Pernikahan Impian

Waktu terus berjalan. Tak terasa usia pernikahan Rasya dan Kirana sudah berjalan selama satu bulan. Dan selama itu sikap Rasya masih terbilang biasa saja.

Rasya masih tetap jarang pulang ke rumah. Kirana pun kesal juga akhirnya. Di perlakukan sedemikian rupa siapa yang mau. Namun, Untuk kali ini, Kirana akan sabar dulu. Ini baru satu bulan kan? Ia akan menahan semuanya lebih dulu. Tapi jika itu masih terus berlanjut, Maaf! Mungkin cerai lebih baik.

Malam ini, Rasya ada di rumah. Pria itu pulang sore dan ikut makan malam bersama sang istri yang kebetulan sedang belajar memasak.

"Mau kemana?" Tanya Kirana yang melihat suaminya beranjak dari kursi.

"Nasi gorengnya asin.. Lebih baik kita makan di luar saja.." Kirana menghela nafas panjang. Kenapa harus di perjelas sih kalau nasi gorengnya asin. Namanya juga Kirana masih dalam tahap belajar. Sejak kecil, Kirana selalu di manja dan di ratukan oleh Papa dan Mamanya. Jangankan untuk memasak, Ke dapur saja tidak di perbolehkan.

PRAAAANK!

Kirana membanting sendok tepat di atas piring hingga piring itu pecah. Langkah Rasya seketika terhenti begitu saja. Ia menoleh ke arah Kirana yang kesal dan marah itu.

"Tidak bisakah kau menghargai masakanku? Aku tahu aku memang tidak pandai memasak tapi apa harus perjelas?" Dengan perasaan yang kesal, Kirana naik ke atas menuju kamarnya. Rasya hanya mampu menatap punggung istrinya itu hingga hilang di balik pintu.

Tapi Rasya sudah tak peduli, Pria itu pergi dan ingin mencari makan di luar saja. Bisa mati ia jika harus menghabiskan nasi goreng garam itu.

Kebetulan, Rasya pergi ke cafe bertemu dengan Alex. Teman sekaligus rekan kerja pria itu. Mereka makan malam bersama dan sedikit ada obrolan.

"Lu dateng sendiri kesini? Gak sama bini? " Rasya menatap Alex dengan Alis terangkat sebelah.

"Gua dateng sendiri..Dia lagi ngambek makanya gua datang sendirian.." Ujar Rasya dengan malas.

"Kenapa dia ngambek? Pasti lu yang buat ulah, Makanya dia ngambek. Lu kalo Umma tahu bisa di ceramahin Sya.." Rasya tak menjawab. Apa yang di katakan Alex memang benar, Andai Umma nya tahu. Bukan hanya Umma nya saja yang ikut ceramah. Daddy Abimana mungkin paling parah.

"Jaga istri kamu..Jangan cuma jaga fisik tapi juga hatinya. Jangan sampai kamu sakiti dia..

Pesan Umma Salma saat Rasya dan Kirana hendak pulang waktu itu. Sayangnya pesan itu bagaikan angin lalu bagi Rasya. Sampai saat ini, Di hati Rasya masih tersimpan Nadia seorang. Terbukti bahwa sampai kini, Pria itu melakukan amanah dari kekasihnya tersebut untuk menjaga dan membiayai pengobatan Ameena yang Rasya tahu sedang sakit keras.

"Dia tadi tuh belajar masak. Dan apa yang terjadi? Masakan Kirana tuh asin banget tahu gak? Masakan dia tuh gak enak Lex. Jauh banget sama masakan Nadia.." Alex hanya geleng-geleng kepala bisa-bisanya temannya ini justru membandingkan istrinya dan Nadia yang telah tiada.

"Gue tuh gak abis pikir sama lu ya, Sya? Bisa bisanya lu bandingkan Bini dan mantan lu yang yang udah gak ada.. Sadar Sya! Mereka tuh beda orang. Gimana perasaan bini lu nanti kalau tahu dalam hati lu tuh masih tersimpan wanita lain?

"Dia udah tahu kok.. Gue juga udah berusaha jadi suami yang baik buat dia. Gue udah kasih dia kartu tanpa batas. Kurang apalagi gue.." Alex sampai tidak mengerti dengan apa yang ada di otak Rasya.

"Gue ingetin ya Sya.. Hargai selagi istri lu masih ada. Jangan sampai dia pergi ninggalin lu.. Karena gue yakin, Kalau sampai itu terjadi. Lu bakalan jadi orang yang paling nyesel nantinya.. Move on lu dari Nadia. Dia udah tenang di sana, Harusnya lu juga bahagia disini.. Inget kata gue. Lu gak berhak samaan Kirana sama Nadia. Kirana itu bukan Nadia dan mereka tuh dua orang berbeda. Kalo lu masih inget Nadia mulu.. Mending lu ceraikan Kirana terus nikah aja sama tengkorak Nadia.

Usai mengatakan itu, Alex pergi meninggalkan Rasya seorang diri. Entahlah, Kesal saja Alex dengan pria seperti itu. Dia saja berusaha menjadi pria setia. Ini malah aneh-aneh..

Tanpa pria itu sadari bahwa sejak tadi ada seseorang yang mendengar pembicaraan dua pria itu. Orang itu mengepalkan tangannya kuat hingga membuat buku-bukunya memutih. Niat hati datang ke tempat itu untuk makan malam karena lapar, Orang tersebut Justru mendapatkan sambutan yang seketika membuat hatinya sakit.

.

.

.

Malam itu, Usai makan malam di cafe. Rasya tidak langsung pulang karena mendadak ia mendapatkan telfon bahwa Ameena kambuh. Dengan segera Rasya pergi ke rumah sang kekasih hati.

Dan benar saja, Di sana Rasya melihat Ameena yang sedang tak sadarkan diri dengan wajah pucatnya. Rani tersenyum, Dalam hati Wanita itu bahagia karena Rasya masih terlihat peduli pada Ameena. Buktinya, Walaupun keadaan telah malam Rasya rela datang demi Ameena. Sayangnya, Yang mengangkat tubuh Ameena bukan Rasya melainkan seorang penjaga di rumah itu.

"Kamu jangan pulang ya nak Rasya..Temani Ameena disini.. " Kata Rani kepada Rasya berharap pria itu akan mau menuruti ucapannya.

Rasya tampak diam dan belum menjawab apapun. Kemudian ia tersenyum ke arah Rani.

"Maaf, Saya harus pulang.." Setelah mengatakan itu, Rasya pergi meninggalkan Rani dan Ameena yang kesal karena gagal menghalangi Rasya pulang.

Rasya memang pamit untuk pulang. Sayangnya pria itu tidak pulang melainkan menginap di apartemennya. Entah apa alasan Rasya tidak pulang, Pria itu justru lebih memilih untuk berada di tempat yang lain.

Langkah Rasya maju lalu meraih bingkai foto. Itu adalah foto Nadia. Sungguh sudah dua tahun berlalu tapi Rasya masih sangat sulit untuk melupakan wanita yang sampai sekarang pria itu cintai. Andai nanti Rasya tahu akan kebenarannya? Apakah mungkin rasa cinta Rasya masih ada? Atau justru sebaliknya.

"Aku rindu kamu..Tolong bantu aku Nad.. Bantu aku lupa sama kamu. Aku sudah nikah, Tapi hingga saat ini aku belum bisa lupa sama kamu.." Rasya berbicara sendiri seolah sedang bicara dengan Nadia.

Rasya akui, Dari segi kecantikan memang lebih cantik Kirana. Sayangnya secantik apapun Kirana, Hati Rasya masih tersimpan nama Nadia.

Rasya membawa foto Nadia ke atas sofa. Putra sulung Daddy Abimana dan Umma Salma itu duduk bersandar sembari memeluk foto itu. Mata Rasya menatap langit-langit atap apartemennya.

"Tolong datanglah walaupun hanya ke dalam mimpi Nadia.. Aku sangat merindukanmu.."

Cup

Rasya mengecup foto itu dengan tersenyum. Tak lama mata tajam Rasya terpejam. Pria itu memejamkan mata berharap saat tidur nanti ia akan tidur dengan nyenyak dan berharap Nadia akan datang ke dalam mimpinya.

.

.

.

TBC