Jiwa Dr. Nofia terbangun dalam raga yang kontras 180 derajat. Elara Vesta, putri tunggal dari Marquess Vesta yang malang. Tubuh Elara adalah lambang kelemahan dan ketakutan, ia hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, meninggalkannya sendirian dan sering menjadi sasaran perundungan.
Namun, begitu mata Elara terbuka, yang ada di dalamnya bukanlah ketakutan, melainkan ketajaman seorang dokter dan ketegasan seorang pejuang. Dengan modal Ruang Ajaib Dr. Nofia kini sebagai Elara harus menggunakan pengetahuan medisnya yang canggih, keterampilan beladiri nya, dan kecerdasannya untuk bertahan hidup di dunia barunya.
Misi pertamanya. Balas dendam, merebut kembali kehormatan dan kekayaan keluarga Vesta yang hampir punah dan membuktikan bahwa kelemahan Elara yang lama sudah mati.
Di saat Elar menjalani misi nya, Elara di hadapkan dengan seorang Pria yang merupakan Pangeran Mahkota dari kerajaan tetangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUMOR YANG MENYEBAR
Setelah berhasil memukul mundur Bibi Martha dan Baron Vico, Kediaman Vesta diselimuti aura kedamaian yang asing. Perintah militer dari Jenderal Guntur seperti mantra pelindung yang menjauhkan segala bentuk gangguan. Elara kini memiliki waktu untuk fokus pada dua hal: memperkuat diri dan menyelidiki kematian orang tuanya.
Walaupun Elara yakin, bibi dan paman nya itu tidak akan berhenti sampai di sini, bahkan satu hari setelah Elara berhasil memukul mundur bibi dan paman nya, tiba-tiba Andini yang merupakan Putri dari Nyonya Martha datang menghina dan memaki-maki Elara.
Elara hanya menanggapi hinaan dari sepupunya itu dengan santai, selama sepupunya itu tidak bertindak di luar batas, mungkin Elara masih bisa menahan nya untuk tidak mencongkel kedua mata Andini.
Setiap hari, setelah memastikan pasokan Ramuan Kehidupan siap untuk dikirimkan secara rahasia kepada Tabib Julian dan Jenderal Guntur, melalui Emi dan prajurit militer yang sudah ditunjuk. Elara menghabiskan waktu berjam-jam di Ruang Ajaib.
Elara terus meminum air, dari mata air yang ada di ruang ajaiba nya, yang kini tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga meningkatkan daya tahan fisik dan ketajaman mentalnya.
Kekuatan Dr. Nofia, sang master bela diri, kini benar-benar terintegrasi dengan tubuh Elara. Ia bisa melakukan latihan fisik berat di Ruang Ajaib, berlatih teknik tinju dan pedang yang diajarkan Jenderal Bagaskara, tanpa terdeteksi oleh Emi atau siapapun.
Wajah Elara semakin cantik, tubuh Elara menjadi lebih ramping namun berotot, gerakannya gesit, dan tatapan matanya tajam dan fokus. Ia bukan lagi gadis bangsawan yang lemah.
🤍🤍🤍
Setelah memacu kuda nya selama berhari-hari, akhir nya Pangeran David tiba di Istana Kerajaan Amorgia dalam keadaan kelelahan, wajahnya kusam karena debu perjalanan, tetapi ia langsung bergegas menuju kamar ibundanya.
Jarak antara Kerajaan Elang dan kerajaan memang sangat jauh, dan membutuhkan waktu berhari-hari.
"SALAM YANG MULIA PANGERAN MAHKOTA DAVID AMORGIA!!"
Ucap para prajurit yang berjaga di depan gerbang istana.
Pangeran David tidak menghiraukan mereka, di dengan langkah panjang nya, Pangeran David berjalan masuk ke dalam istana, pikiran nya hanya satu, yaitu Ibunda nya.
Di ambang pintu kamar ibunya, Pangeran David bertemu dengan adiknya, Pangeran Reyhan.
Pangeran Reyhan, yang lima tahun lebih muda dari David, memiliki fitur wajah yang sama tampan, tetapi sorot matanya lebih hangat, dan ia selalu memiliki senyum tipis yang meredakan ketegangan. Ia berpakaian rapi, tetapi jelas ia telah terjaga selama berhari-hari.
"Kakak, akhir nya kamu kembali," seru Reyhan, wajahnya lega melihat kakaknya, namun ada kesedihan mendalam di matanya.
"Bagaimana keadaan Ibu?" tanya David, suaranya serak dan dingin, menolak emosi menguasai dirinya.
"Keadaannya sangat buruk, Kak. Tabib Istana mengatakan mereka meminta maaf, mereka menyerah, selama ini mereka sudah berusaha semaksimal mungkin, untuk menyembuhkan penyakit Ibu. Kita hanya bisa menunggu," jawab Pangeran Reyhan, dengan suara lirih nya dan bibir bergetar menahan tangis.
Pangeran David mengepal kan tangan nya kuat. Tidak! Ibunya harus sembuh. Dan dia akan melakukan apapun untuk kesembuhan Ibunya.
"Kau kembali terlalu terlambat untuk pencarianmu, bukan?" tanya Pangeran Reyhan, melihat Kakak nya.
"Ya. Aku gagal lagi. Tapi aku harus melihat keadaan Ibu," jawab David mengepalkan tangannya. Rasa bersalah menusuknya.
"Tentu. Masuklah, Ayah ada di dalam. Jangan terlalu menyalahkan dirimu Kak. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Ini bukan salahmu," ucap Pangeran Reyhan, menepuk bahu Pangeran David dengan lembut, satu-satunya sentuhan yang diterima Pangeran David tanpa rasa kaku.
Pangeran David hanya mengangguk kaku, tidak bisa menerima kata-kata penghiburan itu sepenuhnya. Ia melangkah masuk ke dalam kamar ibunya, di mana Raja Giorgino duduk dengan kepala tertunduk di samping ranjang.
"Salam Ayahanda," ucap Pangeran David, berjalan ke sisi ranjang ibunya.
"David, kau kembali Nak," ucap Raja Giorgino, melihat kedatangan Putra sulung nya.
Pangeran David hanya mengangguk kan kepala nya dan menjatuhkan diri nya di samping ibunya, yang terbaring lemah.
Cup
"Salam Ibunda..." bisik Pangeran David, mencium tangan Ibunya.
Wajah Ratu Teresa sangat pucat, sudah dari semalam tidak sadar kan diri dan keadaan nya semakin memburuk.
Tidak ada yang membuat Pangeran David lemah, kecuali Ibunya, baginya ibunya adalah segalanya.
Setelah David menghabiskan waktu di samping ibunya, Raja Giorgino memanggil kedua putranya ke ruang kerja nya.
"David, Ayah bangga kau memacu kudamu secepat itu. Tapi biarkan Reyhan yang menangani mu. Kamu perlu istirahat," ucap Raja Giorgino, kelelahan terpancar jelas di wajahnya.
"Aku baik-baik saja, Ayah," jawab Pangeran David, kaku.
"Kita perlu bicara, Ayah, biarkan aku dan Kakak yang mengurusnya," sela Reyhan, yang lebih pandai membaca emosi ayahnya dan mengambil inisiatif.
"Baik. Reyhan, jelaskan situasinya pada kakakmu," jawab Raja Giorgino mengangguk
Sebelum menjelaskan situasi yang sedang terjadi, Pangeran Reyhan menarik napas dalam-dalam.
"Ada masalah, Kak. Bukan hanya Ibu. Raja Elang telah menuntut pembayaran atas pinjaman lama yang dijamin oleh Kerajaan Elang, pinjaman yang Ayah setujui sepuluh tahun lalu. Ini adalah tekanan politik di saat terlemah kita," ucap Pangeran Reyhan, mulai menjelaskan situasi yang sedang terjadi di istana.
"Pinjaman lama? Mereka menuntutnya sekarang? Itu tidak masuk akal. Ini adalah intrik politik murahan," ucap Pangeran David, yang kedinginan dan kekakuannya kembali muncul.
"Benar. Tapi jika kita tidak menemukan solusi dalam enam bulan, kita akan dipaksa menyerahkan salah satu provinsi perbatasan kita, provinsi yang paling strategis," jawab Pangeran Reyhan, menjelaskan.
"Mereka mencari kelemahan. Mereka tahu tentang Ibu," gerutu Pangeran David, matanya memancarkan perhitungan strategis.
"Itu belum semuanya, Kak," lanjut Pangeran Reyhan, menghela nafas nya panjang.
"Kudengar dari jaringan pedagang ku, ada rumor aneh yang beredar dari Ibu Kota Elang, tentang seorang bangsawan muda yang tiba-tiba melunasi hutang dalam jumlah besar, dia tiba-tiba mendapat kan dukungan dari Jenderal Guntur dan sekutu militer. Marquess Vesta, namanya, dia seorang gadis muda," ucap Pangeran Reyhan menjelaskan, laporan yang dia terima dari mata-mata milik nya, tentang rumor yang beredar.
Mendengar penjelasan dari Adiknya, Pangeran David terdiam. Wajahnya yang dingin menjadi semakin datar, tetapi di balik itu, otaknya bekerja keras. Marquess Vesta. Nama itu tidak berarti apa-apa baginya, tetapi perjalanan ke perbatasan...
"Seorang gadis, Marquess Vesta, mendapatkan kan sekutu militer di bawah Jenderal Guntur," gumam Pangeran David, entah kenapa dia merasa ini ada hubungannya dengan kejadian beberapa hari yang lalu.
"Kau tahu sesuatu?" tanya Reyhan, penasaran.
"Waktu melintas di perbatasan kerajaan Elang, Aku melihat seorang gadis yang menuju ke sana. Seorang gadis yang menyamar, tetapi bertarung seperti prajurit berpengalaman dan sangat cerdas," jawab Pangeran David, mengingat kejadian saat dia berada di kerajaan Elang.
"Wah, seorang wanita berhasil membuat Pangeran Mahkota David Amorgia penasaran? Ini adalah berita terbesar yang pernah kudengar! Aku ingin bertemu dengannya!" ucap Pangeran Reyhan tersenyum geli.
Pangeran David mengabaikan godaan adiknya, fokus pada strategi.
luar biasa thor❤❤❤❤❤❤