NovelToon NovelToon
Where Are You?

Where Are You?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Kalea Ludovica—murid paling keras kepala seantro SMA Bintang dan salah satu murid yang masuk dalam daftar jajaran murid paling disegani disekolah. Masa lalunya yang buruk karena sering dikucilkan keluarga sampai kematian sang adik membuatnya diusir dari rumah ketika masih berusia tujuh tahun.
Tuduhan yang ia terima membuat dirinya begitu sangat dibenci ibunya sendiri. Hingga suatu ketika, seseorang yang menjadi pemimpin sebuah geng terkenal di sekolahnya mendadak menyatakan perasaan padanya, namun tidak berlangsung lama ia justru kembali dikecewakan.

Pahitnya hidup dan selalu bertarung dengan sebuah rasa sakit membuat sebuah dendam tumbuh dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

"Zion belum datang, Ris?" tanya GS pada Haris. Cowok yang sibuk memainkan game candy crush di ponselnya.

"Kayaknya belum," sahut Haris tanpa menoleh balik pada GS.

Masih pukul tujuh pagi, keduanya sudah tiba di kantin sekolah. Beberapa siswa mulai berdatangan melewati gerbang sekolah menuju gedung utama.

Kantin yang mereka datangi saat ini berada di pojok belakang sekolah. Dari sini terlihat jelas pintu gerbang sekolah. Kantin ini adalah hasil kerja keras Gabriel Sagara bersama rekan rekannya.

Sebelumnya kantin milik pak kumis ini tidak sebagus saat ini tapi berkat mereka, kantin ini jadi tempat favorit kedua khusus anak-anak Vesarius. Guru-guru yang mampir saja tidak mereka izinkan masuk untuk sekedar membeli makanan. Hanya beberapa murid saja yang berani datang kesini itu pun dengan keadaan terpaksa jika perut meminta jatah.

Vesarius. Siapa yang tidak kenal geng besar itu. Geng yang diketuai oleh anak dari pemilik sekolah SMA Bintang.

Dia Gabriel Sagara, sering dipanggil GS oleh orang-orang. Cowok beralis tebal, mata setajam elang, pahatan hidung nyaris sempurna dan bibir ranum tebal menggoda.

Tapi dari semua yang ia miliki, Gabriel tidak pernah bisa mengontrol suasana hatinya. Kadang-kadang cowok itu bisa sehangat sentuhan dan kadang tak tersentuh—dingin dan mematikan.

"BANG GS!" teriak cowok berambut keriting, mendorong pintu kantin tiba-tiba. Sontak Haris yang fokus bermain game terlonjak kaget dan hampir ponsel itu jatuh menghantam lantai.

"Gue udah tau bang siapa pengkhianat di antara kita! Gue—"

"Kapan sih lo bisa kalem buka pintu! Kaget gue, anjir!" seru Haris mengelus dadanya.

"He..he..he maaf, Bang. Genting soalnya."

Cowok itu mengayunkan kedua kakinya menuju tempat dimana Gabriel sedang bersantai ria.

Pengkhianat.

Satu kalimat yang membuat mereka yang duduk di sana berubah pias. Selama ini mereka sudah mencari keberadaan orang itu tapi sepertinya keberuntungan tengah berpihak pada mereka. Siapapun orangnya harus dikasih pelajaran.

"Kali ini siapa lagi pengkhianat itu?!" kata Gabriel membuat salah satu kakinya bertumpu di atas paha. Ia menyelidik dengan tajam.

"Anak kelas sebelas ipa satu Bang—dia Bara Prayogi. Kemarin dia juga yang minta out tiba-tiba dari geng," papar cowok berambut keriting.

Benar juga. Tak salah lagi. Bara—tanpa ada alasan cowok itu keluar sendiri dari geng yang sudah bertahun-tahun berdiri tapi Gabriel sama sekali tidak masalah dengan hengkangnya cowok itu.

Ia tau tidak baik memaksakan keputusan seseorang. Namun lain cerita jika sudah seperti ini, berkhianat di lingkungannya sama saja mencari masalah.

"Cabut, Ris," titahnya pada rekannya, dan cepat Haris mematikan ponselnya, memasukkannya dalam saku celana.

"Lo semua tetap di sini, jangan lupa sarapan."

Semua yang berada di kantin menganggukkan kepala. Satu sifat yang mereka sukai dari leader mereka itu ialah kepedulian Gabriel kepada mereka. Bahkan GS tidak segan-segan memberikan yang ia miliki demi teman-temannya. Loyalitas tinggi sangat ia junjung.

***

Sementara di belakang sekolah, tepatnya kelas dua belas IPA enam, perkelahian semakin memanas lantaran salah satu pasukan inti Vesarius termakan ucapan Bara yang membuatnya tidak bisa mengontrol amarahnya dan langsung mendaratkan bogeman mentah membuat laki-laki itu terbaring di tanah dengan keadaan mengenaskan.

Dua pukulan tak terelakkan mendarat sempurna di wajah juga perut Bara membuat cowok itu menggeram menatap Bobby.

"Lo ngomong apa sama mereka, hah?! Otak lo ditaruh dimana sih!"

"Kita semua salah apa sama lo! Tega benar lo khianatin kita!" seru Bobby menarik kerah seragam Bara.

Bara meludah sembarangan. "Lo—sama ketua geng lo itu gak lebih dari sekumpulan geng sampah!! Lo tau kan, SAMPAH! Tempat membuang sesuatu yang dianggap gak penting lagi."

Bara benar-benar cari mati dengan mengatakan hal seperti itu di depan semua anak anak Vesarius yang mengelilingi dirinya.

Mereka yang berdiri disana langsung saja mengepung mendekat ke arah Bara namun tertahan saat Bobby mengangkat tangannya.

"Jaga omongan lo, woi!!" ujar salah seorang cowok dari anak anak Vesarius.

"Jangan lupa diri siapa yang udah buat lo kayak gini kalau bukan karena bang GS sama teman-temannya."

"Ini gak bisa dibiarin, Bang..." Protes salah satu cowok di sebelah Bobby. "Kita gak tau ini cowok bilang apa sama mereka. Bisa jadi itu rencana bang GS selama ini Bang buat balas dendam."

"Santai ajah..."

Sementara itu, Bobby menarik paksa kerah seragam Bara kemudian mendekatkan wajahnya. "Lo harusnya bersyukur, anjing! kalau bukan karena Gabriel hidup lo ga bakalan seenak sekarang ini."

"Jangan karna udah lo senang lo lupa daratan. Ingat, lo bukan siapa-siapa kalau bukan karena kita!"

Bara tertawa meremehkan. "Hidup gue gak pernah enak selama lo semua masih hidup."

Bugh!

Lagi dan lagi, Bara jadi samsak Bobby tuk keempat kalinya. Wajahnya sudah babak belur, sudut bibirnya juga lebam karena pukulan dari Bobby yang terlampau keras.

Murid murid perempuan yang menonton kegaduhan itu hanya bisa meringis ngeri. Pukulan keras dari Bobby sanggup meruntuhkan pertahanan Bara di depan mereka.

Ada baiknya untuk tidak ikut terlibat daripada terkena imbas dari anak-anak Vesarius. Mereka yang menonton perkelahian itu langsung saja bergegas meninggalkan tempat itu secepat mungkin.

Kehadiran Haris, seorang diri berjalan menerobos anak-anak Vesarius yang berkerumun membuat Bara dengan sekuat tenaga menoleh menatap kehadirannya.

"Gabriel gak bisa datang, ada urusan sebentar katanya mending kita cabut sekarang. Gue udah capek masuk keluar BK," kata Haris menatap lurus pada Bobby kemudian beralih pada Bara.

"Lo semua bubar dan seperti biasa jangan ada yang coba aduin kejadian ini pada siapapun terlebih guru atau lo semua bakalan tanggung resikonya," ujar Haris lantang menatap mereka yang masih berada di tempat dan langsung diangguki kemudian bubar menuju kelas masing-masing.

Haris tidak pernah sekalipun ikut campur masalah seperti ini. Kerap Haris ikut dihukum karena Gabriel yang selalu membawa-bawa namanya bahkan secara paksa mengikutisertakan dirinya.

Dia tipekal cowok yang kalau bisa tidak ingin berurusan dengan namanya keributan. Namun, dibalik itu semua Haris tidak pernah kasih kesempatan pada orang yang menghina Vesarius atau orang-orang terdekatnya.

Cowok paling pintar seantero sekolah juga, sayangnya mempunyai sifat pendiam dan irit berbicara.

Setelah Haris mengatakan hal itu, Bobby dan anak lainnya bergegas meninggalkan tempat itu dengan Bara yang masih terduduk di sana.

"Geng lo itu bakalan gue hancurin. Lo tunggu ajah tanggal mainnya."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!