NovelToon NovelToon
Tubuhku, Takhta Sang Dewa

Tubuhku, Takhta Sang Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti / Romansa Fantasi / Fantasi
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cencenz

Satu tubuh, dua jiwa. Satu manusia biasa… dan satu roh dewa yang terkurung selama ribuan tahun.

Saat Yanzhi hanya menjalankan tugas dari tetua klannya untuk mencari tanaman langka, ia tak sengaja memicu takdir yang tak pernah ia bayangkan.
Sebuah segel kuno yang seharusnya tak pernah disentuh, terbuka di hadapannya. Dalam sekejap, roh seorang dewa yang telah tertidur selama berabad-abad memasuki tubuhnya. Hidupnya pun tak lagi sama.

Suara asing mulai bergema di pikirannya. Kekuatan yang bukan miliknya perlahan bangkit. Dan batas antara dirinya dan sang dewa mulai mengabur.

Di tengah konflik antar sekte, rahasia masa lalu, dan perasaan yang tumbuh antara manusia dan dewa… mampukah Yanzhi mempertahankan jiwanya sendiri?
Atau justru… ia akan menjadi bagian dari sang dewa selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cencenz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Murid Terpilih Senior Lu Ming

Pagi itu, langit berwarna kelabu, seolah menahan sinar matahari di balik kabut tipis. Di halaman utama sekte, para murid berdiri berbaris dalam diam, menunggu hasil dari seleksi pembimbing pribadi.

Di atas panggung batu, para senior berdiri sejajar. Masing-masing dari mereka adalah kultivator tingkat tinggi yang akan memilih murid untuk dibimbing secara langsung. Bagi para murid, ini bukan sekadar tradisi, ini bisa menentukan arah masa depan mereka.

Suara Pemimpin Sekte menggema, tenang namun tegas:

"Para senior, silakan menyebutkan pilihan kalian."

Satu per satu, para senior maju dan menyebut nama. Setiap kali nama dipanggil, para murid yang terpilih melangkah maju, wajah mereka campuran antara lega dan bangga.

"Lin Xue."

"Han Cheng."

"Mo Ran."

"Qi Yun."

Nama demi nama disebut. Yanzhi hanya berdiri diam di baris belakang. Beberapa murid mulai berbisik pelan, dan sebagian bahkan meliriknya dengan pandangan heran.

Kenapa dia belum dipanggil? Dengan latar belakang tidak jelas dan reputasi sebagai murid dengan kendali aura buruk, banyak yang mengira dia takkan dipilih siapa pun.

Dan kemudian, senior terakhir maju, Lu Ming. Sosoknya berdiri tegap, tatapan tajam namun penuh ketenangan. Ia memandang ke arah barisan para murid… lalu terdiam sejenak.

Seorang murid di samping Yanzhi berbisik,

"Pasti dia pilih Lin Fei. Dia pernah bilang suka murid yang punya kendali elemen angin yang stabil."

Lu Ming sempat memandangi Lin Fei. Tapi kemudian, ia mengalihkan pandangannya dan berhenti tepat di arah Yanzhi berdiri.

"Yanzhi."

Suara itu tegas. Jernih. Tak bisa dibantah.

Seluruh halaman mendadak senyap.

Yanzhi mengangkat kepala, matanya sedikit membulat. Bahkan Mo Ran yang berdiri tak jauh darinya sempat menoleh cepat, seolah ingin memastikan ia tidak salah dengar.

"Aku memilih Yanzhi sebagai murid bimbinganku," lanjut Lu Ming, "karena dia memiliki sesuatu yang langka, keberanian untuk tetap berdiri bahkan saat dirinya belum mengerti arah yang dituju."

Yanzhi menatap Lu Ming dalam diam. Ada sesuatu dalam ucapan itu… seperti pengakuan, tapi juga sebuah harapan.

"Mulai sore nanti, latihan kita dimulai," ucap Lu Ming, lalu berbalik kembali ke barisan senior.

Yanzhi melangkah maju dengan langkah pelan. Saat ia berdiri di depan, seolah segala keraguan yang selama ini menyelimutinya… mulai terbakar perlahan.

Dan tentu saja, suara dalam kepalanya tak tinggal diam.

"Luar biasa. Kepala batu kita sekarang dipilih langsung oleh senior tampan. Wah, wah. Mulai naik daun, ya?"

Yanzhi mendesah. "Dia cuma guru pembimbing. Kau berlebihan."

"Oh tentu. ‘Cuma’ guru pembimbing yang matanya berbinar waktu nyebut namamu. Sangat biasa."

"Kau aneh hari ini. Biasanya kau cuma komentar soal latihanku."

"Lucu. Baru jadi murid favorit sehari, kau sudah memancarkan hawa menyebalkan yang bahkan sulit untuk diabaikan."

Yanzhi mengernyit. "Hawa menyebalkan? Maksudmu aku bau keringat?"

"Lupakan. Otakmu jelas nggak bisa mencerna hal rumit. Fokus saja latihan, sebelum aku benar-benar pindah ke tubuh yang lebih menjanjikan."

Yanzhi hanya mendengus kecil. Ia tahu si roh suka menggertak, tapi tetap saja… ucapannya selalu membuat dada terasa panas entah karena jengkel atau malu. Ia pun menarik napas dalam dan melangkah menuju pelataran latihan.

......................

Tak lama setelah pengumuman, barisan mulai mencair. Murid-murid membentuk kelompok-kelompok kecil, membicarakan pembimbing yang telah memilih mereka. Tapi di antara semua nama yang disebut, hanya satu yang paling banyak menarik perhatian.

"Jadi Yanzhi benar-benar dipilih oleh Senior Lu Ming?" bisik seorang murid perempuan sambil menyiku temannya. "Aku kira beliau hanya akan memilih murid dari keluarga ternama."

"Aku juga mengira begitu. Yanzhi bahkan tidak punya latar belakang klan yang terkenal, kan?"

"Tapi tetap saja, yang memilihnya Senior Lu Ming," timpal yang lain dengan nada setengah kagum, setengah iri. "Wajah tampan, kekuatan hebat, dan ahli pedang. Siapa yang tidak ingin dilatih langsung olehnya?"

"Dia idola para murid perempuan, bahkan sebelum kita masuk ke sini," celetuk seorang lagi. "Dan sekarang... yang terpilih justru Yanzhi?"

Beberapa lirikan iri mengarah ke Yanzhi yang berdiri tak jauh dari kerumunan, tampak tidak peduli dengan bisik-bisik di sekelilingnya.

Tak jauh dari sana, beberapa murid laki-laki juga terdengar berbisik-bisik.

"Senior Lu Ming itu sempurna. Tampan, tenang, dan kuat. Sudah seperti perwujudan pahlawan dari kitab cerita."

"Aku yakin setengah murid perempuan di sekte ini berharap jadi muridnya. Dan yang dapat malah Yanzhi, si anak keras kepala itu."

"Jangan salah. Bisa saja dia punya kekuatan yang belum kita lihat. Atau… keberuntungan langka."

Di tengah obrolan itu, Yanzhi berdiri dengan posisi tubuh tegak, pura-pura tak peduli. Tapi sorot matanya gelisah, mendengar dirinya disebut di sana-sini seperti topik jualan di pasar.

Roh di tubuhnya menggerutu pelan, suaranya bergema di benak Yanzhi:

"Ah, awal yang sempurna. Belum apa-apa kau sudah jadi idola. Padahal belum satu jurus pun kau tunjukkan."

Yanzhi membalas dalam hati, "Mereka cuma suka bikin keributan."

"Tepat sekali. Dan kau… cuma berdiri di tengah badai pujian tanpa tahu apa yang akan kau lakukan berikutnya. Menyenangkan sekali menyaksikan ini."

......................

Tak butuh waktu lama setelah pengumuman itu, hari pelatihan pertama pun dimulai. Mereka berkumpul dalam formasi kecil sesuai pembimbing masing-masing, mengenakan seragam latihan dan ekspresi yang campur aduk antara gugup dan antusias.

Yanzhi berdiri bersama kelompok murid yang terpilih oleh Senior Lu Ming. Beberapa mencuri pandang ke arahnya, ada yang iri, ada pula yang sekadar penasaran.

Langkah tenang terdengar dari sisi lapangan. Lu Ming berjalan mendekat dengan sikap tenang dan penuh wibawa, jubah putihnya berayun ringan tertiup angin.

Tatapannya tenang, tapi tegas. Para murid serentak memberi hormat saat ia berhenti di tengah kerumunan mereka.

"Aku akan melatih kalian secara langsung selama satu pekan ke depan. Jangan berharap santai hanya karena aku tidak suka membentak," katanya dengan senyum tipis.

Beberapa murid tertawa kecil. Yanzhi hanya menunduk, tak yakin harus senang atau waspada.

"Mulai hari ini," lanjut Lu Ming, "aku ingin melihat bukan hanya kekuatan, tapi sikap kalian. Karena dalam medan tempur sesungguhnya, hati yang kokoh lebih tahan dari pedang mana pun."

Roh di dalam Yanzhi berkomentar, suaranya muncul pelan dalam benaknya.

"Tentu saja. Hati yang kokoh dan wajah tampan, kombinasi sempurna untuk jadi pahlawan."

Yanzhi mengabaikannya.

Hari-hari pelatihan bersama Lu Ming berlangsung intens. Meski tak pernah marah, sang senior selalu tahu cara mendorong murid hingga batas mereka, dengan latihan fisik, teknik pertahanan, hingga meditasi kendali elemen.

Yang mengejutkan Yanzhi, Lu Ming tampak memperhatikan perkembangannya secara khusus. Setiap kali Yanzhi kesulitan menstabilkan nyala api dari rohnya, Lu Ming datang, memberi panduan pelan namun akurat.

"Tenagamu liar, tapi bukan tanpa arah. Kau hanya belum tahu cara mendengarkannya," ucap Lu Ming suatu siang, saat Yanzhi hampir kehabisan napas setelah latihan.

Yanzhi menoleh, masih terengah. "Aku tidak tahu apa itu 'mendengarkan tenaga'. Yang ada, tenaga itu malah sering mencaci maki di kepalaku."

Lu Ming tertawa kecil, mengira itu hanya kiasan. "Kalau begitu, belajarlah berdamai dengannya."

Roh itu mendengus dari dalam.

"Aku bukan musuh yang perlu didamaikan. Aku pemandu yang diremehkan."

"Kau suka merasa penting ya," balas Yanzhi dalam hati.

"Aku penting. Hanya kau yang terlalu lambat untuk menyadarinya."

Hubungan mereka tak berubah jauh, saling sindir, saling tanggapi, tapi di tengah semua itu, kekuatan Yanzhi mulai terlihat stabil. Api yang tadinya liar, kini sesekali mau patuh meski masih tersentak-sentak. Bukan sempurna, tapi cukup untuk menarik perhatian… bahkan dari para instruktur lainnya.

Di penghujung pekan pelatihan, diumumkan bahwa dalam waktu dekat akan digelar adu tanding persahabatan antar sekte. Sekte Baiyuan, tempat Yanzhi dan rekan-rekannya belajar, akan menjadi tuan rumah.

Kabar itu menyebar cepat. Murid-murid mulai berspekulasi, siapa lawan yang akan datang, teknik seperti apa yang akan mereka lihat, dan… siapa yang akan terpilih mewakili sekte.

Di antara semua kegaduhan itu, Yanzhi justru dilanda satu perasaan aneh. Campuran cemas… dan semangat yang samar.

Roh di tubuhnya berkata pelan,

"Akhirnya. Waktunya melihat apakah kau hanya bisa bicara, atau benar-benar bertarung."

Yanzhi menarik napas dalam, menahan ketegangan. "Aku nggak butuh komentarmu sekarang."

Roh: "Bukan komentar, itu peringatan. Kalau kau ceroboh, kita berdua yang kena akibatnya."

Yanzhi: "Aku tahu. Aku nggak sebodoh itu."

Roh: "Hmm. Tapi belum cukup pintar juga."

Yanzhi: "Terserah. Aku akan lakukan semampuku."

Roh (suara melembut, meski tetap ketus): "Jangan cuma semampumu. Buat aku tidak malu terikat padamu."

Di antara sorak dan bisik-bisik, ia berdiri sendirian, membawa nama, harapan, dan nyala api yang belum jinak.

Dan dunia… akhirnya mulai melihat ke arahnya.

...****************...

1
dewi roisah
lanjut lagi seru serunya..
Zhenzhen: Siap! Makasih banyak, senang banget kamu menikmati ceritanya /Heart//Heart/
total 1 replies
Nanik S
Lembah Angin
Nanik S
Kepala baru memang sangat bodoh
Nanik S
Pasti Yanzhi adalah sasaran Lu Ming
Nanik S
mereka seperti teman tapi yang sat keras kepala yg satu Usil 🤣🤣🤣
Nanik S
💪💪💪👍👍👍
Nanik S
Lanjutkan Tor
Zhenzhen: Lanjut terus dong! Makasih sudah ngikutin ceritanya/Joyful//Determined/
total 1 replies
Nanik S
Benar sekali untuk apa ramah pada merdeka yang merendahkan kita
Nanik S
Keras kepala bener Yanzhi
Zhenzhen: Hehe iya, Yanzhi memang keras kepala banget, tapi itu yang bakal bikin perkembangan karakternya menarik/Scream/
total 1 replies
Nanik S
Yanzhi... lemah tapi keras kepala
Zhenzhen: Betul sekali! Dia masih lemah di awal, tapi tekadnya yang keras bakal jadi pondasi pertumbuhannya nanti./Determined/
total 1 replies
Nanik S
Cerita awal yang menarik
Zhenzhen: Senang banget kalau awal ceritanya terasa menarik! Semoga bab-bab selanjutnya juga bikin penasaran ya. Terima kasih sudah membaca/Pray/
total 1 replies
Nanik S
Hadir
Zhenzhen: Terima kasih sudah hadir dan mulai baca dari Bab 1! Semoga ceritanya bisa menemani harimu. /Determined//Determined/
total 1 replies
k
Ternyata seru banget!/Angry/ceritanya ringan tapi tetap bikin penasaran. Cocok buat kalian yang suka fantasi tapi tetep mudah diikuti. Rekomen banget!/Kiss//Kiss/
Zhenzhen: Terima kasih banyak untuk ulasannya!/Heart/
Senang banget tahu kalian enjoy sama ceritanya.
Aku bakal terus usaha biar makin seru ke depannya /Determined//Determined/
total 1 replies
Aji Pangestu
waw sangat bagus
Zhenzhen: Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca dan meninggalkan ulasan seindah ini /Kiss/
Aku benar-benar senang ceritanya bisa sampai ke hati pembaca /Heart//Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!