NovelToon NovelToon
Dosenku Istriku

Dosenku Istriku

Status: tamat
Genre:Janda / Beda Usia / Wanita Karir / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Tamat
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 drama kecil

Dengan mulut sama-sama terbuka, kepala menoleh ke kanan tangan kiri mengangkat ke atas serta tangan kanannya melingkar ke atas perut. Keduanya benar-benar tidur dengan posisi yang sama.

Bella bagaikan Syifa versi kecil. Mulai dari wajah, perilaku bahkan segala tingkahnya benar-benar mirip.

Dion sejak tadi memperhatikan dua manusia beda generasi itu. Dia bahkan senyum-senyum sendiri melihat ekspresi keduanya.

Sesekali Syifa masih sesenggukan karena menangis tadi sore. Bahkan kedua matanya masih tampak sembab.

Dion pun akhirnya membenarkan posisi tidur keduanya. Merapikan kembali pakaian Syifa serta memberi beberapa bantal dan guling di samping Bella untuk penahan.

Dia mencium kening dan pipi gembul Bella. Setelah itu beranjak ke samping Syifa.

Menciumi seluruh wajah istrinya adalah sebuah ritual wajib sebelum tidur untuk Dion. Kemudian merebahkan dirinya dan memeluk sang istri.

"good night sweetheart."

***************

"Maa... No.. No.. Maa...." pagi-pagi ini sudah diramaikan dengan suara Bella yang menggema di dalam kamar.

Meski tak setiap hari kadang ada saat-saat Bella sulit ditinggal Syifa untuk kerja. Drama kecil ini sudah sering Syifa lalui.

"Sayang, Mama Kerja dulu. Bella ditemani nenek ya sayang." ujar Syifa sembari menggendong Bella yang tak ingin lepas darinya.

Jika saja Syifa tak ada jam pagi mungkin dia akan mengundur jadwalnya. Namun Syifa juga tak bisa melakukan hal itu.

"Bella sayang mau sama Papa?" Dion langsung meraih Bella dari gendongan Syifa. Beruntung bocah itu menurut.

Kebetulan Dion hari ini masuk kuliah siang sehingga dia bisa menjaga Bella untuk sementara waktu.

"Tapi Dion, apa kamu nggak kerepotan nanti?" Syifa tampak sungkan.

"Hey, apa ada yang namanya repot mengurus anak? Dia putriku juga jadi jangan khawatir sayang." Dion meraih dagu Syifa dan mengusapnya lembut.

"Maaf..." ucap Syifa lirih.

"Sini." Dion merentangkan tangan kanannya sementara tangan kirinya menggendong Bella.

Syifa mendekatkan tubuhnya dan memeluk Dion. Dion pun membalas dengan mendekap tubuh Syifa. Mengeratkan tubuhnya tanpa jarak sama sekali.

"Jangan pernah merasa tidak enak hati atau apapun. Ingat kan kata Mama dan Papa kemarin. Di sini kamu dan Bella adalah anggota keluarga kami." Dion mengecup kening Syifa dengan penuh kasih sayang.

Syifa hanya mengangguk dengan wajahnya yang masih bersembunyi di dada bidang Dion. Sikap Syifa yang sering tidak enak hati ini tetap dimaklumi oleh Dion sebab dia paham akan masa lalu dan trauma yang dialami Syifa.

"udah-udah bu dosen waktunya berangkat. Masak kalau manja begini bisa killer di kampus?" goda Dion.

Tentu saja Syifa langsung melayangkan pukulan di lengan Dion berkali-kali.

"No.. Maa.. No ukull... Paa" tiba-tiba Bella berceloteh sambil melototi Syifa. Dengan tangan mungilnya yang seolah mengisyaratkan mamanya agar stop memukul Dion. Sontak saja hal itu mengundang gelak tawa Dion.

"Aduhh.. Cakit Bella, tangan papa cakiittt." Dion menggoda Bella dengan wajah mencebik seolah-olah menahan sakit.

Tentu saja Ekspresi Bella semakin menjadi. Dia terus melototi Syifa seolah ingin memarahinya. Kemudian bocah kecil itu menatap Dion dengan iba serta mengelus lembut pipi Dion.

"Ma-ma.. Akal.." celetuk Bella.

Syifa pun tak terima dengan tuduhan Bella yang menyebut dirinya nakal.

"Enak aja. Papamu ini aja yang berlebihan. Weekk.." Syifa menjulurkan lidahnya dengan wajah semakin mengejek Bella.

Begitulah awal pagi ini. Selalu ada hal baru yang selalu membuat suasana keluarga kecil itu begitu hangat.

.

Syifa sampai di kampus dan langsung melakukan pekerjaannya sesuai jadwal. Selesai dengan kelasnya kini Syifa ada jeda sejenak dan berniat membeli minuman memakan bekalnya di kantin. Dia langsung membuka pesan dari Dion yang baru sempat dilihatnya tentang keadaan Bella.

"Bella aman sayang, dia sedang membantu mama membuat kue di dapur. Tuh digendong sama Mbak." pesan dari Dion disertai foto yang dikirim kepada Syifa.

Syifa tak bisa menyembunyikan senyumannya saat melihat Bella yang begitu antusias bersama Mama Rina.

Namun tiba-tiba saja Syifa dikejutkan dengan sosok yang tiba-tiba duduk di depannya.

"Bu Syifa, maaf saya boleh kan duduk di sini." Alan menghampiri Syifa dan langsung memposisikan dirinya tanpa persetujuan Syifa.

"Emm.. Silahkan. Pak Alan." ucap Syifa sedikit kikuk.

"Bu Syifa kelihatan senang sekali. Sejak tadi saya melihat Bu Syifa senyum-senyum menatap ponselnya." ujar Alan basa -basi.

"Oh, iya Pak. Biasa lihat aktivitas anak jadi semangat." ujar Syifa.

"Bu Syifa, pasti menyenangkan ya memiliki anak kecil yang lucu begitu. Pasti rumah terasa ramai dan seru." ujar Alan lagi.

Syifa hanya menanggapi dengan senyuman. Jujur saja dalam keadaan seperti ini Syifa sama sekali tak nyaman saat Alan terus mendekatinya begini.

Namun Syifa memilih cuek dan kembali makan makanan bekal yang dia bawa dari rumah.

Alan terus memperhatikan Syifa dengan seksama. Mengagumi kecantikan wanita yang akhir-akhir ini terus mencuri perhatiannya.

"Maaf Bu Syifa. Belepotan." Tanpa permisi Alan mengusap bibir Syifa yang kebetulan sedikit terkena saus yang belepotan di bibirnya.

"M-maaf.." Syifa langsung menjauhkan tangan Alan. Sumpah demi apapun Syifa sebenarnya sudah sangat risih dengan keberadaan Alan yang semakin lancang.

"Bu Syifa. Apa akhir pekan ini anda ada acara? Jika tidak saya ingin mengajak anda jalan-jalan." ujar Alan.

Syifa pun langsung mengernyitkan keningnya. Lagi-lagi Alan masih ingin mengajaknya pergi.

"Maaf Pak Alan, saya tidak bisa. Saya ada acara." ujar Syifa bangkit dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan Alan.

Namun tanpa di duga tiba-tiba Alan langsung mencekal pergelangan tangan Syifa tak peduli saat ini mereka menjadi pusat perhatian karena banyaknya mahasiswa yang berada di tempat itu.

"Kenapa kamu terus menolak saya Syifa?" kini Alan sudah tak lagi memanggil Syifa dengan formal.

"Pak Alan lepas." ucap Syifa sembari berusaha melepaskan cengkraman Alan.

"Tidak Syifa beri alasan kenapa kamu terus menghindari saya." ujar Alan dengan sorot mata yang begitu serius.

Syifa mulai panik. Apalagi para mahasiswa di sekitarnya sudah banyak yang berbisik menggunjing mereka.

"Pak Alan tolong kendalikan diri anda. Ini di kampus. Banyak mahasiswa yang melihat kita." ucap Syifa lirih.

"Tidak Syifa. Saya nggak akan melepaskan kamu sebelum kamu mengatakan alasannya. Selama ini saya sudah sangat sabar menghadapi penolakan kamu." dengan tatapan tajamnya Alan terus mencengkeram tangan Syifa lebih kuat.

Syifa tampak mulai kesakitan akibat cengkraman Alan. Dan lebih parahnya lagi pria itu menatap Syifa seolah dia adalah wanita yang tidak baik.

"Jangan sok belagu Syifa. Aku tahu janda sepertimu membutuhkan apa. Aku bisa memuaskanmu, sebutkan saja yang kau inginkan." bisik Alan dengan kurang ajarnya.

Mendengar hinaan seperti itu keluar dari mulut Alan membuat Syifa naik darah. Benar-benar tak menyangka akan kelakuan pria itu yang begitu merendahkannya.

PLAKKK...

tamparan keras mendarat di pipi Alan. Syifa benar-benar tak peduli lagi dengan orang lain yang kini mulai berkerumun menyaksikan mereka.

"Jaga mulutmu atau kau akan merasakan akibatnya. Aku bukan wanita rendahan seperti yang kau kira." ujar Syifa dengan wajah yang memanas.

Alan mengetatkan rahangnya. Tak terima dengan apa yang dilakukan Syifa baru saja.

Dengan tatapan nyalang Alan berusaha membalas Syifa dengan mencengkeram dagu wanita itu dengan kasar.

"Awwhh..." Syifa memekik kesakitan kala kuku tangan Alan menancap di kulit dagunya.

BBRUUKKK...

Tiba-tiba saja Alan langsung terhuyung dan hilang keseimbangan hingga dia hampir jatuh ke lantai.

BBRUUKKK...

Bogeman mentah kembali menyasar wajah Alan hingga total dirinya tersungkur di lantai.

"Brengsek.. Berani-beraninya kau bermain kasar kepada wanitaku." ujar Dion dengan emosi yang memuncak.

...****************...

1
Mareta Minthul
zhaoliying
Suharsi Suharsi
Buruk
WwW
dmana mana ada sulaiman wk/Facepalm/
WwW
dmana mana ada sulaiman
Safa Almira
suka
Prafti Handayani
Di tgu season2nya y thor...
Apakah di season2 Hana akan hamil thor...🤔🤔🤔
Prafti Handayani
Hmm,,Sultan mah bebas euy...☺
Prafti Handayani
Masih itu.
Lom lagi lo tau siapa yg udah lo jambak.
Kalok sampek lo tau siapa kakak tuh gadis???
Mampus lo...
Macem"sama keluarga papa Wira...
kayla: Hallo jangan lupa mampir di karya terbaru ku
" My Baby Girl"
Tentang Baby Charll yang mengejar cinta seorang William Kenneth seorang laki-laki berkebangsaan Amerika Serikat selama 2 tahun lebih

kalau suka jangan lupa di like, komen, sama subscribe yah
THANKYOU 😊🙏🏻😘😘💗
total 1 replies
Prafti Handayani
Ada yg kebelet Hamil nich...
Ayo Mas Dion,Hamilin tuh bu Dosen /Facepalm//Facepalm/
Prafti Handayani
Biar Bella cepet dapet dedek y mas Dion...☺
Cusslah Gasskeun...💪💪💪💪💪
Jangan kasih kendor...
Hajar truss sampai gemporrr...😄😄😄
Prafti Handayani
Mantaaappp Dion...👍👍👍
Pujianto Ajha
Luar biasa
secret
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Sri Wahyuni
setelah melewati Lika-liku yg panjang, drama kehidupannya, akhirnya semua berbahagia, 👍👍👍👍💪💪💪💪🌹🌹🌹
Wahyu Sasmito
sapa salah seleh(siapa salah musti ketahuan)
Yani
Sabar Dion
Yani
Harus Dion hatimu hanya untuk Syifa
Yani
Udah lama baru mampir lagi
Almira Tsania
lanjut kk sampek bella udh dewasa
Siti Aminah Mmh Fidi
kusa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!