Remaja Bar-bar menikah dengan ustadz dingin? Bagaimana bisa!😱
Berawal dari hukuman yang mengharuskan Naura, seorang remaja nakal dan bertindak semaunya melanjutkan sekolah ke Pesantren.
Tapi siapa sangka jika sosok naura dapat menaklukkan hati ustadz fahri, ustadz yang dinginnya bagaikan kutub utara.
Tapi perjalanan mendapatkan hati ustadz dingin itu tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak rintangan yang harus dilalui naura, mulai dari dia yang belum menyukai pria itu dan hanya menjadikannya sebagai taruhan dari rivalnya saja, hingga pernikahan tersembunyi yang menimbulkan berbagai konflik...
Bagaimana perjalanan naura menjadikan ustadz dingin itu menjadi lebih hangat? Dan mampukah naura terus memikat hati ustadz dingin itu?
Langsung aja yuk ikuti kisahnya...
Jangan lupa Like+ Komen+ Bintang nya ya ✨💙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnama.estys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 33 Kembali Kerumah
.
.
.
Hari ini adalah hari kedua sejak kejadian penyekapan naura, semuanya berjalan seperti biasa kecuali kedua temannya. Mereka menjadi lebih protektif terhadap gadis itu, kemana pun gadis itu pergi pastilah ditemani oleh salah satu dari mereka terkhusus je.
"Ck...ni anak gak punya kegiatan lain apa gimana sih..." Umpat naura dalam batinnya
"Hmm...je, sekarang kita sudah sampai kan...jadi lu tunggu aja di sini ya" ujar naura saat tepat berada di pintu toilet. Ya, temannya itu bahkan tidak membiarkannya tenang meskipun hanya sekedar buang air kecil saja.
.....
"Je... semua ini terlalu berlebihan, gue bisa kok jaga diri!" ucap naura geram saat kini sedang berjalan bersama je.
"Na, gue sama mira cuman takut kejadian seperti kemarin terulang lagi... tiba-tiba ngilang gak jelas" sahut je
"Iya...gue janji bakal izin ke kalian tapi jangan bersikap kayak seolah-olah kalian doi gue deh" ucap naura dengan suara frustasi
"Gak na, gue gak bisa ninggalin lu lagi..." balas je
"Ck.. terserah lu" kesal naura dan segera meninggalkan temannya itu.
.....
"Assalamualaikum...Naura kan?" tanya seorang santriwati yang menghampirinya
"Iya, kenapa?" tanya naura.
"Bagini, saya dapat amanah dari ustadzah untuk ..."
"Je kemari...." panggil naura saat melihat je tampak termenung
"Elu beneran panggil gue? Ada apa?" tanya je antusias
"Ck... kalau bukan karena trauma kejadian waktu itu gue gak akan panggil lu" batin naura sinis. Gadis itu teringat kejadian saat dia dijebak untuk mengantarkan berkas yang ternyata bohong, jadi dia harus lebih waspada terhadap hal serupa.
....
"Hmmm...lu temani gue sekarang, gue mau di awasi lo saat ini" pinta naura, sedang kan je yang mendengar itu raut wajahnya bertambah ceria.
"Jadi siapa yang harus gue jumpai?" tanya naura dengan perasaan lebih tenang.
.
.
"Assalamualaikum..." Salam naura dari arah luar. "Wa'alaikumussalam..." jawab beberapa orang disana. Sepertinya mereka semua sengaja menunggu gadis itu.
Saat ini naura telah berada di Ndalem, sesuai penyampaian dari santriwati tadi. Awalnya gadis itu tidak percaya tetapi untungnya temannya itu mau mengantarkannya dimana pun dia pergi.
"Kyai panggil gue?" tanya naura setelah dipersilahkan duduk.
"Husstt..saya" bisik je pelan sebelumnya menyenggol lengan naura
"Eh saya maksudnya" beo Naura
"Khemm.. begini nak, kyai memanggil kamu untuk memberitahu jika papa kamu sedang sakit, dia menyuruh kamu pulang menemui nya" jelas kyai
"Apa? Papa sakit?" tanya naura seakan tak percaya karena baru dua hari yang lalu dia melihat papnya.
"Apa papa sakit karena aku ya?" batin naura sedih mengingatkan nya dengan kejadian yang lalu.
"Iya nak, sepertinya dia juga rindu kepadamu" sahut kyai
"T-tapi gue kan gak boleh kabur dari sini" lirih naura pelan tetapi masih dapat terdengar oleh mereka semua
"Oh My God, naura...udah pakai sebutan 'Gue' sekarang malah membahas kabur lagi..." batin je cemas bercampur malu dengan setiap ucapan naura.
.....
"Nak kamu gak perlu kabur, karena kami mengizinkan kamu pulang" ujar umi dan diangguki oleh naura.
"Ehh jadi gue beneran pulang ni? Kapan?" tanya naura spontan.
"Sekarang nak, kamu bisa bersiap sayang" jawab umi dan dibalas naura senang. Senang karena akan segera menemui papanya dan juga senang akan terbebas dari pesantren ini.
.
.
"Na, lu hati-hati ya... semoga papa mu segera sembuh, semoga kepulangan kamu bisa jadi obatnya" ucap je yang kini menemani naura bersiap untuk pergi.
"Oke doain ya" balas naura.
"Btw, bilang ke mira ya gue pulang" sambung naura karena temannya itu tidak berada di kamar mereka.
.
.
Kini gadis itu telah kembali ke ndalem dengan menyandang tas belakang nya. Namun saat hampir sampai ke ndalem langkah gadis itu terhenti.
"Ck... ustadz kutub ngapain sih dia disini" monolog gadis itu, karena masih kesal dengan pria itu yang sudah berani menolaknya, naura memilih berlalu begitu saja.
"Naura.." sapa seseorang dari arah depan.
"Iya umi.." balas gadis itu
"Kamu sudah selesai?" tanya umi kembali. "Sudah umi.." jawabnya
"Bagus kalau gitu sekarang kamu bisa segera pulang" tutur umi, sedangkan naura merasa bingung.
"Gimana caranya gue pulang, gue aja gak tau jalan pulang...mang dodi juga gak ada tuh di dalam" pikir naura yang sekarang tengah mengamati kearah dalam.
"Kenapa naura? Apa kamu mencari keberadaan Kyai?". "Kyai lagi ada keperluan, tapi dia sudah mengizinkan kepergian kamu nak" tutur umi sambil mengelus pucuk kepala gadis itu, sedang kan Naura hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena bukan kyai lah alasan netranya menelisik ke arah dalam ruangan itu.
"Hehe iya umi....Tapi naura pulang sama siapa ya umi?" tanya naura menampilkan cengiran kuda
"Ah iya umi sampai lupa, kamu akan diantarkan oleh ustadz fahri.... calon suami mu" Ucap umi tersenyum tetapi diakhir kalimat hanya gumaman kecil yang terdengar.
sabar... sabar.. y ustad
kpn nih malam pertama buat mereka.hehe