Aku tidak mengira kedatangan adikku ke rumahku, menjadi Mala petaka di rumah tanggaku.Dia yang polos,dia yang sederhana,dia yang sangat peduli kepadaku ternyata menyimpan rasa iri yang sangat dalam kepadaku.
Hancur sudah perasaan ku saat aku tau semua kebusukannya dan juga suamiku,hancur dan kecewa perasaan ku,akan kah aku melepaskan suamiku dan membiarkan dia bahagia dengan adikku atau aku bertahan dengan suami yang sudah sangat kotor bagi ku??
ikuti kisah sedih ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 ~ Melahirkan tanpa suami ~
Salma terus menghubungi nomor anaknya tapi sudah dari tadi siang Salma menghubungi Irwan sama sekali tidak mau mengangkat panggilan nya hingga Salma emosi lalu membanting ponselnya ke dinding hingga mati dan layarnya pecah.
Sementara itu Raisa sudah merintih kesakitan dari tadi wajahnya sudah pucat pasi,air ketuban sudah mengalir dari tadi membuat Salma semakin ketakutan.
"Marni...Ayo bantu aku untuk membawa Raisa ke rumah sakit." Ucap Salma mereka mengangkat tubuh Raisa dan membawanya ke rumah sakit Salma yang sudah gemetaran melihat Raisa tersu membawa mobilnya,dia berusaha untuk tenang walaupun jantungnya terus berdebar.
Setelah sampai di rumah sakit Raisa di periksa dengan intensif seharusnya Raisa belom bisa melahirkan saat ini tapi mungkin terlalu banyak beban pikirannya hingga dia mengalami kontraksi yang hebat sehingga bayi yang ada di kandungannya mau tidak mau harus di angkat secepat mungkin.
Salma menjadi penanggung jawab untuk tindakan operasinya,sampai saat ini Irwan sama sekali tidak menunjukkan dirinya bahkan sama sekali tidak menghubungi kembali ke nomornya.
Raisa yang sudah kesakitan bersumpah dalam hatinya tidak akan memaafkan semua perbuatan suami dan adiknya yang sudah membuatnya menderita.
Beberapa dokter membawa Raisa ke ruang operasi dalam tangisnya dia bersumpah tidak akan memaafkan adiknya yang sudah hadir menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya hingga suami yang dulu baik dan perhatian akhirnya tega membiarkan dia melahirkan tanpa di dampingi suaminya.
Salma gelisah menunggu Raisa di ruangan operasi,dia menyumpahi putranya yang sudah mengabaikan istri dan calon anaknya.
"Dasar anak tidak tau malu,aku rasa dia sudah memiliki pacar lain,tapi segitunya dia menagabaikan istrinya hannya demi wanita lain,lelaki macam apa dia." Ucap Salma dalam hati sambil terus mondar mandir di ruang tunggu oeprasi.
Sementara itu di rumah keluarga Raisa Lukman dan istrinya sedang berunding tentang masalah Naila yang terus memaksa irwan untuk menikahinya,deden memang sangat berat hati untuk memberikan ijin kepada Naila dan menantunya tapi karena Naila terus memaksanya dan dia juga tidak mau mengambil resiko dengan berat hati Deden dan suaminya memberinya ijin.
"Ehem....Nak Irwan kami memang sangat berat hati kami untuk memberikan ijin kepada kalian untuk menikah,tapi kamu tau sendiri Naila terus memaksa,dengan berat hati kami mengijinkan kalian menikah sirih dan ini semua harus kita rahasiakan dari Raisa karena biar bagaimana pun dia adalah anakku,mereka berdua sama-sama darah daging kami." Ucap Deden dengan suara yang gemetaran mungkin dia menahan amarah dan kesedihan di hatinya.
Irwan menghela napas panjang,dia sangat menyesal pernah tergoda dengan Naila hingga membuat hidupnya berantakan seperti ini,dia tidak menyangka semuanya akan berahir menyakitkan seperti ini.
" Naila aku menikahimu bukan karena aku mencintaimu atau mengaharapkan apa pun kepada mu,ingat kalau kamu berpikir di saat kamu menjadi istriku kamu bisa melakukan apa pun kamu salah,aku tidak pernah punya perasaan apa pun kepadamu,dan aku juga tidak ingin pisah dari Raisa aku mencintainya." Ucap Irwan.Wajahnya terlihat frustasi bahkan dia beberapa kami memaki tidak jelas.
Setelan berunding mereka pergi dari rumah itu kesebuah hotel lalu Irwan menikah dengan Naila,mereka dinikahkan seorang ustad yang sudah mereka bayar.
Naila sangat bahagia walaupun dia hannya istri siri setidaknya mempunyai suami seorang polisi adalah sebuah kebanggan kepadanya.Setelah akad nikah selesai tiba-tiba ponsel Deden berbunyi,Deden mengerutkan keningnya karena jarang sekali besannya menghubunginya.
"Ada apa ibu Salma menghubungi ku ya?" Tanya Deden sambil menatap Naila dan Irwan bergantian.Seperti biasa kalau kita menyimpan sebuah kebohongan hidup kita tidak akan tenang,begitulah yang dialami Deden dia mengira saat Salma menghubunginya itu karena mereka tau rahasianya padahal Salma ingin memberi tahu kalau Raisa sudah melahirkan.
" Ada apa Bu Salma menghubungiku? Apa ada sesuatu yang perlu?"
Deden bertanya penuh ragu-ragu,hingga akhirnya Salma memberi tahu mereka kalau Raisa sudah melahirkan.
"Baik Bu kami akan segera datang." Jawab Salma lalu mengakhiri panggialnya dan menatap Irwan dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Ada apa Bu? ibu bilang apa barusan,ponselku di mobil jadi mungkin mereka menghubungiku."
"Istrimu baru saja selesai oeprasi,dia sudah melahirkan."
"Apa....." Irwan sangat kaget saat mendengar kabar dari mertuanya tanpa pikir panjang dia langsung beranjak dari tempat duduknya dan ingin segera pergi,tapi saat itu Naila menghadangnya dan tidak mengijinkan dia pergi melihat istrinya.
"Mas malam ini Malam pertama kita kamu tidak boleh pergi kamu harus menemaniku!!"
"Dasar ******...Kamu wanita murahan jangan halangi aku untuk melihat istriku." Irwan mendorong Naila dengan kasar lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Deden dan lukman saling menatap melihat Naila yang tergeletak di lantai,mereka masih berada di hotel tempat mereka melakukan nikah sirih barusan.
"Ini baru awal Naila selanjutnya kamu akan merasakan sakit yang luar biasa dari Irwan.Apa kamu bangga sudah bisa merebut suami kakak kamu,apa kamu pikir dengan merebut suami kakakmu hidup mu akan bahagia tidak....Kamu salah lihat dan nikmati penderitaan selanjutnya.Ingat pria itu menyukaimu saat dia belum ada ikatan apa pun denganmu jika kamu sudah menjadi istrinya kamu bukan apa-apa lagi di hatinya." Ucap Deden lalu dia menarik tangan suaminya dan pergi dari dalam kamar itu.
Naila beranjak dari tempat duduknya dan naik ke atas ranjang dia sangat kesal karena Irwan sudah berani bermain kasar dengannya tiba-tiba dia memikirkan kata-kata Ibunya tadi sebelum keluar dari kamar hotel tempat dimana dia menikah dengan pria idamannya.
"Tidak mungkin,itu semua hannya kebohongan ibu,bilang saja dia tidak senang saat mas Irwan menikahi ku." Ucap Naila dalam hati.
Irwan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi,dia sangat ketakutan untuk saat ini karena yang dia tau saat ini belum waktunya untuk melahirkan.
Irwan beberapa kali mengumpat dan memukul stang mobilnya dia benar-benar frustasi mengahadapi semua masalah ini,hannya karena nafsu sesaat dia harus mengorbankan istri dan anaknya,tiba-tiba dia mengingat ancaman ibunya beberapa hari yang lalu.
"Kenapa aku harus terperdaya oleh wanita licik sepertinya,Naila kamu sudah membuat rumah tangga ku hancur sedemikian rupa seharusnya aku tidak meladeni mu dari awal." Ucap Irwan.
Irwan sampai di parkiran rumah sakit,dia berlari mencari keberadaan Naila,dan ternyata Raisa sudah berada di ruangan perawatan sementara bayi mereka masih di tempat pemulihan.
Setelan mengetahui ruangan Raisa,Irwan segera pergi ke ruangan itu,dari pintu dia melihat ibunya yang sedang menyuapi Raisa ada rasa bersalah yang sangat dalam di hatinya.