan Davit bagai mana ini.

Ayahnya membalas (Bagi mana bisa.)

(Aku gak atau apa yang merasukinya ia tiba-tiba meminta putus, aku gak suka di perlakukan kayak gini dia itu milik ku pah.)

(Tenang sayang papa akan coba bicara pada Hario untuk bicara padanya.)

(Itu gak akan mempan pah.)

(Mau bagai aman lagi kalok kita tak begini maka kita kan kehilan pundi pundi emas kita.)

Natasya yang kesal lantas memukul meja hungga mengejutkan orang-orang di sekitarnya lagi "Kenapa bisa begini, dia.gak mungkinkan tau perselingkuhan ku dengan Roy. Trus apa yang membuatnya ingin putus, apa jangan-jangan gadis itu berulah lagi."

Natasya mulai berfikir buruk soal lisa "Aku harus temui dia dan beri pelajaran padanya." Natasya bangkit lalu mengambil tasnya dan pergi.

...ΩΩΩ...

Di dalam mobil Davit berbicara pada Vinsen "Aku tak mau ke kantor."

Davit menutup matanya dengan lengannya lalu ia menyenderkan tubuhnya, Vinsen melihat dari kaca "Aku ingin minum."

"Apa jangan-jangan ada baru di tolak olah nona lisa??"

"Tidak."

"Lalu kenapa anda bersedih."

"Dia sudah memiliki kekasih baru, Apa dia gak mengerti perasaan ku pada nya itu besar Vinsen."

"Bagi mana dia tau anda saja gak pernah kasih tau dia."

"Aku gak tau aku gak sanggup untuk mengungkapkannya aku ini lemah."

"Mungkin benar anda butuh minum mau saya antar anda ke bar yang mana??"

"Tempat biasa saja."

"Yaudah saya antar ke sana tapi habis itu saya balik, soalnya banyak kerjaan saya di kantor. Saya tau pekerjaan anda sudah selesai semua karna anda bergadang semalam di kantor."

"Terserah kamu saja tapi pas di telfon untuk di jemput datang."

"Ya pak."

Lalu Davit pergi ke sebuah bar yang bisa ia datangi dan muali minum minum dia sana sampai malam hari ia mabuk berat dan tak sanggup untuk balik pulang jadi ia menelfon Vinsen di pikirannya walau pada dasarnya ia juga gak pasti itu benar Vinsen atau bukan karna ia sudah cukup mabuk.

"Halo.."

"Jemput aku di bar sekarang aku sudah tak sanggup untuk berpindah."

"Dimana itu??"

"Tempat biasa."

"Maaf aku lupa tempatnya."

"Bar yanga da di hotel Samudra."

"Yaudah tunggu aku di sana aku akan segera datang."

"Hem.."

Panggilan itu berakhir lalu Davit tertidur dan setengah jam kemdian akhirnya ada yang datang namun di situ davit tak bisa membuka matanya lagi karna sudah cukup lelah lalu ia di bantu berdiri oleh seseorang lalu mereka menaik ke lift entah kemana Namun Davit tak ingat jelas seketika ingatanya berhenti di situ.

Bersambung....