Bagaimana rasanya jika pernikahan yang kau impikan, harus berakhir penderitaan.
Bella, gadis yang berusia 25 tahun, harus rela menjadi madu dari calon mertuanya.
"Am-puni a-ku, Mas!" pinta Bella saat Kenan mencekik lehernya dengan kuat.
"Kau akan terus menderita, hingga ajal menjemputmu! Tidak akan ku biarkan kau bahagia, wanita sialan!" geram Kenan sambil menghempaskan tubuh Bella dengan kasar.
Penderitaan batin dan fisik selalu di dapatkan Bella dalam rumah tangganya. Bahkan menumbuhkan luka-luka di seluruh tubuhnya.
Motif apakah, sehingga Bella harus menikah dengan calon mertuanya? Lalu, kenapa pria itu begitu membenci Bella? Akankah Bella bahagia?
Simak hanya di Novel ini Yuk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bella Pingsan
Happy reading....
Bella langsung bergegas pergi dari dalam kamar sang ibu, menuju dapur dan mulai memasak makanan untuk sang suami.
Saat tengah memasak tiba-tiba Bella merasa mual dan pusing. Dia langsung mematikan api kompor kemudian memuntahkan isi perutnya ke wastafel.
Huek ... huek ...
Tia baru sampai di dapur, dia langsung membantu Bella sampai selesai, dan gadis itu membantu sang sahabat duduk di bangku kemudian memberikan air putih.
"Bel, kamu masih sakit?" tanya Tia sambil memijat kepala Bella dengan lembut.
Setelah selesai meminum air, Bella mengatur nafasnya dalam-dalam dan terjatuh pingsang ke lantai. Sontak membuat Tia terkejut dan langsung berteriak-teriak.
"Tolong!"
"Tolong Bella!"
Semua pelayan berhamburan dan Pak Asep membawa tubuh sang keponakan ke dalam kamar Astuti.
"Ada apa dengan Bella?!" tanya Astuti dengan sangat histeris, melihat sang anak pingsang.
"Sabar Bi," ucap Tia dengan sangat lembut.
Pak Asep meletakan tubuh Bella dengan perlahan ke tempat tidur Astuti, kemudian dia bergegas pergi dari sana untuk memanggil Dokter Adnan.
"Bella, apa yang terjadi padamu, Nak?" tanya Astuti sambil memberikan minyak kayu putih ke seluruh tubuh sang anak.
"Bi, sebenarnya Bella sudah beberapa hari ini seperti itu," sahut Tia sambil menghampiri Astuti.
Astuti menangis tersedu-sedu sambil memijat kepala Bella dengan sangat lembut, dan mencium puncak kepala sang anak.
'Tuhan, kenapa anakku selalu menderita? Apa sebenarnya kesalahan kami?' batin Astuti sambil bertanya.
*
*
*
Pak Asep hendak memanggil Dokter Adnan. Namun, dia urungkan niatnya karena Kenan menghalanginya.
"Maaf Tuan. Tapi, Bella pingsan," ucap Pak Asep sambil memegang telpon rumah.
Kenan tersenyum simpul, kemudian mengibaskan tangannya ke udara yang artinya meminta Pak Asep pergi.
Pak Asep mengerti dan bergegas pergi dari sana, karena tahu apa yang di pinta sang majikannya.
"Untuk apa memanggil Adnan ke sini, yang ada di malah berdekatan dengan Bella." Kenan berjalan menuju kamar Astuti.
Karena dia ingin mengambil sang istri dan merawatnya sendiri, karena gadis itu sudah sejak kemarin terus-menerus pingsang karena kelelahan.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka dengan sangat kuat, sehingga Tia dan Astuti terkejut begitu juga dengan Kenan. Sebab, melihat wanita paru paya yang sudah tiga hari tidak pulang.
"Tuan," ucap Astuti dengan sangat lembut.
Kenan menghampiri Astuti dan duduk di samping wanita paru paya itu, kemudian melihat adanya perban di kepala sang mertua.
"Kenapa kau tidak pulang tiga hari ini?" tanya Kenan pada Astuti.
'Dasar pria kutub, tidak memiliki hati,' batin Tia.
Tia bergegas pergi dari sana karena dia kesal melihat Kenan yang sangat tidak sopan pada Astuti.
"Maaf Tuan, saya kecelakaan dan Dokter Adnan merawat saya," jawab Astuti pelan.
Kenan terdiam, karena lagi-lagi semua orang hanya membicarakan Adnan saja bukannya dirinya.
'Lihat saja kau bocil bau kencur, aku akan membuatmu menyesal sudah masuk ke dalam kehidupan ku,' batin Kenan.
Kenan sangat kesal mendengar semua orang selalu membicarakan Adnan. Padahal, pria remaja itu sudah masuk ke dalam rumahnya sejak tiga tahun yang lalu.
"Saya bawa Bella ke dalam kamar." Kenan menggendong tubuh Bella ke luar dari dalam kamar Astuti.
Astuti hanya diam sambil menatap kepergian sang anak, dan dia langsung menangis melihat sikap Kenan padanya.
"Tuhan, kembalikan Tuan Kenan yang dulu selalu penyayang," ucap Astuti lirih.
Wanita paruh baya itu sangat menginginkan sikap Kenan yang dulu sangat baik padanya dan juga Bella. Namun, sepertinya akan sulit karena dia tidak tahu apa kesalahan yang buat sampai sang majikan membenci anaknya.
BERSAMBUNG.....
