NovelToon NovelToon
Harga Diri Yang Terjual

Harga Diri Yang Terjual

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Konflik etika / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / POV Pelakor
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyn malini

Dengan matanya sendiri menyaksikan bagaimana suaminya memuja setiap jengkal tubuh madunya. Dan mendengar pengakuan menyakitkan dari mulut suaminya .
Akhirnya dia lari demi menyelamatkan sang buah hati dari tangan suami dan mertuanya yang ingin memisahkan mereka.

Ashara Ayudia , terpaksa mendewasakan dirinya dengan berbagai cobaan yang menghadangnya. Bekerja keras pontang panting demi kesembuhan anaknya.

Akhirnya Asha harus rela jadi duri dalam rumah tangga orang lain demi nyawa anaknya.

"Apapun akan aku lakukan asalkan bisa menyelamatkan anakku ,termasuk menjual diriku sendiri.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyn malini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengorbanan dan balasan

Roman bergegas menuju parkiran di kantornya. Dengan langkah besar dia berjalan membuat para karyawan kantor bertanya tanya. Roman tidak mempedulikan tatapan penuh tanya itu.

Yang Roman pikirkan bagaimana caranya dia sampai di rumah sakit tempat sang Bunda dirawat. Raut wajahnya begitu serius tanpa bisa ditebak apa yang dia pikirkan.

Bagaimana tidak ! Setelah mencari donor kian kemari, dan dengan menawarkan sejumlah uang yang fantastis namun semuanya tidak membuahkan hasil.

Tiba tiba saja pagi ini dia dapat kabar dari Dokter Wira kalau ada pendonor yang cocok dengan sang Bunda. Dan lebih mengejutkan lagi semua itu suka rela, tanpa bayaran apa apa.

Setelah berkendara dengan kecepatan tinggi akhirnya Roman telah memarkirkan mobilnya dengan aman di parkiran rumah sakit. Tanpa membuang buang waktu dia pun turun dan menuju ruangan Ibu Farida.

" Ceklek "

Pintu ruangan Ibu Farida terbuka sedikit dipaksa. Walaupun tidak kasar tapi bisa ditebak yang membukanya sangat tergesa gesa.

" Bunda ! " Sapa Roman ketika pintu terbuka. Terlihat Ibu Farida tidak sendiri an, disana ada Umi Aminah yang sedang membantu Ibu Farida minum.

" Salam dulu, Nak. Kamu ini kebiasaan suka bikin kaget. " Ucap Ibu Farida sewot.

" Assalamualaikum. Maaf Bunda Roman buru buru tadi. Bagaimana keadaan Bunda. " Roman pun melangkah masuk dan duduk disisi tempat tidur Ibu Farida, berseberangan dengan Umi Aminah.

" Waalaikumussalam. " Jawab Ibu Farida bersamaan dengan Umi Aminah.

" Bunda sudah lebih baik. " Tambah Ibu Farida.

" Benar Bunda sudah dapat donor ? " Roman pun bertanya, tidak sabar untuk mengetahui kebenarannya.

" Benar, dan lusa Bunda dijadwalkan operasinya. " Jawab Ibu Farida dengan menatap ke arah Umi Aminah yang menunduk.

" Oh ya Allah, Alhamdulillah. Akhirnya..." Ucap Roman sembari meraup wajahnya bahagia. Roman meraih jemari Ibu Farida kemudian mengecupnya berkali kali.

" Siapa pemilik ginjal itu Bunda ? Katakan pada Roman. Roman akan memberikan berapapun uang yang dimintanya. " Lanjut Roman dengan rona bahagia.

" Tidak usah , orangnya tidak mau dibayar. Dan orang itu juga merahasiakan identitasnya. Bunda dan Om Wira tidak tahu .Makanya Bunda operasinya di Jakarta ,karena pendonornya dari sana. " Jawab Ibu Farida .

" Jadi Bunda dipindahkan ke Jakarta. Kapan ? "

" Nanti malam Bunda dipindahkan bersama Umi Aminah dan Mbak Anik dengan dampingan Dokter Ridwan. "

" Kenapa Umi Aminah juga ikut, biar Roman saja yang antar Bunda. " Ucap Roman sedikit kecewa karena tidak dilibatkan.

" Bunda lama disana ,paling tidak dua minggu. Bunda tidak mau pekerjaan mu terganggu nantinya. Banyak yang membutuhkan mu. Lagian Bunda butuh perempuan yang menemani agar Bunda leluasa nantinya, kamu mengertikan maksud Bunda. " Terang Ibu Farida.

" Baiklah jika itu yang Bunda inginkan. Tapi tetap saja Roman ikut mengantar Bunda nantinya. Dan menunggu sampai Bunda selesai operasi. "

" Baiklah, Nak. Terserah kamu saja. " Ucap Ibu Farida pasrah.

" Kalau begitu aku pamit dulu, Mbak. Asha belum tahu kalau kita mau berangkat nanti malam. " Ucap Umi Aminah berpamitan.

" Baiklah, Min. Nanti kamu tunggu di rumah saja ada supir yang jemput kamu. Oh iya suruh Asha siap siap sekalian, sementara kamu menemaniku Asha dan Resha tinggal di rumahku. " Umi Aminah terkejut dengan keputusan mendadak Ibu Farida.

" Tapi Mbak...

" Tidak ada bantahan Minah ,aku tidak mau terjadi apa apa dengan mereka selama kita tidak ada, Min. Mereka lebih aman di rumahku. " Ucap Ibu Farida tidak ingin dibantah.

" Baiklah Mbak, kalau begitu aku pamit. Nak Roman Umi pamit dulu. "

" Ya, Umi .Terimakasih telah menemani Bunda. " Ucap Roman ramah.

Umi Aminah hanya menanggapi dengan senyuman dan keluar dari ruangan itu.

" Roman, mulai besok Asha tidak bekerja di Romania lagi. Bunda sudah menyuruh Yuda mencari gantinya. " Ucap Ibu Farida .

" Loh, kenapa tiba tiba ,Bun." Roman kaget karena tak biasanya Bundanya ikut campur urusan kantornya.

" Pertama, Resha tidak ada yang menjaga. Kamu tahu,kan ! Anak itu butuh penanganan khusus, cuma Asha dan Aminah yang mengerti itu. Kedua , Asha itu perempuan tidak cocok jadi kurir. Intinya Bunda kasihan dan tidak tega melihatnya. Yang ketiga, Bunda habis operasi tidak bisa bekerja terlalu lelah dan Asha Bunda angkat menjadi Asisten Bunda. Dia tamatan SMK jurusan Desain ."

Roman yang mendengar hanya bisa menarik napas. Tapi jauh dari lubuk hatinya dia bahagia karena Bundanya sudah mau bicara panjang lebar dengannya. Masalah Asha dia tidak begitu peduli. Kehilangan karyawan biasa bagi Roman hanya masalah sepele.

" Baiklah , apapun yang buat Bunda senang Roman setuju aja. Lagian kehilangan satu karyawan tidak masalah buat Roman. " Roman tersenyum sambil mengusap lengan Ibu Farida.

" Nak, selagi di Jakarta Bunda minta selesaikan masalahmu dengan Nia .Walau bagaimana pun Nia masih istrimu, tidak baik terlalu lama mengabaikannya. Yang pasti Bunda tidak mau dia terus terusan salah paham dengan Bunda. " Roman hanya terdiam merenungi kata kata Ibundanya.

" Jika seorang istri melakukan kesalahan, maka tugas suami meluruskannya. Bukan meninggalkannya tanpa penjelasan. Dia tidak akan mengerti dimana salahnya. Selesaikan dengan baik, kamu sudah dewasa. Bunda hanya ingin kamu bahagia. " Ibu Farida mengakhiri perkataannya.

" Baiklah, Bun. Nanti Roman akan bicara dengan Nia. " Jawab Roman sekenanya saja. Walaupun dia enggan tapi saat ini dia ingin Bundanya tenang menghadapi operasi besar nantinya.

*****

Sementara di rumah Asha tidak tenang memikirkan Umi Aminah .Dia tidak sabar untuk mengetahui hasil pemeriksaan kesehatan Uminya. Rasa khawatir menggerogoti Asha.

Dia hanya punya Umi dan Resha saja di dunia ini. Resha saja sudah menguras semua pikiran dan tenaga Asha. Apalagi jika terjadi sesuatu dengan Umi Aminah , Asha harus bagaimana.

Ketika melihat Umi Aminah datang, Asha langsung menodong Umi Aminah dengan banyak pertanyaan. Sedangkan Umi Aminah yang mendengarnya hanya tersenyum penuh arti.

" Umi kok malah tersenyum ,jawab Asha Umi. " Rengek Asha yang merasa di abaikan.

" Biarkan Umi duduk dulu, Nak. Umi juga haus, aku tolong ambilkan minum. "

Tanpa membantah Asha bergegas mengambilkan Umi Aminah air minum putih di dapur.

" Ini Umi ,minum dulu ." Setelah Umi menghabiskan minumnya, Asha langsung mengambil alih gelas kosong nya.

" Sekarang jawab Asha ,Umi. Bagaimana hasil testnya .Cepat Umi, jangan buat Asha khawatir. " Kini mata bening itu sudah mulai berkaca kaca. "

" Umi tidak apa apa, sakit kepala Umi hanya karena tekanan darah Umi yang rendah. Mungkin Umi kecapean saja. " Jawab Umi Aminah sembari mengusap kepala Asha lembut.

" Benar, Umi tidak bohongkan ? " Tanya Asha yang masih kurang percaya.

" Benaran. Buat apa Umi Aminah berbohong. Ada hal yang lebih penting Umi sampaikan. " Ucap Umi Aminah serius.

" Apa Umi ? "

" Tadi Umi menjenguk Ibu Farida, Nak. Beliau sudah mendapatkan donor. "

" Alhamdulillah, orang baik pasti dimudahkan ya, Umi. Asha senang mendengarnya. "

" Tapi Ibu Farida meminta Umi menemaninya, Nak. Karena operasinya di Jakarta. Dokter Wira tidak bisa meninggalkan Kliniknya. Sementara Roman juga sibuk mengurus perusahaan. Bagaimana menurut mu ?" Ucap Umi Aminah meminta pendapat.

" Kalau Asha sih enggak keberatan, hanya saja Resha bagaimana Umi ? "

" Asha tidak usah bekerja selama Umi dan Ibu Farida di Jakarta. Roman juga sudah tahu. Dan sementara Umi pergi kamu dan Resha tinggal di rumah Ibu Farida. Itulah yang Ibu Farida sampaikan ke Umi tadi jika kamu mengizinkan Umi menemaninya. " Jelas Umi Aminah.

" Oh, begitu ya. Baiklah Umi. Demi Bunda Asha rela untuk tidak bekerja dulu. Apalagi Asha memang berencana untuk mencari pekerjaan baru. "

" Kenapa ? Kok tiba tiba. " Tanya Umi Aminah dengan raut bingung.

" Kemarin Asha tak sengaja ketemu Kak Rey di Resort .Syukur dia tidak ngeh sama Asha. Sejak itu Asha jadi takut sendiri Umi. " Wajah sendu itu kembali terlihat.

" Ya, udah. Jangan dipikirkan lagi. Sekarang manfaatkan waktumu dengan Resha .Jangan pikirkan uang karena Ibu Farida memberi Umi cukup uang untuk balasan waktu Umi karena tidak bisa jualan. " Umi Aminah berusaha mengalihkan kegelisahan Asha.

" Syukurlah Umi, setidaknya Asha juga bisa beristirahat sejenak. " Asha kembali tersenyum bahagia.

" Kalau begitu bersiaplah nanti sore ada supir yang jemput. "

" Bolehkah Asha mengantar kalian pergi dari rumah sakit. Nanti Asha bisa pulang sama supir. " Pinta Asha.

" Tentu saja boleh , Nak .Umi rasa Ibu Farida juga senang bertemu kamu dan Resha sebelum berangkat. "

" Baik Umi , Asha siapkan pakaian Umi ya ! "

" Iya, ayo "

Kedua Ibu dan anak itu menuju kamar Umi aminah dan menyiapkan keperluan selama mereka pergi.

Seperti yang telah di rencanakan, supir pribadi Ibu Farida datang menjemput mereka dan kemudian menuju rumah sakit. Disana Ibu Farida sudah menunggu dengan gelisah.

" Bunda ! " Pekik Asha setelah memasuki ruang rawat Ibu Farida tanpa memperhatikan sekitarnya.

" Sha, kamu datang, Nak. "

" Asha mau ketemu Bunda dulu sebelum berangkat. Bunda bagaimana keadaannya ? " Ucap Asha sembari mendekati Ibu Farida.

" Bunda baik, Nak. Semakin baik ketika bisa bertemu dengan cucunya Oma yang cantik ini. " Ibu Farida mengelus kaki Resha yang terjulur digendongan Asha .

" Asha senang akhirnya ada orang baik yang mau mendonorkan organnya ,jika memungkinkan Asha juga mau, Bunda. Tapi kondisi Resha tidak memungkinkan untuk Asha melakukannya ,Maaf Bunda. " Ucap Asha tulus. Sementara sepasang telinga dari sofa terus saja memantau walau matanya menatap ponsel.

" Tidak apa apa, Sha. Andai itu kamu Bunda juga pasti menolak. Karena Bunda sangat memahami mu. Sekarang tidak usah khawatir, Allah telah kirim seseorang untuk membantu kita. Doakan saja kami melewati nya dengan baik dan sehat ya, Nak. "

" Aamiin ." Semua yang di ruangan itu mengamini dengan serempak.

" Sha, Umi sudah kasi tahu, kan. Kalau sementara ini kamu tinggal di rumahnya Bunda. "

" Iya, Bunda Asha tahu. "

" Dan besok kamu akan diantar supir ke Butik Bunda .Kamu perhatikan desain Bunda disana. Temui Suri disana. Nanti dia yang memandumu disana. Pelajari dan buatlah desain sebanyak banyaknya. Nanti kalau Bunda sudah kembali ,akan Bunda seleksi. Kamu mengerti ! " Ucap Ibu Farida menginstruksi.

Sementara Asha hanya termangu tak mengerti dan kebingungan.

" Ma...maksudnya Bunda ?" Tanya Asha tidak paham.

" Begini, mulai sekarang kamu akan bekerja sama Bunda. Jadi kamu harus melakukan yang Bunda katakan tadi. Bagaimana, apa kamu bersedia ? "

" Tentu saja, Bunda. Asha senang bisa bekerja di Butik sesuai cita citanya Asha." Ucap Asha sumringah.

" Jadi bekerjalah dengan baik. Pakai ruang baca Bunda jika mau mendesain. Disana juga banyak referensi yang kamu butuhkan untuk ide. "

" Baik Bunda, terima kasih Bunda. " Asha mencium tangan Ibu Farida takzim.

Umi Aminah bahagia melihat Asha tak melepaskan senyuman di bibirnya karena saking bahagianya. Walaupun dia tahu Ibu Farida sengaja melakukannya. Membantu Asha mewujudkan impiannya dengan dalih bekerja.

Umi Aminah paham maksud dari Ibu Farida yang sebenarnya,yaitu membalas budi secara tidak langsung. Tapi Umi Aminah tidak ambil pusing. Dia membantu Ibu Farida dengan tulus ikhlas .Jika Ibu Farida membantu Asha dengan tulus ikhlas juga maka tidak jadi masalah.

Toh manusia hidup memang saling membutuhkan, asalkan jangan saling memanfaatkan dengan tujuan keuntungan pribadi saja. Tanpa peduli akan merugikan pihak lain demi kepentingan diri sendiri.

...****************...

1
Wahyunni Winarto
kapokkk luh roman,,,,psikis yg kena lebih bahaya
Arrahma karina darlis
Luar biasa
Wahyunni Winarto
anak sm istri sdh menyatu,,,km egois iya syudah buangg tinggalin,,,,nyahok kannn
hilang arah jd nya🙄🙄🙄
Dwi Setyaningrum
sekretarisnya namanya Mirna apa gina sih Thor🤔
AnisaFitry🌺
ku kira b3rtemu antara asha dan rey.tau nya sam bu farida😄
AnisaFitry🌺
penyesalan dtgnya di akir 😏
Juan Sastra
bagus ceritanya enak di baca , menhuras emosi juga dan yg jelas terlalu melow melow buat kisah asha,,
Juan Sastra
aahh ggak seru asha ggak kekeh,, aku malah udah bela belain baperan malah balikan deh
Dwi Setyaningrum
itu adalah ujian rumah tanggamu Rey km bisa bertahan dan lulus dlm ujian itu maka kebahagian yg akan km trima tp kalau km menyerah kalah ya kebahagiaan yg km dpt hanya semu d sesaat saja..
Juan Sastra
dan mengertikah roman akan rasa takut dan trauma yg di rasakan asha,, tidakkah dia ingin berjuang melukuhkan hati dan menyembuh jiwa yg tersakiti,, asha, roman hanya tau jika asha ingin kembali maka kembalilah,, hadeeeh aku malah senang jika asha justru melepaskan roman dan menjauh dr mereka berhubungan dengan trauma asha.. koment ku panjang amat ya thorr 🙏
Juan Sastra
itah egoisnya lelaki selalu minta di sembah walau dirinya bersalah tetap ingin di tinghikan derajatnya padahal wanitalah yg paling mulia, mau setinggi apa pun jabatannya tetap terlahir dari seorang perempuan,, dan roman bertahanlah dengan pikiran mu dan biarkan kesalah fahaman terjadi agar asha pergi semakin mejauh karena merasa sdh tak di butuhkan dan posisinya cepat tergantikan.. aku dukung jika asha benar benar pergi karena terlalu menyakitkan se
ebagai asha di permainkan drama kehidupan di hempas keterpurukan dan di bebat luka bathin yg kian bertubi,, siapa pun pasti tidak akan pernah optimis dan percaya diri untuk di cintai jika keadaanya seperti asha.. sakitnya tuh melekit thorr sampai ke jantungku. berasa banget bapernya 😢😢
Dwi Setyaningrum
mampir Thor..baru baca sdh panas nih hatiku..aku doakan Kamila ga bisa punya anak biar kapok mereka menyakiti sesama wanita..tunggu karma kalian datang🤪🤪🤪
Juan Sastra
halah jgn luluh sha
Juan Sastra
harusnya nasehat itu begitu di berikan pada roman bukan asha
Juan Sastra
kecuali asha di jaih kan dr roman dan tinggal di pedesaan yg asri dan tenang seperti di pegunungan juga sangat bagus,,atau di pinghir pantai dengan laut lepas
Juan Sastra
pergilah asha jauhi orang orang yg membuatmu trauma, aku takut asha jadi gila luka bathin terlalu dalam. ini masih mending luka fisik dr pada luka bathin.
Juan Sastra
mampuslah kalian berdua,, mati aja punya otak kok ggk guna
Juan Sastra
drama nia atau kamila mulai tayang roman
Juan Sastra
nia munhkin belajar dari kamila membunuh tanpa menyentuh
Juan Sastra
asha trauma roman
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!