NovelToon NovelToon
Cinta Paksa Di Menara Kaca

Cinta Paksa Di Menara Kaca

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Kaila terpaksa menukar seragam sekolahnya dengan status istri rahasia seorang CEO arogan demi sebuah wasiat. Di dalam menara kaca yang dingin, ia harus bertahan di antara aturan kaku sang suami dan ancaman para musuh bisnis yang siap menghancurkan hidupnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Belajar Bersama Tuan Perfeksionis

Belajar bersama tuan perfeksionis ternyata menjadi sebuah tantangan baru yang jauh lebih mendebarkan dibandingkan dengan ancaman pembatalan pernikahan dari ibu mertuanya.

Kaila duduk dengan gelisah di kursi kayu jati yang sangat kokoh sambil menatap deretan buku matematika yang nampak sangat-sangat tebal di atas meja kerja Adnan.

Pria itu baru saja mengusir ibunya dengan cara yang sangat-sangat dingin dan sekarang ia memusatkan seluruh perhatiannya hanya kepada Kaila.

"Selesaikan sepuluh soal kalkulus ini dalam waktu tiga puluh menit tanpa ada satu pun kesalahan pada angka di belakang koma," perintah Adnan.

Ia meletakkan sebuah jam meja perak yang nampak sangat-sangat antik dan detaknya terdengar sangat-sangat nyaring di dalam keheningan ruang kerja tersebut.

Kaila menggenggam pena dengan jari yang masih nampak sangat-sangat gemetar karena rasa takut yang masih tersisa di dalam benaknya yang mulai lelah.

Ia mencuri pandang ke arah Adnan yang sedang sibuk memeriksa laporan keuangan dengan raut wajah yang sangat-sangat serius dan sangat-sangat kaku sekali.

"Tuan, rumus ini nampak sangat-sangat asing bagi saya karena saya baru saja melewatkan pelajaran terakhir di sekolah kemarin," bisik Kaila lirih.

Adnan seketika menutup map laporan miliknya dengan sebuah suara dentuman yang sangat-sangat keras hingga membuat Kaila tersentak kaget dari kursinya.

Pria itu bangkit berdiri lalu berjalan mendekati Kaila hingga aroma parfum kayu cendananya yang sangat-sangat pekat mulai memenuhi rongga paru-paru gadis itu.

Kaila merasa jantungnya berdegup sangat-sangat kencang saat Adnan membungkuk dan meletakkan tangannya di atas meja tepat di samping lengan kecil Kaila.

"Perhatikan baik-baik karena aku tidak akan mengulangi penjelasan ini untuk kedua kalinya di hadapanmu, Kaila," tegas Adnan dengan nada tajam.

Ujung jari Adnan yang nampak sangat-sangat kuat mulai menunjuk ke arah angka-angka di atas kertas dengan gerakan yang sangat-sangat presisi dan sangat-sangat teratur.

Kaila mencoba fokus pada penjelasan tersebut namun jarak yang sangat-sangat dekat di antara mereka membuat pikirannya menjadi sangat-sangat kacau dan tidak menentu.

Ia bisa merasakan hembusan napas Adnan yang sangat-sangat hangat menerpa telinganya hingga membuat bulu kuduknya berdiri dengan sangat-sangat mendadak sekali.

"Apakah kau sedang memperhatikan penjelasanku atau kau sedang sibuk menghayal tentang hal lain yang tidak berguna?" tanya Adnan dengan tatapan menyelidik.

Kaila segera menggelengkan kepalanya dengan sangat-sangat cepat sambil berusaha menyembunyikan rona merah yang nampak sangat-sangat jelas di kedua belah pipinya.

Ia kembali menunduk dan mencoba mengerjakan soal-soal tersebut dengan penuh ketelitian karena ia tidak ingin memancing amarah sang penguasa menara kaca lagi.

Namun setiap kali Kaila melakukan kesalahan kecil, Adnan akan segera mengetuk meja dengan pulpen emasnya hingga suara ketukan itu terasa sangat-sangat menyiksa telinga.

"Angka tujuh itu harusnya memiliki kaitan dengan variabel di sebelah kanan, jangan bersikap sangat-sangat ceroboh seperti anak kecil," tegur Adnan ketus.

Air mata Kaila mulai menggenang di sudut matanya karena ia merasa sangat-sangat tertekan oleh sikap perfeksionis Adnan yang nampak sangat-sangat tidak manusiawi.

Ia merasa seolah-olah sedang menghadapi ujian akhir kehidupan yang akan menentukan apakah ia layak untuk terus berada di samping pria yang sangat-sangat dingin itu.

Keheningan malam semakin larut namun Adnan nampak sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan menyuruh Kaila untuk segera beristirahat dengan tenang.

"Satu soal lagi dan pastikan kau tidak membuat kesalahan pada bagian akhir dari jawaban yang sangat-sangat krusial ini," perintah Adnan lagi.

Kaila menarik napas panjang lalu menuliskan deretan angka terakhir dengan tangan yang nampak sangat-sangat lemas dan sangat-sangat tidak bertenaga lagi.

Setelah selesai ia menyerahkan kertas tersebut kepada Adnan dengan perasaan yang sangat-sangat cemas seolah-olah ia sedang menunggu vonis dari seorang hakim.

Adnan menatap kertas itu dengan mata yang sangat-sangat tajam selama beberapa menit yang terasa sangat-sangat lama dan sangat-sangat menyiksa bagi Kaila.

"Hasilnya cukup memuaskan untuk ukuran siswi yang baru saja sembuh dari sakit demam yang sangat-sangat tinggi," puji Adnan dengan suara rendah.

Pujian singkat itu nampak seperti sebuah oase di tengah padang pasir yang sangat-sangat gersang bagi hati Kaila yang selama ini selalu merasa sangat-sangat direndahkan.

Namun kebahagiaan kecil itu seketika sirna saat seorang asisten rumah tangga masuk dengan wajah yang sangat-sangat panik sambil membawa sebuah berita yang mengejutkan.

Rupanya ada kiriman paket rahasia lainnya yang diletakkan di depan pintu kamar dan paket itu nampak sangat-sangat mencurigakan karena berbau amis darah segar.

"Tuan, ada kiriman lagi dan kali ini isinya benar benar membuat saya merasa sangat-sangat mual sekali," lapor asisten tersebut dengan suara gagap.

Adnan segera melangkah keluar dengan raut wajah yang kembali berubah menjadi sangat-sangat predator sementara Kaila hanya bisa mematung karena ia takut gagal masak untuk suami.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!