Gadis Kesayangan Tuan Agra

Mobil biru metalik milik Agra berhenti tepat di depan lobby kantor, Agra yang turun lebih dulu karena sudah ada penjaga yang membukakan pintunya, lalu Agra memutar untuk membukakan pintu Kiran.

Agra meraih tangan Kiran dan bersiap untuk masuk, tapi ternyata sudah ada mobil lain yang juga merupakan petinggi disana yang baru saja datang.

Agra melirik ke arah mobil tersebut yang sepasang kaki keluar dari sana, seorang pria yang usianya jauh lebih tua darinya. Membungkuk hormat dan diikuti oleh Kiran yang masih di gandeng oleh Agra.

''Agra?''

Seorang pria yang berdiri di samping mobil itu menyapa Agra lebih dulu saat ia melihatnya, pintu mobil sisi lain ikut terbuka dan muncullah seorang wanita yang menatap tidak ramah pada Agra dan Kiran siapa lagi kalau bukan Olivia, rupanya malam itu membuat kekesalan pada hatinya terhadap Agra maupun Kiran.

''Selamat sore, Om.''

Agra mengucapkannya dengan lugas dan terus berjalan ke arah pria yang di panggilnya 'om' itu, lalu menundukkan kepalanya dengan diikuti oleh Kiran.

''Selamat sore,'' sahut pria itu yang matanya sedikit melirik ke arah tangan Agra yang menggenggam tangan seorang gadis cantik yang terlihat usianya sangatlah muda.

Olivia membukakan pintu lainnya yang ternyata seorang pria paruh baya lah yang keluar dari sana menggunakan sebuah tongkat, Agra menoleh dan berjalan menghampirinya masih dengan menggandeng tangan Kiran, melewati tubuh Olivia begitu saja.

''Agra, kau baru datang?'' tanya pria paruh baya itu yang ternyata adalah kakeknya yang bernama Faris Nadindra.

''Kek, apa kabar?'' Agra memeluk Faris dengan satu tangannya dan tangan lainnya masih tererat pada tangan Kiran dan tentunya itu terlihat jelas pada mata penuh kebencian dari Olivia.

''Heheh.. baik-baik. Nak' siapa ini?'' tanya Faris penasaran karena beliau melihat Agra yang tak sedikitpun melepaskan tangannya.

''Kemarilah Kek, Agra sekalian akan memperkenalkan dia di hadapan semua orang. Anas?!'' Ucap Agra yang kemudian memanggil Agra yang berada di depan pintu masuk.

Anas menganggukkan kepalanya dan menengok ke arah belakang, mengisyaratkan kalau dia sudah melaksanakan perintah Agra untuk mengumpulkan sebagian karyawan.

Agra menuntun Faris, kakeknya. Dengan tangan kirinya dan tangan kanannya belum juga melepaskan Kiran.

''Baik, semuanya. Saya mengumpulkan kalian disini untuk memperkenalkan seseorang, yang kebetulan juga Presiden Direktur dan dewan direksi juga hadir. Saya akan memperkenalkannya kepada kalian semua.''

Agra mengangkat tangannya yang menggenggam tangan Kiran sehingga nampaklah dia pasang cincin pernikahan yang terikat di jari manis mereka.

''Kiran Wulandari, dia istriku.''

Semua karyawan yang hanya berjumlah sekitar 20 orang karena memang hanya beberapa saja yang di minta berkumpul tercengang dan tersenyum tidak percaya karena ternyata CEO mereka sudah memiliki istri yang sangat cantik, begitu juga Faris yang tersenyum bahagia mendengarnya tentu saja kecuali Olivia

yang tampak penuh kebencian.

Kiran dapat melihat dari sudut matanya, bahwa atmosfer yang mengukungnya itu adalah rasa amarah yang siap meledak tapi sepertinya dia sedang menahan hasrat amarah itu karena banyaknya orang disana.

''Selamat sore semuanya.''

Kiran menundukkan kepalanya memberikan salam termanisnya.

''Sayang?'' Agra memanggilnya dengan mesra seperti sengaja menunjukkan pada semua orang kalau hubungan mereka bukanlah sebuah mainan.

''Ya, Mas?''

''Perkenalkan beliau adalah Kakek ku, Tuan Faris Nadindra. Beliau Presdir disini. Dan ini Paman ku, Om Hendrawan beliau Dewan direksi disini.''

Agra mengerling sekilas ke arah Olivia yang wajahnya sudah memerah penuh amarah. ''Apa yang kamu lakukan disini?''

Agra bertanya dengan sangat frontal tidak ada basa-basi dan sangat dingin. Hendrawan yang mendengarnya segera menoleh ke seseorang yang Agra tanyakan keberadaannya itu.

''Agra, Olivia baru saja datang dari London kemarin malam,'' ucap Hendrawan yang ternyata dia adalah ayah dari Olivia Madavi.

''Aku tahu! karena begitu sampai dia langsung kerumah ku, dan bersikap tidak sopan pada ku terlebih lagi pada istriku. Maka dari itu aku mengusirnya.''

Faris Nadindra hanya menggelengkan kepalanya, dia sangat memaklumi dengan sikap Agra yang seperti itu pada Olivia, ya Faris juga sangat mengenal sikap Olivia yang sering bertingkah semaunya.

Hendrawan hanya diam, karena dia juga tidak bisa berkata apa-apa, terlebih lagi ada Faris Nadindra disana, ayahnya.

Agra menatap Olivia dengan sangat tajam, dan mengintimidasi, berjalan ke arah ayahnya, Hendrawan dan berpamitan pergi dari sana. Sebenarnya tujuan dia kesana untuk mengadukan perbuatan Agra terhadap malam itu tapi ternyata Agra sudah lebih dulu yang menceritakan semuanya.

''Ayah, apa aku bisa bicara sebentar,'' ucap Hendrawan pada Faris dan di anggukinya.

''Kalau begitu Agra ke atas duluan, permisi.'' Agra pun berlalu masuk gedung itu dengan terus menggandeng tangan Kiran.

''Ada apa, Hendrawan?''

''Bukankah Aku sudah membicarakan pada Ayah, agar menjodohkan Agra dengan Olivia. Dan waktu itu Ayah pun menyetujuinya kan?''

''Iya, Ayah menyetujuinya tapi keponakanmu ternyata sudah menemukan istri. Lalu Ayah harus apa?''

''Tapi… Ayah apa tidak menaruh rasa curiga, kenapa Agra tiba-tiba memperkenalkan seseorang yang katanya istrinya, sejak kapan mereka menikah, lagipula pewaris kerajaan Nadindra menikah tanpa resepsi, apa tidak terasa aneh?''

''Ayah juga terkejut, tapi mereka terlihat saling mencintai. Ah, sudahlah biarkan mereka menjalankan hubungan mereka dengan bahagia. Kita sebagai keluarga hanya bisa mendoakan mereka, bukan?''

''Tapi ayah-?''

''Apa lagi, Hen?''

''Kita sebelumnya sepakat untuk menikahi Agra dengan Olivia, karena tujuan kita agar menjaga aset-aset berharga kita kan. Lalu kalau sudah seperti ini, pastilah sebagian aset akan jatuh ke tangan orang lain.''

Faris mendengus kesal, dia paham arah pembicaraan Hendrawan itu kemana. Karena dia sangat mengenal karakter anak-anak nya, Hermawan, ayah dari Agra yang seorang pekerja keras dan jujur juga tegas, dan Hendrawan yang memiliki sifat yang tampak yang tentunya berbanding terbalik dengan saudaranya itu. Tapi dia tetap bersikap tenang tidak ingin terlihat memihak salasatu dari mereka.

''Gadis itu sudah menjadi istri Arga yang tentunya status dia bukan orang lain lagi, dia sudah menjadi cucu menantu ku! Pembicaraan ini berhenti sampai disini, kelak Ayah tidak ingin mendengar ini lagi!'' Faris Nadindra berlalu pergi dengan di bantu oleh asisten pribadinya yang memang juga selalu ada di dekatnya.

Kepergian Faris, Ayahnya. Hendrawan hanya bisa menahan diri untuk tidak emosi terlalu berlebih, karena dia juga takut Ayahnya itu mencurigai niatnya yang tanpa dia sadari, Faris pun sudah mengetahui niat buruknya itu yaitu menguasai seluruh aset milik sang Ayah.

''Kasihan sekali anakku, padahal dia sudah sangat senang saat kuberi tahu akan menjodohkannya dengan Agra, tapi ternyata anak sialan itu malah memperkenalkan wanita yang katanya adalah istrinya,'' gumam Hendrawan yang kemudian berlalu masuk kesana menyusul sang Ayah.

TBC ...

...****************...

Hay semua readers ku yang setia 🤗 othor mau rekomendasikan novel yang tak kalah serunya lho ..

Judul : DEWI UNTUK DEWA

Napen: Tyatul