maaf para penggemar yang selalu menunggu kelanjutan dari novel othur yang satu ini .
karena kesalahan hp terbasuh air hujan dan sialnya lagi akun yang digunakan tak bisa buka berapa kali lapor buat solusi namun lagi lagi nihil tapi Alhamdulillah kemarin saya lapor lagi apa dikasih upload ulang ceritanya dan syukurlah ceritanya bisa upload ulang di akun baru ku yang sekarang .
selalu dukung ya cerita Istri kecilku yang nakal.
Siapa sih yang akan mengira gadis kecil yang nakalnya tak ketulungan itu adalah istri seorang .......
selalu dukung komentar dan juga like cerita urakan othur satu ini,jangan pelit pelit beri ulasan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Diam-diam keluar dari kediaman
Di kejauhan dua sosok beda usia sedang mengecoh penjaga di kediamannya. Satu menggunakan dress lutut dengan selendang khas modern yang satunya memakai pakaian santai khas modern juga.
Tak lupa sendal bulunya kayak gadis rumahan begitu pula yang satunya mereka satu hati.
Mereka berjalan santai sesudah membereskan sang penjaga namun bukan lewat jalan gerbang mereka malah manjat tembok kokoh pembatas kediaman.
"Bruk"suara tubuh turun.
"Bruk"suara tubuh turun.
"Puk"menepuk debu di pakaian.
"Puk"menepuk debu di pakaian.
"Huffff"menghembus kan nafas lega.
"Hufffff"menghembuskan nafas lega.
"Akhirnya"dengan kompak , mereka tak lupa saling pandang lalu bertosria sambil tersenyum lebar dengan menafikan gigi putih mereka, yang sama-sama mempunyai gigi gingsul membuat mereka tanpak manis.
Ternyata dua sosok nakal itu tak lain tak bukan Nyonya kecil Sang jenderal dan keponakannya.
"Hah ,les go!!!!!"teriak nyonya J.
Mereka pun melangkah menuju pasar.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Di tengah-tengah ibu kota yang ramai orang yang berlalu lalang terlihat dua sosok beda usia saling berpegangan tangan melangkah dengan wajah cerianya, membuat semua orang tanpa sadar geleng-geleng kepala ikut tersenyum di hati melihat dua pemandangan itu
Namun kedua orang itu yang jadi perhatian malah dengan acuh Tak acuh nya berjalan, tak lama mereka tidak sengaja melihat sekelompok anak sedang menatap sedih ke arah warung roti, Jika dilihat lebih teliti mereka adalah sekelompok pengamen karena di lihat dari alat yang mereka pegang.
"Wah!!!!!!"seru nyonya J dengan binaran Dimata jernih bulat berair nya.
"Ada apa????"ucap sosok kecil di dekat nya.tak lupa tatapan polos memandang penuh tanya pada istri paman nya.
Namun tangannya tiba-tiba ditarik melangkah membuat langkahnya terseret karena jiwa barbar istri pamannya sedang kambuh.
Hos
Hos hos
"Huffffff!!!!!" Menghirup udara dengan rakus"akhir nya sampai juga" ucap Nyonya J dengan lega. Sambil memandang sekelompok anak kayak harimau memandang mangsa.
membuat sekelompok anak gemetar seketika ,karena mereka salah paham dengan nya.
Namun di luar ekspresi mereka.
"Hai adik-adik boleh gabung enggak"ucap nya ramah Nyonya J namun apa yang di sorot mata nya ",kalau kalian berani nolak saya seret mati "begitulah kira kira ancaman di sorot mata nya. Namun karena suaranya yang begitu merdu membuat sekelompok itu terbengong tanpa sadar mengangguk mengiakan.
"Ye !!!!!!!!!"sorak nya dengan senang.
Mampu membuat orang di sekitarnya memandang dengan heran.
"Silahkan kakak duduk"ucap ketua kelompok itu dengan sopan sambil memberikan bangkunya.
"Terimakasih"ucap nyonya J tak lupa senyum manisnya.
"Nah sekarang kakak akan mengatur siapa-siapa yang akan memainkan masing-masing dari alat ini"ucap Nyonya J sambil memberikan pemahaman.
BLA BLA BLA
Sesudah masing-masing orang memegang alatnya Mereka pun memainkan sesuai arahan sang nyonya J.
Tak lama alunan musik terdengar mampu membuat orang pangling mendengar nya. Satu persatu orang mulai berdatang mendekati mereka hanya untuk mendengar musik yang dimainkan tanpa ada orang yang menyanyi karena nyonya J. Masih asik jadi penonton.
Setelah nada habis akhirnya musik pun berhenti dimainkan.
"Prok prok prok,"terdengar suara riuh tepuk tangan tak lupa koin pun dilontarkan membuat tempatnya tak mampu lagi menampung saking banyaknya.
"Lagi lagi lagi "sorak penonton meminta di mainkan lagi, teriakan demi teriakan kembali terdengar ramai meminta memainkan musik kembali .
Akhirnya sang nyonya J yang lagi nyamar dengan keponakannya kompak mengatakan sekarang mereka yang akan menyumbangkan lagu.
Kelompok anak-anak pengamen itu membeli makanan dulu mengisi gentong mereka dan tak lama kembali ke sana menjadi pendengar.
"Adek adik silakan beli dulu makanan untuk mengisi perut kosong kalian agar tak sakit"perintah sang Nyonya J dengan tulus.
"Baik kakak kami akan cepat kembali menjadi pendengar"kompak mereka bahagia.tak lupa wajah berseri seri.
"Nyanyi nyanyi"seru penonton.
"Hufffff"menghirup udara rakus"baik lah "pinis nya tenang . Sambil mengambil gitar nya.
Para penonton yang melihat alat aneh menurut mereka, terbengong namun tak lama karena sang nyonya J mulai duduk dengan kaki yang diangkat sebelah namun terkesan anggun bag Dewi, memangku gitarnya.
Sang keponakannya jadi mengatur penonton tak lupa wadah sedang ,untuk tempat koinnya.
Sura musik pun mengalun dimainkan jari jemari lentiknya yang sangat lincah nampak menarik mengeluarkan melodi yang memukau.
