NovelToon NovelToon
Kejahatan Alexander Louise

Kejahatan Alexander Louise

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Hamil di luar nikah
Popularitas:253.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zandzana

Sania, gadis cantik berumur 22 tahun dan baru lulus kuliah disebuah perguruan tinggi negeri jurusan pariwisata harus menjalani kehidupan yang sulit dan pahit

Hidupnya berubah seperti roda roller coaster, yang awalnya indah berubah menjadi neraka ketika dia bertemu dengan pria tampan bernama Alexander Louise.

Seorang CEO tampan yang terkenal dengan bad boy dan suka gonta ganti pacar

Akankah Sania dan Alex bisa bersatu melewati kejamnya rintangan yang menghalangi mereka??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zandzana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terusir (Lagi)

"Apa yang kalian lakukan?" tanya dokter Anita dengan suara bergetar

Dengan cepat pak Danendra menoleh. Tangannya yang sedang meletakkan tubuh Sania di atas kasur langsung terhenti

Dengan terburu segera diletakkannya tubuh Sania yang lemah

Dokter Anita mendekat, di dapatinya jika di bagian dada daster yang Sania kenakan kancingnya terbuka

Dan didapatinya juga bagian bawah daster tersingkap sampai atas lutut

Mata Sania terpejam dan mulutnya tampak meringis kesakitan

"Kalian berdua sedang ngapain?"

Sania memaksa membuka matanya demi didengarnya suara dokter Anita

Sedangkan pak Danendra memandang tak percaya pada istrinya

"Maksud kamu apa ma?"

Dokter Anita menarik kasar daster Sania yang tersingkap

Kembali Sania memaksa membuka matanya dan kembali berusaha menahan sakit

"Jadi ini yang sering kalian berdua lakukan di belakangku, iya?"

Pak Danendra menggeleng dan menarik pundak istrinya

"Semua tidak seperti yang kamu lihat ma"

Sania dengan bersusah payah berusaha untuk duduk. Dan pak Danendra yang melihat betapa susahnya Sania untuk duduk berniat hendak menolong ketika dengan cepat tangannya ditarik dokter Anita

"Jawab, apa yang kalian berdua lakukan??"

Sania menarik nafas panjang dan menggigit bibirnya kuat-kuat menahan sakit

"Ibu salah sangka, kami tidak melakukan apa-apa" ucapnya terbata-bata

Dokter Anita menoleh kearah Sania yang sekarang telah duduk dengan bersandar pada tepian ranjang

"Jika kalian tidak melakukan apa-apa, mengapa baju kamu terbuka, hah?"

Sania meraba kancing bajunya yang terbuka, memang tadi dia membukanya karena dirasanya juga dadanya tiba-tiba sesak

"Tadi nafas saya sesak dokter"

Dokter Anita menggeleng, ditatapnya suaminya yang hanya diam

"Sudah berapa lama ini terjadi?, seberapa sering kalian melakukan hubungan di belakangku???"

Mata Sania terbelalak. Hatinya sangat terluka dengan tuduhan dokter Anita

"Jangan mengatakan itu dokter, demi Tuhan kami tidak melakukan apa-apa, saya menelpon tuan Andra hanya minta tolong karena perut saya sangat sakit"

Dokter Anita tersenyum menyeringai

"Memang salah saya mengapa saya mempercayai kamu untuk tinggal di sini San, karena akhirnya kamu merebut suami saya"

Mulut Sania ternganga, air matanya langsung mengalir

"Demi Tuhan dokter, saya tidak ada niat untuk merebut suami dokter, demi Tuhan saya tadi hanya meminta tolong pada tuan Andra karena perut saya sakit"

"Sekarang perut kamu tidak sakit lagi, kan?, ini semua hanya alasan kamu agar suamiku pulang dan menemui mu, dan kalian bisa mesra-mesraan"

Air mata Sania telah mengalir deras

"Demi Tuhan dokter, saya berani bersumpah jika kami tidak ada hubungan apa-apa, dan saya tadi meminta tolong pada tuan Andra, hanya itu dokter"

"Benar yang dikatakan Sania ma, papa pulang karena Sania kesakitan dan ketika papa temukan Sania tergeletak di lantai"

Dokter Anita menggelengkan kepalanya tak percaya

"Papa seorang penegak hukum, apakah selama papa bertugas pernah menemukan pencuri yang mengakui kesalahannya?"

Pak Danendra diam dan menarik nafas panjang, dia tahu saat ini istrinya sedang dibakar cemburu dan jika dia menjawab apalagi membela Sania semuanya akan makin runyam

"Dan kamu Sania, apa kurang kebaikan saya selama ini sama kamu, sehingga kamu membalas kebaikanku dengan cara seperti ini?"

Sania terisak, kembali dirasakannya dadanya sakit

"Pergi kamu dari sini, saya tidak ingin melihat wajah kamu lagi!"

Sania mendongakkan wajahnya menatap tak percaya pada dokter Anita yang menatapnya dengan kilatan marah

"Saya mohon dokter, jangan usir saya"

Dokter Anita bergeming, bahkan ketika suaminya kembali bersuara menjelas duduk persoalan yang sebenarnya

"Bela terus gundikmu itu, aku memang sadar jika aku tidak bisa memberikanmu keturunan, tapi bukan dengan cara ini kamu menyakitiku, pa" isak dokter Anita

Pak Danendra berusaha merengkuh pundak istrinya, tapi dengan cepat dokter Anita menepis tangannya

"Pergi kamu Sania, atau jika kamu tidak mau keluar dari rumah ini, saya yang akan keluar!!!"

Dengan perasaan hancur dan masih menahan sakit Sania turun dari ranjang dan berjalan kearah lemari, mengeluarkan semua pakaiannya dan memasukkannya dalam koper dengan berlinangan air mata

"Ma, tolong mengertilah, kasihan Sania ma. Dia mau kemana jika mama mengusirnya?"

Dokter Anita mengangkat wajahnya dan menatap tak percaya pada suaminya

"Jika begitu aku yang pergi dari rumah ini!" ucapnya sambil berjalan cepat kearah pintu

"Jangan dokter!" cegah Sania

Dokter Anita menoleh, menatap tajam kearah Sania yang telah menarik koper

"Saya yang akan pergi, karena disini sayalah yang bersalah"

"San?" cegah pak Danendra menarik koper yang telah siap ditarik Sania

Sania menggeleng

"Tidak pak, ibu benar, saya memang tidak tahu berterima kasih, saya memang tidak pantas tinggal di sini lagi"

Dokter Anita melengos demi dilihatnya jika suaminya tampak mencegah Sania untuk pergi

Dengan menggigit bibir menahan sakit, Sania berjalan kearah pintu, berdiri di depan dokter Anita

"Terima kasih dokter, maaf karena saya telah bersalah" lirihnya sambil terisak

Dokter Anita membuang muka ketika Sania berniat mengulurkan tangannya

Dengan pelan Sania keluar dari kamar dan berjalan kearah depan. Sebelum akhirnya kakinya benar-benar keluar dari pagar, dia menoleh kembali kearah rumah yang telah beberapa bulan ini ditinggalinya

Air matanya menetes ketika dia menatap rumah itu untuk terakhir kalinya

Pak Danendra yang melihat Sania berjalan keluar dari rumahnya sudah berniat hendak mengejar ketika tangannya dicengkeram kuat dokter Anita

"Sekali papa mengejar Sania, papa akan kehilanganku untuk selamanya"

Pak Danendra mengusap wajahnya dengan frustasi, dan menarik nafas panjang

Sementara dokter Anita segera keluar dari dalam kamar dan terduduk lemas di ruang tamu

Pak Danendra duduk di sebelah istrinya yang tampak kalut dan menangis terisak

Berkali-kali pak Danendra menjelaskan jika semua yang terjadi tak seperti yang dilihat istrinya

Tapi dokter Anita bergeming, hatinya telah terlanjur sakit dan curiga dengan adanya hubungan terlarang antara suaminya dengan Sania

Terlebih ketika disadarinya jika sampai detik ini dia masih belum juga bisa memberikan keturunan

Sedangkan Sania?, dia masih muda dan masih cantik pula, dan terbukti jika Sania sehat dan bisa hamil. Bisa dipastikan jika suaminya akan lebih tertarik pada Sania karena Sania nanti akan bisa memberikan keturunan pada suaminya

Pikiran dokter Anita kacau, air matanya kian deras ketika mengingat jika dia memiliki kekurangan

Dan pak Danendra tak kalah kacaunya, satu sisi melihat istrinya yang mengamuk padanya, satu sisi dia memikirkan bagaimana nasib Sania sekarang, karena dia tahu seperti apa keadaan Sania tadi

Ketika ditemukannya Sania tergeletak di lantai dengan posisi miring tengah mengerang kesakitan

Karena itulah dia tadi mengangkat tubuh Sania, dan justru bertepatan dengan istrinya datang dan semuanya kacau karena istrinya salah faham

Kegelisahan pak Danendra makin membuat kemarahan dokter Anita menjadi

"Sana pergi, kejar gundikmu itu!!!"

Pak Danendra hanya diam menundukkan wajahnya ketika dokter Anita mendorong kasar tubuhnya

Dia membiarkan istrinya memukul-mukul tubuhnya. Dia yakin istrinya melakukan itu karena rasa cemburu yang tak jelas

...----------------...

Sementara Sania yang begitu keluar dari rumah dokter Anita berjalan terseok-seok di trotoar sambil menarik koper

Sebagian orang yang berpapasan dengannya melihatnya dengan aneh dan sebagian lagi memandang heran

Berkali-kali Sania berhenti dan menyeka peluh di keningnya, dan berkali-kali pula dia mengelus perutnya

"Tolong berdamai lah nak" lirihnya sambil meneteskan air mata

Dengan langkah yang dipaksakan kuat, Sania berjalan kearah sebuah kursi yang ada di dekat taman

Tujuan Sania ingin kesana, dia ingin istirahat sebentar karena lelah dan juga karena sakitnya yang masih terasa

"Aaahhh....." Sania menjerit tertahan ketika kembali perutnya dirasanya sakit

Beberapa orang yang melihat Sania membungkuk menahan sakit menoleh dan bahkan ada yang berusaha mendekatinya

"Kenapa dek?"

"Kenapa mbak?"

Sania tak menjawab satupun pertanyaan mereka. Karena sakit yang dirasanya kian hebat dan dia langsung ambruk tak sadarkan diri

1
Uly Ringo
kok Alex sama bapaknya bodoh ya,,, sama perempuan aja kalah,,,
Diana
ternyata sad ending😭😭 sania oh sania...nasibmu begitu tragis😩
Uly Ringo
aku suka dengan ceritamu thor,,, tak ada perempuan yang mau menjadi kupu-kupu malam, tapi semua ibu akan melakukan apapun untuk membuat anaknya bahagia. semangat untuk semua ibu didunia ini, semoga selalu diberi kesehatan 💪💪
Diana
makin ruwet sj. dahlah bikin satu lg adek junior biar gak jd rebutan😤
Zandzana: 🤣🤣🤣 maunyaa
total 1 replies
Diana
ikut mumet kepalaku, thor, kena baling² bambunya tuan anton🤭
Diana
kenapa jd berat begini? bacanya jd gak nyaman, thor😭
Diana
jd ngebayangin othor nya ngetik sambil gemes sama sania😂
Zandzana: bener🤭
total 1 replies
Diana
pikirku mau terjadi perang dunia ke tiga eh ternyata cuma dagelan🤣
Zandzana: prank😁
total 1 replies
Diana
jangan mau, sania, kl cuma bunga buat apa?!🤭
Zandzana: kalo bunga bank baru boleh🤣
total 1 replies
Diana
orang kaya butuh heli kayak ngadang ojek. tinggal lambaikan tangan datang, deh🤣
Zandzana: 🤣🤣 ikut ngakak saya
total 1 replies
Diana
keren, thor👍👍👍
Zandzana: makasih😍
total 1 replies
Diana
dasar preman² yg cuma mengandalkan otot dari pd otak.
uukais
mbulettt
uukais
kalah sm peremouan 1..mbulettt
Dila Ferdianti
gedek sama Sania, egois banget jadi orang
Diana
ternyata deno garangan berhati emas🤣🤣
Diana
kenapa cobaanmu begitu berat, sania?
Diana
masih setia dgn ceritamu, thor. halunya gak lebay, bahasanya sederhana dan enak di baca. tetap semangat dgn karya²mu, othor👍
Zandzana: terima kasih kakak♥️♥️
total 1 replies
Diana
percaya karma itu ada, lex? setidaknya cari tau gimana keadaan sania yg jelas² kamu rusak hidupnya. selain ba*ingan ternyata kamu jg pengecut!! laki² apa kau itu?!! gemes bin gedek, aku.
Mentari Adi
ini happy ending ga sih?
semoga ajah happy ending
Zandzana: semangat membaca next bab nya mbak say♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!