"Come back to me, little wife" Bisik Dariel tepat di belakang tubuh menegang wanitanya.
Melakukan suatu kesalahan fatal yang membuat Dariel kembali kehilangan wanita nya bersama calon anak nya.
*
*
*
Deskripsi hanya pemanis, jika penasaran mari ikuti kisah "Kembali Padaku, Istri Kecil" sampai akhir.
Cerita lanjutan dari "Suami Miskin Ku"
Happy Reading🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33.
Pintu kamar terbuka membuat dua orang yang berada di dalam nya menoleh kompak.
"Papa!"
Jika Daniel berseru semangat saat melihat sang Papa, namun lain hal nya dengan Dara yang kini memalingkan wajah nya.
Kembali membaluri lengan dan kaki Daniel dengan body lotion khusus nya.
"Sudah selesai?" Tanya Dariel seraya mendekat.
Mata nya sesekali melirik Dara yang sejak bangun hanya mendiami nya.
"Sudah Papa, Niel sudah mandi dan sudah harum" Sahut nya cekikikan sendiri.
Dariel tersenyum kemudian mencium pipi chubby milik Daniel dan menduselkan pelan hidung nya di sana.
"Humm benar, anak Papa sudah wangi" Puji Dariel gemas.
Daniel tertawa bahagia namun mendengar pujian dari Papa nya, namun berbeda dengan Dara yang kini sudah bangkit bersiap membereskan kembali perlengkapan Daniel yang baru selesai mandi itu.
"Selesai sarapan kita ke rumah" Ucap tiba-tiba Dariel.
Dara sempat berhenti sejenak, namun kemudian wanita itu kembali melanjutkan kegiatan nya.
"Ke rumah mana Pa?" Tanya Daniel menatap bingung wajah sang Papa.
"Ke rumah kita, boy" Jawab Dariel tak lupa dengan senyum nya.
"Bukan nya ini juga rumah kita?"
Dariel menggeleng menanggapi itu. "Ini rumah Grandpa dan Papa punya rumah yang tak kalah besar seperti ini"
Mendengar itu Daniel mengangguk-angguk lucu membuat Dariel lagi-lagi menyerang pipi chubby putra nya.
"Emm Papa.." Daniel mendorong kepala Dariel merasa geli.
Tawa Dariel pecah mendapat penolakan yang terdengar seperti rengekan itu.
"Niel ingin tinggal di sini saja Papa" Ucap Daniel membuat tawa Dariel terhenti.
Sedangkan di hadapan lemari yang tak jauh dari kasur, Dara tersenyum puas saat mendengar perkataan putra nya.
"Bagus sayang, kamu memang benar-benar anak Mama" Batin Dara berbalik menatap kepada dua laki-laki di atas kasur sana.
"Kenapa?" Tanya Dariel terlihat panik.
Namun lain hal nya dengan Daniel yang terdiam bingung.
"Maksud Papa kenapa Niel mau di sini? Kita punya rumah yang tak kalah luas dan bagus, Papa juga akan membelikan banyak mainan untuk Niel" Celoteh Dariel.
Daniel menggeleng, menolak mentah-mentah ucapan sang Papa.
Dan hal itu pun mampu membuat mata Dariel tertuju pada Dara.
"Apa? Ingin menyalahkan ku?" Tanya galak Dara.
"Kamu 'kan yang--"
"Sudah Papa" Potong Daniel membekap mulut Dariel.
Tentu di posisi nya Dara menahan tawa nya saat melihat kelakuan putra nya.
"Niel ingin di sini bersama Nty, Grandma dan Grandpa. Niel suka bermain bersama mereka" Celoteh cadel Daniel.
Tatapan Dariel meredup, tangan nya meraih tangan kecil putra nya untuk di genggam.
"Papa sudah menyiapkan kamar yang indah untuk Niel, Papa juga sudah membuatkan ruang bermain untuk Niel" Ujar sedih Dariel.
"Gawat.." Gumam panik Dara yang kini langsung mendekat dan mengangkat tubuh Daniel.
"Ayo kita sarapan" Ajak Dara tentu pada putra nya yang terlihat mulai luluh dengan perkataan Dariel.
"Mama--"
"Tadi kamu bilang lapar 'bukan?" Potong Dara bertanya begitu Daniel menatap nya.
Bocah kecil itu mengangguk namun tak lama mata nya kembali menatap ekspresi sedih sang Papa.
"Kita turun sekarang, Aunty mu pasti sudah menunggu" Dara langsung berjalan meninggalkan Dariel.
Jika lebih lama lagi bisa-bisa semua bujukan dan perkataan nya kepada putra nya selagi memandikan bocah itu bisa hancur.
"Curang" Ucap Dariel yang mampu membuat langkah Dara memelan.
"Mama, apa lebih baik kita pulang ke rumah Papa aja?" Tanya Daniel menatap wajah Dara.
Saat ini mereka sudah berada di dalam lift, dan di sana Dara menurunkan tubuh berat Daniel lalu berjongkok.
"Kenapa? Niel gak mau main sama Aunty dan Grandma lagi?" Tanya Dara pelan.
"Bukan begitu Mama, Niel sangat ingin bermain bersama nty dan Grandma tapi kasihan Papa sudah menyiapkan kamar untuk Niel" Jujur bocah itu dengan tatapan polos nya.
"Niel, kalau kita pulang ke rumah Papa. Nanti Niel akan jarang bertemu Aunty dan Grandma tahu"
"Benarkah?" Daniel menerjab polos.
Dan di sana Dara langsung mengangguk cepat sebelum akhirnya pintu lift terbuka.
"Sudah ayo kita sarapan dulu" Dara menuntun Daniel menuju meja makan.
Dimana keluarga dari suami nya itu sudah berkumpul di sana.
"Halo semua, selamat pagi" Sapa Daniel membungkuk sopan.
Luca, Anastasya serta Echa yang berada di meja makan itu tersenyum lebar penuh rasa kagum.
"Selamat pagi juga kesayangan Grandma!" Sahut semangat Anastasya yang langsung mengangkat tubuh Daniel dan mengecupi wajah harum itu.
"Hei aku juga mau" Ucap Luca merentangkan tangan nya, ingin menggendong cucu nya.
"Hii lihat lah Grandpa mu" Cibir Anastasya.
Dara terkekeh begitu pun dengan Echa. Namun baru saja Daniel berpindah tangan tiba-tiba ada sepasang tangan merebut tubuh bocah itu.
"Yak, Dariel!" Tegur kaget Anastasya.
"Anak ku" Sahut Dariel menatap ketus sang Daddy.
Luca memutar malas bola mata nya. "Ya ya ya, puaskan saja dulu sebelum Daniel berganti Papa" Celetuk nya.
Ke empat orang dewasa yang mendengar itu langsung melebarkan mata nya terlebih lagi Dariel.
"Ada apa Dad?" Tanya Anastasya.
"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" Sahut Dariel terdengar begitu datar.
"Dan kamu tidak bisa melawan Daddy mu ini, son" Sahut tajam Luca tersenyum miring.
...****************...
Ayoo mana nih dukungan nya? Vote nya atuh biar author semangat kiww😘🥰
ga malu apa y,udh tau suami orng tp msh aja brsha dktin.....d ckar singa betina,bru tau rsa....