NovelToon NovelToon
DEMI KAMU,NAK

DEMI KAMU,NAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sunflowsun

Pemerkosaan yang terjadi di masa lalu menciptakan trauma yang hebat dalam diri Viela.
Namun, seiring berjalannya waktu, sekali lagi semesta mempertemukannya dengan seorang pria yang menyambut dia dan tak mempersalahkan masalalunya.

Desakan orang tua dan saudaranya memaksa Viela untuk segera mengiyakan maksud dari pria itu. Namun,Viela masih meragu dan memilih untuk menjalani hubungan sebatas pertemanan dulu. Hingga suatu hari keluarga dan pria itu sekongkol untuk membuat sang pria tidur dengan Viela. Dengan begitu kedepannya tak mungkin lagi Viela bisa menolak lamaran sang pria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunflowsun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kontraksi

'Tak tahu sejak kapan kami begitu akrab sedekat ini. Tapi bersama dengannya aku merasa dunia seperti di penuhi taman rumput hijau. Dengan dia di sisiku, aku merasakan aliran sungai yang murni mengalir dalam hatiku. Tak bisa ku definisikan dengan kata-kata perasaan yang terjalin di antara kami. '

'Vei... bagiku, kamu seperti malaikat, meski tak kulihat kamu punya sayap. Tapi ketulusan hatimu sungguh membuatku terpukau... Sehat kamu, yah? Sehat-sehat buah kandunganmu.'

"Peter... Akh...! "

Vei memanggil Peter. Namun, yang di panggil tak mendengar. Gemuruh mesin cuci yang sedang berputar kain-kain di dalamnya memudarkan suara Vei di telinga Peter saat ini.

"Peter...! " Panggil Vei menahan rasa sakit yang tiba-tiba.

Vei tak mampu untuk berdiri sendiri, tangannya berusaha mengambil ponsel di meja nakas. Tapi, sial ujung jari Vei malah tak sengaja menjauhkan ponsel.

"PETER... PETER! " Teriak Vei.

Tapi Peter sama sekali tidak ada jawaban.

"Peter! Ku mohon... Cepat kemari... tolong... sakit sekali.... "

Vei kembali berusaha meraih ponsel.

TRAKKKKK!

"Hm? Suara apa itu? " Gumam Peter. "Jangan-jangan... Vei!

Peter buru-buru berlari ke kamar Vei.

Tak seperti biasanya harus mengetuk terlebih dahulu, kali ini Peter dengan kekhawatiran penuh membuat dirinya mengabaikan aturan 'mengetuk pintu'.

"Kenapa? kenapa, Vei? Mana yang sakit... mana.... " Panik Peter.

Pecahan vas bunga yang menancap di kaki,tak di rasakannya lagi.

"Peter... sakit sekali... duh... sakit... . "

"Tapi dokter bilang dua minggu lagi tanggal... . " Peter menggeleng. " Sebentar, akan ku hubungi ambulan! Sabar bentar lagi ya, Vei... . "

Peter melangkah mengambil telepon.

"Akh! " Pekik Peter.

"Peter, Kakimu... berdarah... . " ucap Vei.

"Tidak apa-apa! " Peter menarik keluar tancapan itu dari telapak kaki.

Peter menghubungi rumah sakit, dan memesan ambulan.

"Tarik nafas, Vei! Tarik nafas dari hidung! Keluarkan dari mulut! " Suruh Peter kala melihat cara bernafas Vei tidak sesuai prosedur yang sebelumnya mereka pelajari.

"Aku tak tahu caranya... . " Tangis Vei. "Sakit sekali, Peter... Aku ngak kuat... . "

"Kamu harus kuat, yah! Kamu pasti bisa! Lihat aku! " Peter menangkup wajah Vei.

"Tarik nafas... . " Peter mempraktikkan.

Vei menurut tindakan Peter.

"Sekarang, keluarkan perlahan dari mulut... . "

Vei mengikuti.

Air mata Vei masih mengalir saja, Entah sudah berapa kali Peter mengusap air mata itu.

Membuat Peter sendiri merasa sakit di ulu hati.

"Iyah, Seperti itu... kamu pintar, Vei! "

Puji Peter. "Kemudian tiup perlahan... "

Tak lama suara ambulan pun terdengar.

Peter mengangkat tubuh Vei, mengusahakan tindakannya tidak menambah rasa sakit pada Vei.

Di dalam Ambulan, Vei tak henti-hentinya menangis. Rasa sakit karena kontraksi asli membuat seluruh tubuh Vei merasakan sakit yang luar biasa.

"Aku ngak kuat... Peter... Sakit sekali... . "

"Ihk lebay sekali! Cuma mau lahiran aja segitunya! " Gumam seorang wanita, perawat yang duduk di samping supir.

"Hati-hati kalau Anda bicara! " bentak Peter yang bisa mendengar ucapan itu.

Sang supir ikut menegur Sang perawat.

"Sabar, Vei... Sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit, kamu harus kuat! Harus, yah... . "

Peter membiarkan tangannya di cengkram kuat oleh Vei.

Satu tangannya, mengepal kuat, 'Bajingan kau! Beraninya membuat Vei hamil tapi tak bertanggung jawab! Bajingan! Kau membuat dia merasakan semua kesakitan karena nafsumu! Bukan manusia kau! Jangan pernah muncul di kehidupan Vei! Jangan Pernah! Awas! '

Batin Peter.

Peter tak bisa membendung air matanya lagi, melihat Vei dengan semua rasa sakit itu.

Peter merapikan rambut Vei yang beberapa helai menutup wajah Vei.

Sepanjang perjalanan, Peter membantu Vei dengan menunjukkan cara menarik nafas dari hidung, dan mengeluarkan nafas dari mulut. Jika tidak begitu, Vei tak tahu cara bernafas. Sekalipun di jelaskan dengan kata-kata, tapi tanpa Peter ikut mempraktikkannya, Vei tak bisa.

Dengan sabar Peter mendampingi Vei, sampai ke dalam ruang pasien.

"Maaf, Pak! Ini istri Bapak masih pembukaan dua... . "

Setelah mendengar penjelasan dokter, Peter dengan setia mendampingi di sisi Vei.

Begitu pilu hati Peter kini.

Beberapa jam kemudian, pembukaan masih di tahap pembukaan ke empat.

Peter membantu Vei melangkah, berjalan, bergerak, untuk meningkatkan fase pembukaan.

Berangkat ke rumah sakit pukul lima sore. Lima belas menit perjalanan,sampai rumah sakit.

Dari saat itu, sampai pukul tiga dini hari Vei masih di pembukaan ke lima.

Peter yang merasa sudah kebelet ingin ke toilet, meminta izin pada Vei terlebih dahulu.

Sementara itu, dua perawat kembali datang mengecek kondisi Vei.

"Bu, Tolong... mengeluh seperti itu tidak menyelesaikan apa-apa! Ngak usah cengeng, Bu! Yang ngalami kehamilan itu bukan cuma ibu, loh? Yang di ruang sebelah aja lahiran santai aja, ngak rese! "

Ucap salah satu perawat, menegur Vei.

Vei terdiam.

Sekuat dan semampu menahan rasa sakit yang terus seperti mencengkram perut, punggung, dan semua organ tubuhnya.

Perawat satunya, diam tak membela atau ikut menegur.

Tidak sampai lama, kedua perawat itu pun pergi.

Peter mendengar kata-kata kasar itu, namun sial sekali, dia sedang di tengah meeting pribadinya yang tak tertahan lagi.

Vei menangis, menutup mulutnya, agar tidak bersuara akan tangisannya.

Sungguh, di titik ini semua rasa sakit, semua tangisnya bukan hal yang dibuat-buat olehnya.

Hatinya tersentil, karena ucapan perawat tadi.

Vei memikirkan, bahwa ia memang tak pantas untuk melawan atau membalas omongan sang perawat itu.

'Sakit sekali malah sesama perempuan mengatakan itu padaku! Sungguh sakit! ' Batin Vei.

Peter keluar dari toilet.

Terkejut melihat Vei menangis dengan menutup mulut begitu.

Peter memeluk Vei, "Maaf! " ucap Peter. "Menangis saja, tak apa! Berteriak pun tak apa! Jangan biarkan omongan itu menyakitimu, Vei! Aku disini, aku akan menjagamu! "

Vei memeluk pinggang Peter.

Meluapkan tangisannya.

Peter menghubungi pihak rumah sakit, melaporkan sikap perawat yang baru memasuki ruangan mereka untuk segera di tindak lanjuti.

Dengan cepat pihak rumah sakit membebaskan tugaskan perawat itu saat itu juga. Tak membiarkan kata 'maaf' terlebih dahulu.

Hanya karena melihat Vei sendiri di ruangan itu, membuat perawat itu menyangka Vei tidak ada yang mendampingi. Memandang rendah.

Tanpa sadar, kalau status Vei adalah istri dari seorang Peter, Peter yang juga salah satu termasuk sepuluh top konglomerat di Indonesian.

Vei menangis dalam Peluk Peter.

Pukul lima pagi, kontraksi semakin terasa pada Vei.

Karena tindakan jongkok, sesuai yang intruksi sang dokter, pembukaan pun meningkat.

Peter menggenggam tangan Vei, cakaran dan cengkraman Vei di biarkan saja begitu.

"Terus.... Terus, Bu... Sedikit lagi... ! "

"Ayo Vei! Kamu pasti bisa! pasti... . " Tangis Peter di sisi Vei.

Vei sekuat tenaga berjuang melahirkan sang bayi, mempertaruhkan semua yang ada pada dirinya.

Tangisan bayi pun memenuhi ruangan.

"Kamu berhasil! Kamu hebat, Vei! " Peter memeluk haru, Vei.

Tapi tubuh Vei menggigil, bergetar sampai ranjang tempatnya itu pun ikut bergetar.

Peter panik.

Suster menginstruksikan Peter untuk keluar dari ruangan.

Peter sangat khawatir. Namun, saat ini ia hanya bisa berdoa dan berharap Tuhan tidak menjemput Vei secepat ini.

1
Nurfiza Tarigan
ceritax sih seru tpi,,,,,,,,,,
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
anggita
trus berkarya tulis👏
anggita
👍👍..
anggita
like👍+ hadiah iklan☝.. utk author. smoga sukses novelnya👌.
Sunflowsun🌻
Terimakasih atas dukungan positifnya🌻
lyaa
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
Ryner
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!