Seorang kunoichi (ninja wanita) bernama Ayame mengalami perpindahan jiwa yang mengejutkan.
Perpindahan jiwa itu membawanya ke dalam tubuh seorang putri bernama Lian Hua, yang terkenal dengan kelemahannya yang mendalam.
Meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit, Ayame menggunakan keahliannya yang luar biasa untuk beradaptasi dengan kehidupan barunya. Dia mengeksplorasi pengetahuan Lian Hua tentang politik dan strategi kerajaan, sementara juga menyempurnakan keterampilan fisik dan mentalnya melalui latihan kunoichi yang telah dia kuasai.
Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Ayame merubah kelemahan menjadi kekuatan. Dia menggunakan kecerdasannya untuk mendapatkan pengaruh di balik layar, membantu memperbaiki kebijakan kerajaan, dan melindungi rakyat dari ketidakadilan.
Namun, takdir memiliki rencana lain bagi Ayame. Di tengah perjuangannya, dia menarik perhatian Raja Iblis, seorang penguasa gelap yang memiliki kekuatan yang mengerikan.
Yuks lanjut baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
Delapan belas orang pria berpakaian hitam melototkan matanya ke arah Xie Wei, betapa kesal dan tersinggungnya hati mereka, karena mendapatkan ucapan yang begitu menohok dari pemuda itu.
Apalagi jika dilihat-lihat, diantara semua orang yang berada di tempat itu, hanya pemuda itu saja yang memiliki kemampuan dalam bertarung, selebihnya mereka hanyalah gadis-gadis lemah yang tidak memiliki kemampuan untuk mengangkat pedang.
"Ciiih! Kau benar-benar pemuda yang sangat sombong, bahkan setelah mengetahui maksud dan tujuan kami datang ke tempat ini, kau masih saja bisa bersikap arogan. Tidakkah kau berpikir bahwa saat ini jumlah kami jauh lebih banyak dibandingkan denganmu? Bahkan jika ditambahkan dengan kelima orang gadis pelayan dan juga bocah kecil itu, kalian tak akan pernah bisa menang dari kami semua yang memiliki kemampuan dalam bertarung." ucap salah seorang pria berpakaian hitam sambil mengangkat jari telunjuknya ke arah wajah Xie Wei.
"Benarkah? Oh... Aku takut sekali! Hahaha.."
Xie Wei langsung mengolok-olok ke-18 orang pria berpakaian hitam itu karena terlalu memandang remeh lawan mereka, bahkan bisa saja kemampuan yang dimiliki oleh ke-18 orang pria berpakaian hitam itu tidak setara dengan salah seorang gadis pelayan yang telah matang dalam pelatihan ilmu bela diri dan juga bela serang.
Apalagi mereka merupakan orang-orang terpilih yang dididik secara langsung oleh Putri Lian Hua. Bahkan dirinya yang sudah malang melintang dan menjadi salah seorang pengawal bayangan Kaisar Lian Zhuo berhasil dibuat takjub dengan kemampuan gadis kecil itu, dia tak menyangka jika ternyata Putri kekaisaran Tianlu itu memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Apalagi ditambah dengan keterampilannya dalam membuat senjata-senjata kecil yang mematikan.
Wajah ke-18 orang pria berpakaian hitam itu kembali memerah, saat ini asap putih mulai mengepul dari kepala mereka, menandakan bahwa amarah sudah tak bisa dibendung lagi. Salah seorang pria berpakaian hitam itu langsung menarik pedang yang berada di pinggangnya, kemudian mengarahkan pada Xie Wei.
"Kau benar-benar minta dihajar rupanya! Mulutmu itu terlalu berbisa." ucap pria berpakaian hitam itu dengan sorot mata yang penuh kebencian. Dia pun mulai berjalan dan berdiri tepat di hadapan Xie Wei, siap untuk bertarung
Pedang Xie Wei berkilau terkena cahaya matahari, dalam sekejap, ketegangan melintas di udara saat mereka berdua saling menatap, merasakan kekuatan yang dipancarkan satu sama lain.
Ketika pertarungan dimulai, tubuh Xie Wei meliuk dan mengalir seperti air. Ia menari di atas tanah, menghindari setiap serangan musuh dengan gerakan yang begitu lancar dan terkoordinasi. Seolah-olah gravitasi tidak berlaku baginya, dia bersalto di udara dengan kemahiran yang luar biasa.
Setiap gerakan pedangnya mengiris angin dengan kecepatan kilat, menunjukkan keterampilan bertarung yang tak tertandingi. Serangan-serangannya menyatu dengan kelenturan tubuhnya, menciptakan tarian mematikan di tengah pertempuran.
Namun, pria berpakaian hitam tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia juga memiliki keahlian yang luar biasa dalam seni bela diri. Serangan-serangannya datang dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, mencoba menghancurkan pertahanan Xie Wei.
Namun, Xie Wei adalah prajurit terlatih, dalam setiap serangan yang datang, dia dengan gesit melangkahkan kakinya, menghindari pedang musuh dengan gerakan yang terkoordinasi dan grasi yang mempesona. Kemampuan akrobatiknya memberinya keuntungan yang nyata, memberikan ruang untuk melakukan kontra terhadap yang mematikan.
Tarian pedang dan gerakan tubuh yang elegan melambangkan kekuatan dan keindahan yang terpadu dalam perpaduan sempurna. Xie Wei terus melanjutkan perlawanan dengan semangat yang tidak tergoyahkan, menjadikan setiap gerakannya sebagai karya seni dalam pertempuran.
Waktu berlalu, dan setiap serangan dan belokan pedang menciptakan lingkaran cahaya di sekitar mereka. Pria berpakaian hitam itu terkejut oleh kecepatan dan ketangkasan Xie Wei yang tak terelakkan. Keahlian Xie Wei menjadi semakin kuat dan indah seiring berjalannya waktu, membalas setiap serangan dengan keahlian yang semakin presisi.
Akhirnya, pria berpakaian hitam itu terdesak, terpental mundur oleh serangan pamungkas Xie Wei.
Jleb...
Dengan satu gerakan yang tajam dan mematikan, pedang Xie Wei menghunus langsung ke musuhnya, menandai kemenangan yang mengagumkan. Sedangkan pria berpakaian hitam itu langsung ambruk di atas tanah dalam keadaan tanpa nyawa.
Tujuh belas orang pria berpakaian hitam yang lain langsung melototkan mata, tak menyangka jika kemampuan yang dimiliki oleh pemuda yang menjadi lawan mereka saat ini benar-benar mengagumkan. Apalagi dia telah berhasil membunuh salah seorang rekan mereka yang terkenal memiliki ketangkasan dan kemampuan yang luar biasa, dalam menggunakan pedang. Dia juga telah mendapatkan pelatihan berat selama 10 tahun, sebelum akhirnya menjadi seorang pembunuh bayaran.
"Sial..!" umpat salah seorang pria berpakaian hitam sambil mengepalkan kedua tangannya, dia benar-benar kesal, karena salah seorang rekannya saat ini telah menyusul dua orang rekan yang sebelumnya telah terkena tikaman kunai yang dilemparkan oleh Shen Yue saat masih berada dalam persembunyian.
"Kau..!"
Salah seorang pria berpakaian hitam itu menunjuk wajah Xie Wei dengan garang, sepertinya sebelum bisa melenyapkan Putri Lian Hua, mereka harus menghadapi terlebih dahulu prajurit pribadinya. Apalagi setelah melihat kemampuan yang ditunjukkan oleh pemuda itu, membuat 17 orang pria berpakaian hitam harus meningkatkan kewaspadaannya.
Xie Wei hanya tersenyum tipis melihat ketidakpuasan dari raut wajah ke 17 orang pria berpakaian hitam itu, dia sangat yakin jika saat ini lawannya pasti merasa sangat kesal padanya, yang telah melenyapkan salah seorang dari rekan mereka.
"Kenapa? Jika kau memiliki kemampuan, majulah..!" ejek Xie Wei.
Pria berpakaian hitam itu akhirnya melesat dengan sangat cepat dan berdiri di hadapan Xie Wei dengan penuh kemarahan, dia benar-benar sangat dendam terhadap pemuda yang saat ini berada di hadapannya, karena telah membunuh salah seorang saudara yang telah hidup selama 27 tahun bersamanya.
Dengan tangkas, Xie Wei menggenggam pedangnya dengan gerakan yang gesit dan lincah. Ia memainkan senjatanya dengan keahlian yang menakjubkan, seolah-olah pedang itu merupakan perpanjangan dari tubuhnya sendiri. Gerakannya terlihat begitu alami dan elegan, seakan ia menari di atas medan pertempuran.
Namun, yang membuat Xie Wei benar-benar istimewa adalah kemampuannya dalam menganalisa dan memprediksi jurus yang dilancarkan oleh pria berpakaian hitam itu. Meskipun pria tersebut marah dan terbakar oleh amarah, membuat serangannya tidak terarah, Xie Wei tetap tenang dan terfokus. Ia mampu melihat celah-celah dalam gerakan lawannya, bahkan ketika semburan amarahnya membutakan penglihatan dan keseimbangan lawan.
Dengan setiap serangan yang dilemparkan, Xie Wei mengantisipasi dengan cermat. Ia menggeser tubuhnya dengan anggun dan menyelesaikan gerakannya dengan tepat waktu, sehingga serangan lawan yang marah itu tidak mampu mengenainya.
Kehadiran pikiran yang tenang dan analisis yang tajam memungkinkannya untuk mengambil tindakan yang paling efektif.
Sementara pria berpakaian hitam itu semakin frustrasi dengan setiap serangan yang meleset, Xie Wei semakin mengendalikan situasi. Ia dengan cekatan memanfaatkan kelemahan lawannya dan menyerang pada saat yang tepat. Pedangnya berputar dalam gerakan yang terencana dan akurat, menciptakan lingkaran perlindungan di sekitar dirinya.
Akhirnya, saat amarah pria berpakaian hitam mencapai puncaknya, serangan terakhir Xie Wei datang dengan kecepatan dan presisi yang tak terelakkan. Pedangnya menembus ruang antara mereka, menghancurkan kekuatan amarah lawan dan mencegahnya untuk melanjutkan serangannya.
Jleb...
Pria berpakaian hitam itu terdiam, menyadari bahwa ia telah dikalahkan oleh keterampilan, ketenangan, dan kemampuan analisis Xie Wei yang luar biasa. Sedetik kemudian tubuhnya ambruk diatas tanah, dengan mata yang melotot seolah dia tidak puas dengan hasil akhir dari pertempuran itu.
lumayan tambah pengetahuan
Jadi penasaran nich😍
Ditunggu sampai saat ini kelanjutannya belum reilis ya thour,,🙏🏻🤗