Boss Mafia Menjadi Istri Duke

Raja Eldoria tidak terlalu memikirkan titah terakhir dimana dia harus menikahkan Caroline dengan Duke. Dia memikirkan Mana yang akan diserahkan kepada kerajaan itu dan juga tambang krystal.

Raja menggertakkan gigi. “Bagaimana bisa kalian melakukan ini!!!” teriaknya kesal.

Semua orang terkejut mendengar teriakan Raja yang tiba – tiba.

“Kalian tidak bisa mengambil batu mana dan tambang krystal kerajaan kami!!!” teriak Raja lagi.

Duke hanya diam dan melirik Caroline. Dia tidak memikirkan putrinya sendiri yang menikah dengan kerajaan musuh?

Caroline sudah menduga Raja akan mengatakan ini. Yah … lagi pula itu sangat penting bagi kerajaan mereka.

“Anda tidak bisa membantah.” Duke mengangkat tangannya dan David serta Leticia mulai menyerang prajurit tingkat atas kerajaan Eldoria, dengan cepat semua prajurit Eldoria dikalahkan dan pedang diarahkan ke leher keluarga kerajaan.

“Y-yang mulia?” Ratu menatap Raja dengan gemetar meminta pertolongan.

Raja mengabaikan tatapan Ratunya. Sial!! dia tidak menyangka akan kalah!!

“Ayah … serahkan saja semuanya!! Edelyn tidak ingin mati!!!” teriak Edelyn dengan tangisan.

Caroline melihat wajah mereka semua. Hahah lihat wajah konyol mereka. Ngomong – ngomong dimana Aland? Caroline melihat sekeliling dan tidak melihat Aland dimana pun.

Raja diam beberapa saat untuk berpikir. “Baiklah aku akan menyerahkannya,” ucap Raja dengan lemah.

Raja mengerahkan mereka semua keruangannya. Caroline memerintahkan Nix untuk mengikuti dan melihat apa yang terjadi didalam.

Ruangan kerja Raja sangat luas. Raja mengeluarkan dokumen tambang krystal dan juga kotak besar yang berisi batu mana.

Semua sudah siap dan dikeluarkan.

Saat berjalan keluar mereka semua melewati tawanan. Duke Cedric berhenti didepan Caroline.

“Lepaskan borgol Putri Caroline,” ucap Duke.

“Duke!!! Apa kau akan mengikuti perintah yang mulia!!” teriak Leticia dengan sedih.

Duke Cedric hanya diam. “Tuan Putri ikut kami kekerajaan kami,” ucap Duke Cedric menatap Caroline.

David hanya bisa menarik nafas tak berdaya. Ini semua perintah Raja, bagaimana bisa Duke Cedric menolak perintah Raja yang dikeluarkan dengan titah seperti itu.

Leticia menggigit bibirnya, dia tidak menyangka hal ini akan terjadi. “Aku akan keluar,” ucap Leticia dan segera berjalan keluar.

Borgol Caroline telah dilepaskan. “Aku tidak akan mengikuti kalian sekarang,” ucap Caroline memegang pergelangan tangannya.

Duke Cedric dan David terkejut mendengar ini semua. “Ini adalah perintah Raja kami dan Putri tidak bisa menolak,” ucap David tidak menyangka.

“Apa aku mengatakan kalau aku menolak?” tanya Caroline menatap david dengan wajah acuh tak acuh.

“Beri aku waktu beberapa hari,” ucap Caroline mengalihkan pandangannya dan menatap Duke Cedric.

Melihat tatapan Caroline yang serius Duke Cedric menghela nafas. “Baiklah aku akan memberitahu Raja kalau Putri akan datang dalam satu minggu.”

“Duke?” bagaimana bisa Duke menoleransi permintaan tuan putri?

“Terimakasih banyak Duke,” ucap Caroline memberi hormat sebagai rasa terimakasih.

“Baiklah ayo kita kembali,” ucap Duke sambil membantu yang lain membawa batu mana dengan peti besar.

Caroline melihat peti itu. hah … apa kau bercanda? Itu hanya sebagian kecil dari batu mana yang dimiliki ayahnya. Dia tahu dimana letak batu mana yang lainnya.

Nix kembali dan mengatakan apa yang terjadi didalam ruang kerja yang mulia Raja.

“Hhahaha … bahkan tambang yang diberikan pun tambang kecil,” ucap Caroline.

Para tahanan yang lain sudah dibawa pergi dan di periksa kesehatannya oleh para dokter istana.

Caroline berjalan menuju kamarnya, dia membutuhkan pakaian bersih. Sudah lama dia tidak menikmati kasur empuknya.

“Ah … akhirnya aku bisa istirahat sebentar,” ucap Caroline menjatuhkannya dirinya diatas kasur.

Caroline mengambil kertas yang ada ditangannya. “Aku akan mulai melakukan semua ini besok, hahahaha.”

Di ruangan kerja Eldoria.

“Ahhhh!!!” Raja melempar semua barang yang ada dimeja.

Para prajurit yang berjaga diluar merasa panik dan takut, tetapi tidak berani untuk pergi.

“Sial!!! bagaimana bisa kerajaan mereka kalah?!!!” teriak Raja.

Raja berjalan dan mengambil dokumen yang ada didalam lemari. “Hahahaa … untung saja mereka bodoh.”

“Mereka tidak tahu kalau yang mereja ambil adalah tambang yang kecil.”

“dan juga batu mana itu hanya batu mana biasa, bukan batu mana dari Caroline. Hahahahha.”

Dikamar dimana Aland di kunci. Aland terus berusaha untuk keluar dari ruangan dimana dia terkunci.

“Hei kalian!!! Keluarkan aku sekarang juga!!!" teriak Aland.

Aland terus berteriak tetapi tidak ada yang mendengarnya. Dia melihat dari jendela kamar, sepertinya prajurit dari kerajaan Argentum sudah pulang dan mereka membawa peti yang lumayan besar. Apa itu?! kesepaaakatan apa yang dibuat antara kerajaan mereka?

Saat ini terdengar suara pintu dibuka. “Yang mulia putra mahkota-“

Sebelum prajurit itu selesai berbicara, Aland mendorong prajurit yang ada di depan pintu dan berlari keluar.

Dia tidak tahu apa yang terjadi. Dia harus mencari tahu. Pertama – tama Aland pergi menuju kamar kakaknya.

“Kakak ... apa kau didalam?” teriak Aland.

Caroline yang sedang berbaring memejamkan matanya, perlahan bangun. Ugh … ada apa bocah itu mencariku?

Caroline duduk dan berjalan kearah pintu untuk membuka pintu. “Apa yang kau la-“

Aland memeluk Caroline dengan erat. “Kakak maafkan aku!!” ucap Aland mengeluarkan sedikit air mata. Di saat kakaknya membutuhkan bantuan dia tidak pernah menolongnya sebagai adik yang baik dan juga tidak pernah memiliki kekuatan untuk melawan ayahnya.

Caroline tertegun sejenak saat Aland tiba – tiba memeluknya.

“Tenanglah … aku bisa menjaga diriku sendiri,” ucap Caroline memeluk Aland kembali.

“Maafkan aku,” ucap Aland.

Caroline memegang kepala Aland. “Apa kau ingin teh?" Tanya Caroline.

Aland menganggukkan kepalanya. “Baiklah … ayo masuk kau sangat berat,” ucap Caroline mendorong Aland yang memeluk tubuhnya.

“M-maafkan aku.” Segera Aland melepaskan Caroline. Ini pertama kalinya dia memeluk kakaknya sangat erat, bahkan Edelyn tidak pernah dia peluk karena Edelyn tidak suka dipeluk olehnya.

“Hahaha … ayo masuk.” Caroline mengusap rambut Aland dan mengajaknya masuk.

Aland masuk kedalam kamar kakaknya dan duduk dimeja yang ada dikamar.

Caroline menyiapkan teh racikannya dan menyeduhnya diatas meja lalu memberikannya kepada Aland.

“Sudah lama aku tidak meminum teh racikan kakak,” ucap Aland sambil menyesap teh tersebut. Ini sangat nikmat dan menenangkan.

“Minumlah … aku masih banyak persediaan,” ucap Caroline lagi.

Aland meminumnya dan diam sebentar. “Kakak …” panggil Aland.

“Ya?” Caroline menatap Aland.

“Apa yang diinginkan kerajaan Argentum?” tanya Aland.

Caroline terdiam sebentar. Kalau di pikir – pikir dia tidak dapat menemukan Aland saat semua berkumpul di aula kerajaan.

“Kau berada dimana tadi?” tanya Caroline.

“A-aku dikurung oleh ayah… bukannya aku kabur,” jawab Aland dengan cepat. Kalau saja ayah tidak mengurungnya, dia pasti sudah melawan pasukan Argentum sendirian.

Caroline tahu apa yang adiknya pikirkan. “Pilihan raja tepat karena telah mengurungmu,” ucap Caroline sambil menyiapkan teh.

“Apa?! bagaimana bisa? Aku sebagai putra mahkota harus berani dan melindungi kerajaan ini,” teriak Aland.

“Ya … tetapi tidak boleh gegabah dan membahayakan dirimu sendiri,” ucap Caroline.

“Kau masih harus banyak berlatih,” lanjutnya.

Aland hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya. Memang benar dia masih perlu banyak belajar.

“Lalu apa yang terjadi tadi?” tanya Aland.

“Mereka meminta tambang krystal dan mana,” jawab Caroline.

“Apa?!” aland menggertakkan gigi. Itu semua adalah sumber daya mereka.

Caroline melirik Aland. “Kau akan menjadi raja selanjutnya … kau harus segera memikirkan pemasukan kerajaan dengan cara yang lain,” ucap Caroline.

Aland mengerutkan kening. Benar … dia harus memikirkan cara lain.

“Apa hanya itu?” tanya Aland lagi.

“Oh!! Dan mereka memintaku untuk menikahi Duke Cedri,” jawab Caroline dengan santai.

“Apa?!!!” teriak Aland berdiri dari kursinya. apa dia salah dengar?