demi menemukan jasadnya, Roh dari Wanita bernama Safana harus berkeliaran menjadi hantu, menemui satu persatu orang yang ia kenal, Hingga sebuah kebenaran berhasil ia dapatkan dengan bantuan seorang pengacara muda nan tampan bernama Fatir. kebenaran apa yang mereka temukan ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Capter 33
.
.
.
Susah payah Ridwan menelan ludahnya. Apalagi tatapan papa Rio begitu mengintimidasi sekali.
"Kalau memang yang menjadi pacarmu itu Difa, lalu untuk apa kau menerima perjodohan dariku Ridwan??!"Ucap Papa Rio lagi.
Ridwan kebingungan harus menjawab apa.
"Pa..-"
"Kau sengaja mau mempermainkan keluargaku Ridwan??! "Sentak Papa Rio dengan kesedihannya.
"Pa.. bukan begitu.. baiklah aku jelaskan, Aku memang pacarnya Difa, tapi itu dulu.. jauh sebelum papa mengenalkanku dengan Safana..Dan aku benar-benar tidak tau jika Difa dan safana adalah saudara kandung.."Kilah Ridwan.
senyum misterius dilayangkan Papa Rio. "Jujur saja Ridwan dan berhentilah berbohong.."
"Pa.. aku sungguh tidak bohong, dan kenapa papa harus tanyakan itu. Semua hanya masa lalu pa.. aku.. aku sudah anggap Difa sebagai adik kandungku.."terang Ridwan.
"Lalu bagaimana dengan kasus kecelakaan Safana..?? Apa itu juga hanya sebuah kebetulan??"Duga Papa Rio.
Ridwan seketika terdiam. "Pihak polisi sudah menyelidiki semuanya. emm.. sebentar Aku ambilkan laporan keterangan dari polisi."Ridwan bergegas menuju kamar.
"Semoga kau tidak membohongi papa lagi Ridwan.."Batin Papa Rio.
Tak lama Ridwan sudah turun kembali dengan berkas ditangannya. lalu mendekati Papa Rio.
"Ini dari kantor polisi pa.. Semua memang murni kecelakaan, Safana berkendara dalam keadaan mengantuk karna itu sudah malam sekali.."ucap Ridwan. Papa Rio membuka lembaran demi lembaran yang diberikan Ridwan.
"untung saja aku sudah buat manipulasi keterangan dari kantor polisi,"batin Ridwan
Papa Rio mengembalikan berkas itu pada Ridwan. "Papa pulang dulu.."
"Papa makan dulu ya?? aku buatkan?? "tawar Ridwan dengan basa basi.
"Tidak perlu.."Papa Rio langsung keluar begitu saja. ia bingung harus percaya atau tidak.
"Keterangan dari kepolisian sangat jelas sekali..lalu kenapa hatiku masih ragu ya?? "Batin Papa Rio yang sudah masuk kedalam mobil. segera pula Papa Rio pergi meninggalkan rumah Ridwan.
Ridwan bernafas lega sekali. semua sudah ia persiapkan. sunggingan senyum terlihat jelas diwajahnya.
"Aku harus segera membalikkan nama Harta milik Safana, Pria tua itu sudah mulai curiga.."Gumam Ridwan dengan seringainya.
.
.
Braakkk!!!!
Fatir dan Qianu sampe ngos-ngosan setelah berusaha membuka pintu Besi yang berada dilantai dan tertutup meja besar.
"Ada ruangan bawah tanah.."Ucap Fatir dengan serius.
"Nyalakan ponselmu. gelap sekali"Balas Qianu. Fatir pun segera membuka ponselnya.
Keduanya langsung turun kebawah. pencahayaan yang kurang membuat Fatir dan Qianu tidak bisa berpencar. menyusuri ruang bawah tanah itu berdua.
"Fatir.. itu ada peti.."Tunjuk Qianu. Fatir pun mengikuti telunjuk Qianu. setelah dekat Fatir dan Qianu meneliti Peti itu. terlihat seperti peti untuk menyimpan Mayat.
"Petinya digembok.."Ucap Fatir saat tau
"Astaga.. apa harta karun didalamnya sampai harus digembok.."omel Qianu.
"Ayo buka.."Ajak Fatir. mereka berdua mengeluarkan alat untuk membuka gembok itu.
Meski kesulitan namun keberuntungan tengah mengiringi kedua pria mapan itu.
gembok berhasil terbuka. Fatir pun segera membuka peti itu.
Dan sesuatu yang mengejutkan, Baik Fatir maupun Qianu seketika langsung saling pandang.
.
.
"Bibi!!! bibi!!! " teriakan Difa membuat semua pelayan mendekat. begitupun dengan Mama Wina dan juga Safana yang masih disana.
"Ada apa Nona?? " tanya kepala pelayan.
"Siapa yang bersihin kamarku?? Kenapa ada barangku yang hilang?!!! "Tanya Difa balik dengan lantang.
"Saya Nona.. tapi sumpah saya tidak mengambil apapun.."Salah satu pelayan langsung maju kedepan.
Difa yang terlihat emosi langsung turun dari tangga mendekati pelayan itu. dan dengan cekat ia menarik rambut Pelayannya.
"Aaahhsssttt... Nona.. sakit.."Rintih pelayan itu.
"Katakan!!!! Mana barang yang kau ambil!!!! "Cecar Difa dengan berapi-api.
"Sumpah Nona.. saya tidak mengambil apapun.."Sanggah Pelayan lagi.
Plakkk!!!
.
.
sepasang ortu yg kacau!