NovelToon NovelToon
Gendhis

Gendhis

Status: tamat
Genre:Ibu Pengganti / Keluarga / Persahabatan / Ibu Tiri / Kontras Takdir / Chicklit / Tamat
Popularitas:533.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Sebutir Debu

“Jangan dulu makan! Cuci piring dan sapu halaman belakang, baru makan!” Bentak Bunda.

Bentakan, hardikan dan cacian sudah kenyang aku terima setiap hari. Perlakuan tak adil dari dua saudara tiri ku pun sering aku dapatkan. Aku hanya bisa pasrah, hanya ada satu kekuatan untuk ku masih bertahan tinggal dengan ibu tiri ku, semua karena demi ibu ku!

Ya, ibu yang mengalami Gangguan Jiwa sehingga harus di rawat dirumah. Maka aku hanya bisa bersabar menerima semua kondisi ini. Kemana akan berlari sedangkan ibu ku butuh di rawat, namun setiap hari perlakuan ibu tiri pada ibu membuat aku tak dapat menerimanya. Puncaknya saat aku mengutarakan pada ayah ku jika aku ingin kuliah.

“Tidak! Anak perempuan untuk apa kuliah! Kamu hanya akan di dapur! Buang-buang biaya!” Tolak ibu tiri ku dengan keras. Ayah pun hanya mengikuti keinginan istri mudanya.

‘Aku harus menjadi perempuan kuat dan aku harus bisa merubah takdir ku!’ Tekad ku sudah bulat, aku akan merubah takdirku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebutir Debu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Setan

“Ka, kamu sudah melakukan kesalahan dan jangan kamu ulangi atau tambah kesalahan kamu dengan kamu gugurkan janin itu. Dia ga salah Ka…” Ingat ku pada Cika yang justru memikirkan hal yang mengerikan bagiku. Apalagi saat ku tanya apakah dokter mengatakan jika janinnya cacat? Namun ia menggeleng, sekalipun cacat janin itu juga tak berhak di gugurkan, toh ia makhluknya Allah.

“Fokus saja pada pengobatan mu, toh dokter bilang peluang untuk sembuh ada kan? Lihat setelah suntik yang kedua. Nanti aku coba menemui orang tua mu, aku coba bicara, jangan gugurkan kandungan mu Ka… Dan satu lagi, jangan pernah coba-coba bunuh diri. Banyak oran gmati ingin hidup lagi. Karena jangan kamu pikir setelah mati itu masalah selesai. Dosa-dosa kita, ibadah shalat kita, semua yang berkaitan dengan ibadah, dosa kita akan tetap kita pertanggungajawabkan, sekalipun amal kita banyak, tapi bunuh diri adalah dosa besar.” Ingat ku pada Cika, aku pernah berada di posisi Cika, merasa frustasi dan lelah dan menganggap mati atau bunuh diri adalah solusi. Aku merasa hidup ku kini begitu aneh, karena masalah ku seakan tidak ada namun selalu saja ada orang disekitar ku memiliki masalah dan mau tidak mau aku harus ikut memikirkan masalah mereka. Kemarin Uni Desi, sekarang Cika. Aku jadi ingat kata Vya ketika sedang membersihkan lingkungan panti.

“Nanti Ndis, akan ada fase dimana kita itu justru sibuk ngurusin masalah orang. Nah di fase itu kita harus ikhlas dan bersyukur. Karena masalah kita justru selesai dengan sendirinnya. Ini fase ini nih bakal kamu lewatin kalau kamu sudah merasakan cobaan ga henti-henti datang. Itu cobaannya orang kalau sudah mau mendekat ke Allah, intinya ni. Kita berjalan, terus di jalan nemuin sampah, sampahnya orang bukan bekas kita. Tapi biar jalannya anak keturunan kita enak tuh nanti pas lewat, kita bersihin tuh jalan.” Ucap Vya. Sahabat ku itu sering sekali berbagi ilmu dari majelis-majelis online atau pun offline yang sering ia ikuti. Seperti saat ini satu pesan darinya membuat aku menahan senyum karena masih bersama Cika.

{Ndiis, lusa libur ga? Hubabah Halimah Alaydrus besok di masjid Ar Rahman. Sayang kalau ga datang. Gratiiisss Ndis. Kapan lagi coba bisa duduk di majelis beliau.}

‘Ya Allah nih Anak, dia enak bisa jlang jling kesana kemari, apa lupa dia kalau aku ini harus nguru Talita sama rumah Uni Desi, syukur-syukur bisa kuliah.’ Batin ku.

{Ndis… dibalas euy neng Geulis… dibaca doang..}

{Sebentar, izin Uni dulu}

{ok, kalau acc, ku jemput ya}

Seketika aku melihat Cika.

‘Apa aku ajak Cika kesana aja ya, kalau nanti dizinkan Uni Desi.’ Batin ku.

Namanya niat baik, Allah juga kasih jalan. Saat Cika mengantark ku pulang, di atas motor aku membuka pesan dari Uni Desi.

{Lusa ada kuliah tidak Ndis? Nih Ustadzhah idola mu di masjid Ar Rahman. Kapan lagi bisa lihat Wajah beliau, kan kamu yang ngenalin Uni sama Ustadzah ini. Uni sama Talita mau berangkat.}

“Masyaallah… Alhamdulilah..” Gumam ku.

“Ada apa Ndis?” tanya Cika.

“Lusa ikut ya Ka, kita kelas pak Robet ikut kelas C aja besok. Jadi lusa bisa libur terus hadir di majelis beliau. Siapa tahu bisa buat vitamin di hati kamu sama aku juga hehehe..” UCap ku.

Cika menjawab malas.

“Lihat besok Ndis, gimana respon ibu ku setelah kamu ngomong sama dia. Malam ini aku nginep di rumah Yeyen. Takut khilaf, terus gantung diri…” ucapnya ceplas ceplos. Aku menepuk pundaknya.

“Semua orang punya masalalu Ka, tinggal kamu mau menatap masa depan lebih baik atau tidak. Semangat! Aku bantu doa dan support. Yang penting fokus untuk pengobatan mu dulu, jangan mikir yang macam-macam!” ucap ku.

“Makasih ya Ndis, ku pikir setelah aku cerita kamu akan menyalahkan aku atau menjauh. Tapi kamu malah mau menemui orang tua ku dan menasehati ku.” UCap nya lagi.

“Aku pernah ada di posisi mu,” Jawab ku.

“Hah? Jadi kamu pernah hamil dan kena s I fi li s?” UCap Cika seraya berhentik tepat di depan kediaman Uni Desi.

Aku turun dari motor dan “Pletak!” Ku pukul helm kura-kura Cika. Sehingga matanya tertutup oleh helm unik itu.

“Kamu itu! Enak wae… bukan itu, maksudnya… aku pernah merasakan putus asa dan lelah untuk hidup. Dan saat itu aku punya sahabat. Lusa aku kenalin sama orangnya. Pokoknya jangan mikirin Bimo dulu. Fokus ke kesehatan ya, ok!?” Ucap ku lagi. Cika membenarkan helmnya dan merima helm yang baru saja ku pakai.

“Ok, jangan kaget besok kalau ketemu ibu ku, bawa headshet soalnya gendang telinga ku saja bisa sobek apalagi kamu yang baru kenal.” Ingat Cika. Baru mau ku pukul punggungnya, ia cepat menyalakan kendaraannya dan meninggalkan aku yang termangu di depan rumah Uni Desi.

‘Ka… Ka. Mungkin kalau kamu mendengarkan ucapan ibumu, semua ini tidak akan terjadi… kamu beruntung punya ibu yang bisa mengomel setiap hari,aku justru menanti ibu ku memarahi ku,’ batin ku yang selama ini tak pernah merasakan perhatian dari ibu.

Aku pun melangkah ke dalam rumah. Bergegas dengan semua kegiatan. Aku mengangkat jemuran dan memisahkan pakaian harian dan untuk bepergian. Semua pakaian itu akan aku gosok malam hari. Aku menyapu semua bagian rumah Uni Desi kecuali kamar Uni Desi. Karena aku masih belum dapat izin darinya untuk masuk kesana. Aku pun bergegas pergi meluruskan pinggang setelah semua tugas ku selesai. Rasanya ingin sekali mengikuti mata yang lelah untuk tidur. Ku lihat jam setengah 5 sore. Ingin sekali aku ikut memejamkan mata sesuai keinginan otak. Tapi hati ku meronta.

Aku punya satu amalan yang bagi ku itu adalah vitamin untuk hati ku. Aku pun bergegas berjalan untuk mandi dan shalat ashar. Entah kenapa rasanya malasa sekali untuk shalat saat tubuh terasa lelah. Tapi yang aku tahu, kalau menunda-nunda ibadah. Rezeki juga biasanya datangnya tertunda-tunda. Atau masalah akan selesai di akhir-akhir waktu.

"Ya ampun Setan... Godain yang lain kenapa sih. kok mesti saya... Noh yang kaya... Yang keluarganya harmonis... Ga kasihan saya apa Tan... Udah kondisi hidup gini. Kau goda terus juga... Tapi maaf nih... Ga mau aku ikut kamu, aku pengen ikut berada di barisan Sayyidah Fatimah Az Zahra... Sana sendirian ke neraka." Gumam ku seraya menepuk-nepuk kedua pipi ku dan bangkit dari tempat tidur. Sulit sekali melawan mata yang mau terpejam, tubuh yang menjerit minta rebahan sedangkan waktu Ashar sudah berlalu cukup lama. Itulah yang sering aku lakukan jika seorang diri. Karena siapa lagi yang bisa memotivasi ku jika bukan aku sendiri. Akhirnya setelah shalat ketika duduk di atas sajadah dan membaca Al Waqiah 3 kali lengkap dengan tawasulnya. Aku berharap bisa memejamkan mata seperti tadi. Memang dasar Setan.

"Eh dia pegi giliran saya udah sholat... Tadi aja ngantuk sama capeknya berasa banget. Giliran udah shalat kamu ninggalin aku... Cen Setan bikin orang buat dosa." Gerutu ku yang justru tak bisa tertidur karena mata ku tak ingin terpejam. Teringat kisah Cika tadi, aku pun akhirnya duduk dan berselancar di mbah Gogle mencari tahu apa itu penyakit s i f i l i s dan apakah bisa sembuh. Dan ternyata benar kata Cika tadi, kata dokternya bisa sembuh, tapi dia masih bisa kambuh lagi jika pola s e k s nya tidak sehat. Namun tiba-tiba kepala ku di dorong dari belakang.

"Eh Setan... Eh Setan...." ucap ku dengan nada latah seperti mbok Norik.

"Siapa yang Setan?! Kamu yang lagi kena setan apa? Itu bacaan mu kenapa yang begitu?!"

1
Siti Sopiah
dalam dunia nyata takda mertua macam tu.thor
Siti Sopiah
itu sih perempuan jadi2an
Siti Sopiah
Ya Allah Cika meninggal ?
Siti Sopiah
bagus ndis sekali kali bercanda jgn hanya main air mata.kau membuat air mata readers tumpah ruah ndis
Fajar Ayu Kurniawati
.
Sry Kurnia
Kecewa
Sry Kurnia
Buruk
Hasrie Bakrie
Assalamualaikum mampir ya thor, pasti ceritanya sangat seru.
Dini Mariani s
Buruk
Heri Wibowo
kok nggak dilanjutin lagi ceritanya kak, sudah kangen nih sama Gendis.
💗vanilla💗🎶
tdk bs berkata2 .. duh gendis
💗vanilla💗🎶
br mampir thor .. dan udh nyesekk..tp menarik
Puji Ustariana
Masya Allah
Puji Ustariana
jadi penasaran ada kejadian apa sajakah yv di alami zia ?
Puji Ustariana
jd tambah ilmu mba hehehe semangat ya mba 💪💪
Puji Ustariana
apa ini cucunya ayra ya ? klo gak salah anaknya ammar semoga gak salah /Smile/
Dhi Ta
Masya Allah kakak debu, dah Bayak banget novel kakak... terakhir baca novel ayra... sekarang baca lagi yg Gendhis... Alhamdulillah sukses selalu ya kak debu....
solihin 78
wah 3 hari Gendhis gak sadarkan diri
Junaedi d Juhaeti
sepertinya laki-laki itu bukan kak Ghafi tapi kembarannya
asiah puteri mulyana
Masya Allah Tabarakallah..benar2 beruntung dan karunia Allah yg besar bagi sy dan mungkin tmn2 yg baca karya k sebutir debu..karyanya sungguh bagus sarat akan ilmu dan motivasi untuk perjuangan hidup..trims banyak2 k debu smga menjadi amal jariah buat kk..yg menjadi wasilah sy pun ingin berjuanh lebih baik dlm hidup salam silaturahmi dan sayang k debu😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!