Aku Bukan Pelakor

Moza tak kalah mengamuk melihat postingan Alex, di tambah Alex sangat memanjakan sang istri, dapat dia lihat dengan berbagai barang yang Arimbi beli, bahkan Alex membawa Arimbi ke sebuah toko perhiasan yang sangat terkenal di paris, dan membeli beberapa set berlian untuk sang istri, bagaimana Moza tidak mengamuk melihat itu semua.

"Akk..... Gadis si alan, sok lugu, sok polos, nyatanya loe sama juga kaya perempuan lain, yang suka uang!" marah Moza membanting ponsel mahalnya, untung saja ponselnya di lempar ke atas kasur, coba ke lantai sudah di pastikan ponsel tersebut pecah berkeping keping, hingga tak berbentuk lagi.

" Tante Hesti si alan! ngak bisa di andelin!" pekik Moza samakin menjadi jadi, menyalahkan Hesti, yang tidak bisa di ajak kerjasama, sehingga dia harus kehilangan kesempatan untuk menikah dengan Alex.

"Ngak, gue ngak boleh nyerah, pokoknya Alex tetap jadi milik gue, gimana pun caranya, Alex harus jadi milik gue." gumam Moza, otaknya sudah berjalan untuk menyusun rencana, entah itu akan berhasil atau tidak, yang penting dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan Alex.

"Ahhh... Lebih baik gue pergi kerumah Alex menemui tante Hesti." gumam Moza berjalan menyambar tasnya dan keluar dari kamar.

"Mau kemana kamu Za?" tanya sang mama yang baru saja pulang dari rumah Alex.

"Aku mau ke rumah Alex ma, aku ingin menemui teman mama yang tidak becus itu." sahut Moza dengan menggebu gebu.

"Sebaiknya jangan sekarang, akan sia sia saja kamu ke sana, kita tunggu saja sedikit waktu, agar kita di perbolehkan masuk ke dalam rumah itu." ujar Linda menghempaskan bokongnya di sofa empuk ruang tamu.

"Ngak bisa ma, aku ingin menemui dia sekarang juga, kenapa dia ngak melakukan perintah malam itu." kesal Moza.

"Ngak akan bisa Moza, mama dari sana barusan, mama ngak bisa masuk ke rumah itu, dan apa lagi foto kita di pajang di pos jaga, sudah seperti buronan tau ngak," kesal Linda.

"Haaa.... Serius ma... kok bisa sampai sebegitunya." pekik Moza terlonjak kaget dan matanya melotot tidak percaya.

"Haaa... Sini mama ceritain, kamu duduk dulu." titah Linda.

"Jadi....." Linda lansung menceritakan apa saja yang terjadi di rumah itu dan dia bertengkar dengan para security di rumah Alex.

"Kurang ajar, ini ngak bisa di biarkan, harga diri kita di injak injak sama rakyat jelata itu." pekik Moza marah.

"Makanya itu, kamu ngak usah ke sana sekarang, kita atur strategi dulu, klau keadaan sudah mendukung, kita baru ke rumah itu lagi, klau ngak kita pantau saja Hesti dari jauh, dan kita cegat dia." usul Linda memberi saran.

"Bagus juga ide mama, dan awas saja security si alan itu, setelah aku jadi istri Alex lihat saja nanti, mereka lansung aku pecat." marah Moza dengan wajah penuh kemarahan.

"Iya sayang, makanya kamu tenang dulu, ngak usah terburu buru, lagian si Alex bodoh itu juga ngak ada di sini saat ini." ujar Linda.

"Baiklah, aku mau ke kamar dulu ma, ngantuk aku." izin Moza.

"Pergilah...." sahut sang mama yang memijit dahinya tiba tiba berasa pening memikirkan hari esok, karena besok jadwal arisannya bersama grup sosialitanya.

Di tempat lain. Bian tidak kalah marahnya saat melihat postingan Alex, melihat Arimbi yang semakin cantik, dan di peluk mesra oleh sang suami, membuat dia ingin memukul batang hidup Alex saat ini, selama ini Arimbi jual mahal kepada dirinya, berpengangan tangan saja dia bisa di katakan sangat jarang, dan sekarang Arimbi dengan suka rela dan tersenyum manis saat di peluk dan di cium pipinya sama Alex.

"Si alan lo Lex, gue pasti bisa merebut Arimbi kembali, ngak rela gue melihat loe sama kekasih gue, gue yakin Arimbi masih sangat mencintai gue." ujar Bian penuh emosi dan percaya diri klau Arimbi masih sangat mencintainya.

"Mbi, kenapa sih kamu pakai segala berbohong sama aku, coba kamu jujur dari awal, ngak mungkinkan aku selingkuh dan memilih Bella jadi istri aku." gumam Alex memandangi wajah manis Arimbi dari ponselnya.

"Kamu boleh senang senang sama dia sekarang sayang, tapi setelah kamu pulang aku akan minta maaf sama kamu, dan mari kita kembali menjalin cinta kita yang sempat terputus, aku yakin kamu masih sangat mencintai aku sayang, ngak mungkin kamu secepat itu melupakan cinta kita." gumam Bian percaya diri.

"Aggkkk.... Sial, gue kenapa juga mau di ajak nina ninu sama Bella saat itu, jadinya gue kan ketagihan, dan penampilan Bella juga sangat menggoda lagi, bisa muasin gue, dan mau melakukannya walau belum ada ikatan saat itu, walau gimana cintanya gue sama Arimbi kan gue juga butuh kepuasan, dan Arimbi ngak bisa di ajak sebelum menikah, apa lagi Arimbi berpakaian seperti itu kan membuat gue ngak nyaman memperkenalkan dia sama rekan kerja gue, malu lah, klau di tanya tanya pekerjaannya apa, kan gue juga malu klau dia jawab hanya pelayan restoran, trus muka gue mau di taro dimana coba." keluh Bian.

"Woiii.... Kerja kerja, ngak usah mandangi foto mantan mulu, dia sudah bahagia sama laki laki lain, ingat loe juga punya istri." ujar teman Bian.

"Berik loe." ketus Bian.

"Dih... Ngamok, kan gue ngomong kenyataan, lagian saat masih jadi milik loe, di sia siain, di selikuhin, di jebak, sekarang sudah di miliki sama orang yang tepat loe ngak terima, dasar aneh." cibir temannya meninggalkan Bian yang kesal.

Ck....

Bian berdecak sebel mendengar cibiran rekan kerjanya itu, ingin sekali dia memaki rekannya, namun dia ngak mau membuat masalah di perusahaan itu, karena dia ngak mau di pecat dari perusahaan itu, secara posisinya sudah bagus, masa mau pindah ke tempat baru, belum tentu dia lansung naik jabatan, dan belum tentu juga gajinya akan sebesar di perusahaan itu.

Bersambung....

Haiii... jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, biar mamak semakin semangat untuk up😁😁😍😍😍

Dan jangan lupa baca juga novel mamak yang lainnya ya😁😁😁🤗🤗🤗