Kayla Ayana, seorang karyawan di sebuah perusahaan besar terpaksa menerima tawaran untuk menikah kontrak dengan imbalan sejumlah uang.
Ia terpaksa melakukan ini karena ia harus bertanggung jawab atas biaya rumah sakit seorang wanita yang mengalami kelumpuhan akibat tertabrak sepeda motor yang ia kendarai.
Tapi siapa sangka, ia yang dinikahi dengan alasan untuk menepis isu negatif tentang pria bernama Kalandra Rajaswa malah masuk terlalu jauh dalam kerumitan keluarga yang saling berebut warisan dan saling menjatuhkan.
Pernikahan kontrak diantara keduanya bahkan sempat dicurigai oleh anggota keluarga Kalandra.
Akankah Kayla dan Kalandra mampu menyembunyikan fakta tentang pernikahan kontrak mereka?
Akankah cinta tumbuh diantara konflik-konflik yang terjadi?
Ikuti kisah Kayla dan Kalandra di Istri Bar-Bar Sang Pewaris.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fie F.s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Kepingan Puzzle
Kalandra segera berlari kearah Kayla yang terbaring lemah. Untung saja tidak ada yang melintas karena truk itu akan berbelok sehingga lalu lintas di jalur kanan terhenti sejenak.
Kalandra melepas helmnya asal. Dan segera meraih tubuh Kayla.
"Kayla! Bangun Kay!" Kalandra mengguncang tubuh Kayla yang sudah berada dalam rengkuhannya.
Kalandra menyadari tangannya terasa basah dan saat ia lihat, darah mulai mengalir dari kepala Kayla.
Kayla masih membuka matanya. "Mas...!" ucapnya dengan suara lemah.
"Kayla, tetaplah sadar Kay!" Kalandra menggendong tubuh lemah Kayla.
Kalandra segera masuk ke dalam taxi yang sudah diberhentikan oleh orang-orang yang melihat kejadian itu dan mendekat untuk membantu.
"Terima kasih!" ucap Kalandra pada warga yang membukakan pintu taxi.
"Ke rumah sakit terdekat, sekarang pak!"
Sepanjang perjalanan, Kalandra terus mengusap pipi Kayla yang ada dalam rengkuhannya.
Kepala gadis itu ia dekap di dadanya. Kaos kerah yang ia pakai menjadi basah karena darah terus saja keluar dari kepala Kayla.
"Kay, ku mohon tetaplah membuka mata," bisik Kalandra panik.
Ia menyalahkan dirinya sendiri yang tidak memikirkan keselamatan keduanya hanya karena mengejar orang yang pernah menghancurkan keluarganya.
"Kayla..."
"Aku masih kuat, Mas!" Bibir Kayla melengkung.
"Harus Kay! Atau aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padamu."
"Berjanjilah untuk selamat, gadis bar-bar!"
"Aku tahu kamu wanita kuat!"
Kayla menutup matanya membuat Kalandra kalut. Ia segera turun karena taxi yang ia tumpangi sudah tiba di rumah sakit.
"Pak, tunggu sebentar ya...!"
Kalandra keluar dan langsung meminta pertolongan dari tim medis.
Kalandra mengambil uang di dompetnya dan memberikannya pada supir taxi.
"Ini terlalu banyak-"
"Ambil saja, Pak. Terima kasih!" Kalandra segera berlari untuk menyelesaikan administrasi karena Kayla harus segera ditangani.
Kalandra juga harus masuk ke dalam ruang IGD untuk mendapatkan perawatan. Lengan dan kakinya mengalami luka lecet. Tidak terlalu parah, namun tetap saja harus diobati supaya tidak terjadi infeksi.
Kalandra menunggu cukup lama. Sampai akhirnya dokter keluar dari ruang IGD dan menemuinya.
"Bagaimana dok?" tanya Kalandra.
"Pasien kehilangan banyak darah, Pak. Tapi kami sudah melakukan transfusi darah."
Kalandra menghembuskan nafas lega. "Lalu bagaimana lukanya, Dok? Apakah parah atau tidak?"
"Pasien belum sadarkan diri. Kami akan terus memantau perkembangannya, Pak!"
"Pasien akan dipindahkan ke ruang ICU."
Kalandra mengusap wajahnya. "Ya Tuhan!"
"Kami juga akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut."
"Lakukan yang terbaik, dok. Saya mohon selamatkan dia."
Kalandra merasa kalut melihat kondisi Kayla saat ini. Ia merasa bersalah hingga Kalandra tidak bisa meninggalkan gadis itu sendirian di rumah sakit.
Kalandra menghubungi dan meminta staffnya untuk memberi tahu pemilik sepeda motor yang ia pinjam. Kalandra berjanji akan menggantinya jika keadaan Kayla mulai membaik.
Namun, Kalandra terpaksa keluar sebentar untuk membeli pakaian ganti. Ia memutuskan akan mandi di kamar mandi rumah sakit. Karena terlalu jauh jika ia kembali ke cottage.
Kalandra mampir di salah satu toko pakaian. Ia membeli beberapa pasang sekaligus.
Jarak yang tidak terlalu jauh, membuat Kalandra memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumah sakit. Ia merenungi apa yang telah terjadi dalam waktu singkat itu.
Semua terasa seperti mimpi. Tadi malam, ia masih di pesawat dan siang ini Kayla masuk rumah sakit gara-gara dirinya.
Kalandra melihat seorang wanita cantik yang ia kenal berada di dalam mobil yang tak asing baginya. Kebetulan mobil itu berhenti karena lampu merah.
Kalandra membulatkan mata saat melihat Clara berada di dalam mobil bersama pria yang ia kejar tadi.
Jadi, Clara ada di mobil itu? Bagaimana bisa dia berada di sini? Ini hanya kebetulan atau memang sudah ia rencanakan? Batin Kalandra
Saat Kalandra ingin menghampiri mobil itu, lampu lalu lintas sudah berubah warna sehingga mobil tersebut segera pergi.
Kalandra ingin mengejar, tapi ia teringat bahwa Kayla jauh lebih penting sekarang.
Clara...
Berarti benar, dia punya hubungan dengan pria itu. Belasan tahun lalu, aku tidak salah melihat saat Clara pergi dengan pria yang menjadi orang ke tiga dalam rumah tangga mama dan papa.
Kalandra tahu, pria itulah yang menjadi selingkuhan Riana. Ia masih mengingat wajah pria yang sempat membuatnya meragukan Bagas sebagai ayah kandungnya.
"Kamu adalah putraku. Bukan putra Bagas." Kalimat pria itu yang masih ia ingat hingga saat ini.
Kalandra menggeleng pelan mengingat kejadian dua puluh tahun lalu itu.
Kalandra duduk di bangku taman depan rumah sakit. Ia menghela nafas dan mulai mengumpulkan kepingan puzzle yang selama ini masih belum bisa ia susun.
Pria itu bernama Leo. Pria yang mengaku sebagai ayahnya saat usianya baru sepuluh tahun. Pria yang akhirnya ketahuan sebagai selingkuhan mamanya.
Kalandra menjadi saksi bagaimana Riana memohon ampun di kaki Bagas karena menyesal telah berkhianat. Riana menggunakan dirinya dan Reyga yang saat itu baru berusia lima tahun sebagai alasan untuk tetap meneruskan hubungan pernikahan mereka.
Hati Bagas yang kecewa nyatanya tidak sembuh dengan mudah. Hubungan keduanya dingin dan renggang. Mereka hanya berpura-pura bahagia didepan anak-anak mereka dan Kalandra menyadari akan hal itu.
Kalandra menabung dan menyimpan uang jajannya hanya untuk melakukan tes DAN terhadap dirinya dan Bagas secara diam-diam.
Selama bertahun-tahun Kalandra hidup dalam kebimbangan dan keraguan akan siapa ayah kandungnya.
Dan saat ia sudah di akhir masa SMA, ia memiliki perasaan pada Clara dan ia mengungkapkannya.
"Maaf Kal, aku harus melanjutkan study ke luar negeri. Aku tidak bisa menjalin hubungan jarak jauh. Aku berjanji akan kembali..." Ucap Clara kala itu.
Bertepatan dengan cintanya yang tak terbalas, Kalandra malah mengetahui kalau Riana masih berhubungan dengan pria itu.
Dan yang semakin membuat Kalandra kesal adalah Clara pergi bersama pria bernama Leo itu. Kalandra yang ingin melihat Clara berangkat di bandara malah menyaksikan hal paling membingungkan itu.
"Cla... Aku butuh penjelasan. Siapa pria yang ikut bersamamu!" Kalandra saat itu menghubungi Clara saat sebelum naik ke pesawat.
"Aku harus segera berangkat Kal. Lain waktu akan ku jelaskan."
Fikiran Kalandra semakin kacau saat ia mulai menebak-nebak. Jika pria itu adalah ayahnya Clara maka kemungkinan besar ia dan Clara adalah saudara sedarah?
Selama ini, ia dan Jendra memang tidak pernah tahu siapa Clara dan bagaimana keluarganya.
Kalandra diam diam melakukan tes DNA dan hasilnya adalah ia memang anak dari papanya. Kalandra menebak, pria itu memang ingin menghancurkan keluarganya.
"Apa hubungan Clara dengan pria itu? Dan apa sebenarnya yang menjadi alasan Leo ingin menghancurkan keluargaku." gumam Kalandra yang duduk menatap lurus ke depan.
"Dan mama... Dia kembali menghubungi mama." Maksudnya adalah Leo.
Beberapa hari lalu, Kalandra mendengar Riana bicara melalui ponselnya. Ia menyebut nama Leo.
Flashback On
"Untuk apa kamu menghubungiku lagi, Leo?" bentak Riana di dalam kamar.
Kalandra baru saja selesai lari pagi di halaman belakang dan tak sengaja mendengar obrolan itu saat melintasi jendela kamar Riana.
"Suamiku memang sudah meninggal. Dan aku minta jangan hancurkan hidupku lagi. Kamu selalu datang dan pergi semau kamu."
"Dan satu lagi. Jangan pernah lagi mengancamku."
Flashback Off
"Ini sungguh membingungkan." Kalandra mengacak asal rambutnya hingga berantakan.
"Leo kembali bersamaan dengan kembalinya Clara."
"Mungkin selama ini Leo dan Clara tinggal bersama."
"Sebenarnya apa hubungan diantara mereka? Ayah dan anak atau.... suami istri?"
Kalandra semakin pusing. "Aku harus bertemu dengan keduanya. Aku ingin meminta penjelasan tentang semua hal membingungkan ini."
"Mengapa mama Riana berkali kali selalu menerima kehadiran Leo. Dan ancaman apa yang mama maksud."
mlhan marH dia