NovelToon NovelToon
YISHA : After Reincarnation

YISHA : After Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:770
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

Beberapa tahun lalu, Sora dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Mengetahui hal itu, bukannya permintaan maaf yang Ia dapatkan, Sora justru menjadi korban kesalah pahaman hingga sebuah ‘kutukan’ dilontarkan kepadanya.

Mulanya Sora tak ambil pusing dengan sumpah serapah yang menurutnya salah sasaran itu. Hingga cukup lama setelahnya, Sora merasa lelah dengan perjalanan cintanya yang terus menemui kebuntuan. Hingga suatu hari, Sora memutuskan untuk ‘mengistirahatkan’ hatinya sejenak.

Tanpa diduga, pada momen itulah Sora justru menemukan alasan lain dibalik serangkaian kegagalan kisah cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#21

“Masa sih, Ra?” Kedua matanya membulat. Yasmin ingin tahu apa lagi yang akan Sora ungkapkan.

“Entahlah. Wajahnya memang terlihat mirip, tapi wanita itu memiliki rambut panjang dan berwarna merah seperti ceri. Terus pakaian dia mirip seperti peri hutan. Ucapanku mirip dongeng anak-anak kan, Bu?” Sora menatap Yasmin sekejap kemudian Ia memejamkan kedua matanya.

“Enggak juga. Bisa aja di suatu tempat di dunia ini memang ada hal seperti itu.” Yasmin tak membantah ucapan Sora.

Padahal jauh dalam hatinya, Yasmin begitu kegirangan karena Ia telah menemukan harta karun yang selama ini dicari-carinya.

“Bu Yasmin. Tolong jangan bilang siapa-siapa dulu, ya? Nanti Aku disebut pendongeng handal, Aku belum siap viral.” Sora mulai kembali pada setelan awal dirinya.

“Udah bisa bercanda ya, sekarang? Berarti udah sembuh, nih” Yasmin tersenyum simpul.

“Iya. Sekarang udah mendingan, Bu. Oh iya! Aku mau ngasih surat dokterku.” Sora meraih amplop kecil dari dalam tasnya. “Aku pamit pulang ya Bu.”

“Iya, hati-hati...” Ucap Yasmin seraya menerima amplop yang Sora berikan.

Ketika Sora berbalik menuju pintu, Yasmin menatap Sora dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tunggu, bola mata Yasmin menjadi berwarna hijau menyala.

Saat itu, tepat di belakang Sora muncul sosok bayangan berwarna hitam yang wujudnya menyerupai burung hantu dan terbang melayang mengikuti Sora.

#

“Huh...” Sora menghembuskan nafas yang dalam. Sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur, Sora terus terpikirkan ingatan-ingatan asing yang entah dari mana asalnya itu.

“Yisha... Mevine... Aneh banget...” gumamnya sambil menatap langit-langit kamar. “Tapi wanita itu bisa mirip banget sama Bu Yasmin. Ikan hantunya juga mirip. Apa jangan-jangan?!” Kedua mata Sora membulat. Ia segera terbangun dan meraih ponselnya yang masih berada di dalam tas.

“Apakah reinkarnasi benar-benar ada...” ucap Sora sambil mengetikkan kata itu pada layar ponselnya.

Kemudian, layar ponselnya menunjukkan sesuatu yang menarik perhatiannya. Di sana terdapat sejumlah tulisan artikel yang memuat topik tentang apa yang dicari Sora.

“Hmm... Kehidupan lain masa lalu Bu Yasmin... Gak mungkin. Ini semua pasti cuma kebetulan.” Sora masih tak menerima apa yang saat ini tengah menggulung dalam isi kepalanya.

Pikirannya penuh dengan hal-hal yang menurutnya belum bisa Ia percaya. Namun, mengingat gadis dalam bayangan asing itu begitu mirip dengan Yasmin, kemunculan ikan hantu, bahkan gadis itu pun turut memanggil nama ‘Yisha.’

Yisha, nama yang kerap kali muncul ketika Sora mengalami kejadian aneh.

‘Tidak mungkin Sora dan Yasmin pernah memiliki kehidupan masa lalu yang sama,’ pikir Sora.

#

Sepertinya tempat tinggal Rayn lambat laun berubah menjadi ruangan rapat ketiga orang dewasa itu. Sebab malam itu mereka kembali berkumpul bersama di sana.

Rayn, Yasmin, Giovanni, ketiga orang elf itu tampak saling menatap satu sama lain dengan raut wajah mereka yang tampak serius.

“Dia bahkan udah nyebut nama asli Kamu, Mev...” kata Rayn.

“Jadi, apakah sudah waktunya?” Tanya Yasmin ragu.

“Tunggu,” Giovanni membuka suara, “bagaimana dengan ingatannya tentang hutan dan makhluk menyeramkan itu?”

“Ah, benar. Aku belum memberi tahu kalian. Besok Aku akan kembali ke rumah obat untuk menanyakan hal itu pada Puan Dagna.” Balas Rayn.

“Baiklah. Aku harap kita mendapat jawaban dari semua teka-teki ini,” kata Yasmin.

#

Pagi-pagi sekali, Rayn sudah berada di rumah obat setelah Ia mendapat kabar tentang kepulangan Puan Dagna. Beliau tiba lebih cepat dari informasi yang Datsa berikan.

Saat itu Rayn sangat bersemangat karena pesan yang diterima dari Puan Dagna adalah meminta Rayn untuk berbicara empat mata di ruangan pribadi beliau. Rayn begitu yakin bahwa apa yang akan Puan Dagna ungkapkan nanti pastilah bukan hal yang biasa.

“Selamat pagi Puan Dagna. Bagaimana perjalananmu?” Rayn duduk di hadapan wanita yang terlihat berusia pertengahan empat puluhan.

Mereka sama-sama duduk bersila pada lantai beralaskan tikar anyam. Terdapat juga dua buah cangkir berisi teh di sana.

“Selamat pagi Tuan Rayn. Silakan diminum,” Dagna memberi isyarat untuk mempersilakan Rayn mengambil salah satu cangkir itu.

“Terima kasih,” Rayn segera mengamini ucapan Dagna.

Setelah tegukan pertama, Rayn menaruh kembali cangkir teh itu. “Kedatanganku kemari, untuk menanyakan kembali pertanyaan yang kutitipkan pada Datsa.” Kata Rayn.

“Ya. Putriku sudah memberi tahuku. Dugaanku, jika memang bukan tubuhnya yang terpapar racun nyxtar, maka pohon kehidupannya lah yang telah terpapar. Kau tahu? Energi mereka sejatinya saling terhubung hingga akhirnya berakibat juga pada tubuh orang itu,” jelas Dagna.

Rayn terperangah tak percaya mendengar penjelasan Dagna.

“Tuan Rayn. Saran saya, pemilik tubuh ini harus segera mendapatkan tanaman keabadiannya.” Dagna menatap kedua mata Rayn lekat-lekat.

“Jika tidak?”

“Jika tidak, Saya khawatir pada kondisi tubuh orang ini. Tumbuhnya pohon kehidupan menandakan kekuatan jiwanya mulai kembali. Artinya, orang ini adalah reinkarnasi atau manifestasi dari kehidupan terdahulunya. Ada kemungkinan tubuh barunya sekarang tidak tahan terhadap perubahan energi ini,” jelas Dagna.

“Baiklah. Sekarang Aku sudah paham kenapa semua ini bisa terjadi. Kalau begitu, Aku permisi.” Rayn segera berdiri dan sedikit membungkukkan tubuhnya pada Dagna tanda memberi salam.

“Ya, Tuan. Dengan senang hati.” Dagna pun tampak melengkungkan garis senyum yang samar.

Sepanjang perjalanannya, isi kepala Rayn terus mengulang hal yang sama.

‘Baiklah. Tinggal bagaimana caranya Aku bisa meyakinkan Sora untuk percaya bahwa jiwa Yisha di dalam dirinya mulai terbangun dari tidurnya.’ Begitu kira-kira apa yang terus Ia pikirkan.

#

Di lain tempat, Sora terlihat duduk sambil membenamkan wajahnya di meja. Bertumpu pada kedua lengannya, Sora membiarkan dirinya jatuh terlelap.

Rasa kantuk itu muncul tepat setelah Sora menyelesaikan setumpuk dokumen yang Ia masih letakkan di sebelahnya.

Meski kedua matanya begitu terasa berat, tetapi tetap saja Sora masih bisa mendengar suara-suara di sekitarnya. Lagi pula, orang macam apa yang bisa tidur dengan pulas ketika bersebelahan dengan pekerjaan.

Namun, tiba-tiba saja telinganya berdengung dengan kencang. Sora bahkan terperanjat karena Ia juga merasa kesakitan.

Sora spontan menutup kedua telinganya yang terus berdengung. Ketika itu, Sora mendengar suara bariton pria yang jelas sekali sedang tertawa.

“Ha, ha, ha. Itu kau kan, Yisha? Kemarilah. Aku tidak sabar ingin mengha*bisimu lagi.”

Entah dari mana asalnya suara itu, tapi saat itu Sora bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

Dengungan yang menyakiti telinganya itu lalu berakhir. Kini, Sora terdiam sambil terus berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

Mengapa nama itu sering sekali muncul? Siapa sebenarnya orang itu? Apa hubungannya antara orang itu dengan dirinya? Siapa sebenarnya orang bernama Yisha itu?

1
Anononin
Mulutnya diam, tapi hatinya mikir keras, wkwkwkwkkk /Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!