Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Sementara di kediaman nyonya Caroline, saat ini sedang di sibukkan dengan menu masakan yang akan di olah nya sendiri. Dengan di bantu beberapa pelayan yang ada di kediaman nyonya Caroline.

"Nyonya pekerjaan saya sudah siap, apa ada yang bisa saya bantu lagi nyonya? tanya bibi Yanti. "Bibi Yanti adalah pelayan yang sudah lama bekerja untuk nyonya Caroline, dan bibi Yanti memiliki seorang anak yang saat ini sudah menjadi guru di Sekolah Dasar ( SD ). Yang ada di kawasan kota yang mereka tempati.

"Tidak perlu bi, sebaik nya bibi beristirahat lah!. Dan sebentar lagi masakan nya siap ko. Ucap nyonya Caroline yang melihat wajah lelah pada kepala pelayan yang ada di rumah nya.

"Tapi non--- ucap bibi Yanti yang di celah oleh nyonya besar nya sendiri.

"Bibi harus banyak beristirahat! Agar bibi kembali fit. Ucap nyonya Caroline.

"Oya bi, gimana kabar nya Riko? Tanya nyonya Caroline, di sela-sela aktifitasnya.

"Riko baik-baik saja nyonya, dan dia sekarang sudah mengajar di Sekolah Dasar, yang ada di kota. Ucap bibi Yanti dengan suara lirih.

"Ijem tolong kamu antar bibi Yanti ke kamar nya, dan jangan lupa kasih obat juga ya!. Ucap nyonya Caroline pada pelayan muda yang sudah bekerja untuk nya selama 2 tahun terakhir ini.

*****

Sementara saat ini Dewi sudah selesai dari mandi sorenya, dan segera menyajikan makanan untuk suaminya pulang.

"Loh nona muda ngapain? Tanya bibi Inah, yang melihat nona mudan nya berjalan ke arah dapur dengan pakaian santainya, dengan rambut panjang yang di ikat asal oleh Dewi membuat nona mudanya sangat lucu dan imut.

"Biasa bi, Dewi mau masak untuk mas Bram. Ucap Dewi dengan senyuman khas nya.

"Biar bibi ajah non, kalau non yang masak jadi tugas bibi apah dong? Kan bibi kerja di sini itu untuk melayani nona muda dan tuan muda. Ucap bibi Inah yang sering kali melihat nona mudanya mengambil pekerjaan nya.

"Tidak perlu khawatir bi, bibi bisa kan ambil kan Dewi taplak meja baru! Soalnya Dewi mau menggantinya dengan yang baru. Agar terlihat bagus, ucap asal Dewi.

"Baiklah non, kalau begitu bibi ambilkan dulu ya non? Ucap bibi Inah dan segera melangkah menuju di mana lemari tempat taplak meja berada.

Tidak berselang lama, ada suara mobil yang berhenti di halaman luas milik Bram.

"Apa dia sudah di rumah? Batin Bram dan berjalan masuk ke dalam rumah milik nya.

"Eh tuan muda sudah pulang? Tanya bibi Inah yang melihat kepulangan tuan mudanya.

"Hm, di mana Nona mudamu? Tanya Bram pada bibi Inah, dan melirik sekitar rumah tetapi tidak melihat sosok istri yang sedang di carinya.

"Nona muda sedang di dapur tuan, dan sedang memasak makanan untuk tuan." Jawab bibi Inah.

"Kenapa bukan kau yang memasak? Tanya Bram dan mengerutkan alisnya, seakan meminta penjelasan pada pelayan yang sudah bekerja untuk nya selama ini.

"Tadi nona muda bilang, jika nona ingin memasak makanan untuk tuan muda. Dan saya di suru untuk mengambil taplak meja Tuan. Jawab jujur bibi Inah tampa menambah atau mengurangi apa yang di perintahkan oleh nona mudanya.

"Baiklah bibi boleh pergi!. Ucap Bram dan berjalan menuju tangga untuk segera menuntaskan mandi sorenya.

Nta apa yang membuat Bram berubah, semenjak kejadian di restauran. Hal yang benar-benar membuat nya naik darah meski Bram tidak menyadari jika dirinya sudah terjatuh ke dalam pesona istrinya yang tidak pernah di anggap nya selama ini.

Semenjak pernikahan yang Dewi dan Bram jalani selama 2 Tahun terakhir ini, tidak mengubah apa pun pada diri Bram Sebastian. "Bukan nya memiliki benih-benih cinta Bram malah semakin tidak menganggap Dewi sebagai istrinya.

Siapa yang tidak akan merasakan sakit jika dirinya tidak pernah di anggap sama sekali oleh suaminya sendiri. Terlebih mereka sudah menjalani rumah tangga yang bukan terbilang baru lagi, namun sifat dingin dan kejam Bram lah yang membuat Dewi tidak dapat menaklukkan pria dingin dan kejam itu.

Setelah selesai mandi Bram segera keluar dari dalam kamar mandi dan berjalan menuju walk in closed untuk memakai pakaian santai. Setelah memakai pakaian santainya Bram segera berjalan memasuki sebuah ruangan yang ada di dalam kamar nya, untuk memulai memeriksa berkas-berkas tentang apa saja yang menguntungkan bagi perusahaan miliknya.

Baru saja Bram memulai pekerjaan nya yang tertunda tadi di kantornya, ponsel milik nya berdering tanda ada yang sedang menghubunginya. Dengan malas Bram meraih ponsel nya dan melihat siapa nama yang tertera di layar ponsel miliknya.

"Ada apa lagi wanita ini menghubungiku? Dengan perasaan kesal Bram menekan tombol yang berwarnah hijau untuk memulai pembicaraan.

"Ada apa? Tanya dingin Bram.

"Sayang apa kamu marah? Aturan nya kan aku yang harus marah sama kamu!? Ucap manja Siska, dan membuat nada bicaranya sedikit lembut.

"Tidak. Sekarang apa mau mu? Tanya Bram langsung pada intinya. "Yang mulai jenuh dengan sikap kekasihnya itu.

"Sayang aku lagi sakit, kamu bisa kan datang ke apart milik aku? Tanya Siska yang berpura-pura sedang merasakan pusing.

"Baiklah, tunggu aku di situ!. Ucap Bram dan langsung memutuskan panggilan secara sepihak. Dengan menyambar jaket nya yang ada di gantungan, Bram langsung mengambil kuci mobil milik nya dan segera berjalan cepat menuju lantai bawah.

"Loh, mas Bram mau ke mana? Tanya Dewi yang melihat suaminya berjalan terburu-buru.

"Aku ingin ke apart milik Siska, dia sedang sakit. Ucap dingin Bram tampa memperdulikan perasaan istrinya, dan berjalan cepat menuju pintu keluar dan segera melajukan mobil yang di kendarainya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Apa segitu penting nya dia bagimu mas? Batin Dewi dan segera menghapus airmata yang sudah terlanjur lolos di pipinya.

"Baiklah jika itu mau mu mas, aku juga punya hati dan aku juga punya perasaan mas. Aku janji akan membuat kamu bertekuk lutut di hadapan ku mas. Liat saja nanti!" batin Dewi dan segera berjalan masuk kedalam kamar miliknya.

Hiks...hiks...., "Apa segitu buruk nya diriku mas, sehingga kau tidak pernah menghargaiku!? tangisan Dewi pun pecah dan merasakan sakit yang cukup dalam, melihat tingkah dan ulah suaminya perbuat. Bram tidak segan-segan mengakui Siska sebagai kekasihnya dan akan menikahinya secepat mungkin.

Tring....."

Tring....." Ponsel milik Dewi pun berbunyi, dengan cepat Dewi menyambar ponsel nya dan melihat siapa yang menghubunginya.

"Tante Caroline? Batin Dewi dan segera mengakat telepon dari sahabat mama mertuanya.

"Halo tan. Jawab Dewi yang sudah menormalkan suaranya yang sedikit parau akibat menangis.

"Halo sayang, gimana kamu jadikan datang? Tanya nyonya Caroline yang antusias dengan kedatangan calon menantunya. Nyonya Caroline berencana akan menjodohkan Adrian dengan Dewi setelah Bram menceraikan Dewi.

"Sebelum nya Dewi minta maaf tan? Dewi gak bisa ikut makan malam bareng tante, soalnya Dewi sedang ada urusan tan. Jawab Dewi dengab sedikit berbohong.

"Oh gitu ya sayang, padahal tante berharap banget lo sama kehadiran kamu di sini. Tapi tidak apa, lain kali kamu harus mau ikut makan bersama tante lain waktuya!? Ucap nyonya Caroline.

"Baik tante, lain kali Dewi dan mas Bram akan datang memenuhi undangan tante. Jawab Dewi.

"Kalau begitu dah dulu ya sayang, bye. Ucap nyonya Caroline dan memutuskan panggilan nya secara sepihak.

"Maaf tante, kalau Dewi sudah membuat tante kecewa. Batin Dewi dan meremat kuat ponsel miliknya.