NovelToon NovelToon
ISTRI CANTIK SANG CEO TAMPAN : MISI BALAS DENDAMKU

ISTRI CANTIK SANG CEO TAMPAN : MISI BALAS DENDAMKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kde_Noirsz

"Aku mati. Dibunuh oleh suamiku sendiri setelah semua penderitaan KDRT dan pengkhianatan. Kini, aku kembali. Dan kali ini, aku punya sistem."

Risa Permata adalah pewaris yang jatuh miskin. Setelah kematian tragis ayahnya, ia dipaksa menikah dengan Doni, anak kepala desa baru yang kejam dan manipulatif. Seluruh hidup Risa dari warisan, kehormatan, hingga harga dirinya diinjak-injak oleh suami yang berselingkuh, berjudi, dan gemar melakukan KDRT. Puncaknya, ia dibunuh setelah mengetahui kebenaran : kematian orang tuanya adalah konspirasi berdarah yang melibatkan Doni dan seluruh keluarga besarnya.

Tepat saat jiwanya lepas, Sistem Kehidupan Kedua aktif!

Risa kembali ke masa lalu, ke tubuhnya yang sama, tetapi kini dengan kekuatan sistem di tangannya. Setiap misi yang berhasil ia selesaikan akan memberinya Reward berupa Skill baru yang berguna untuk bertahan hidup dan membalikkan takdir.

Dapatkah Risa menyelesaikan semua misi, mendapatkan Skill tertinggi, dan mengubah nasibnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kde_Noirsz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Taruhan Nyawa, Risa Mengaktifkan Skill 'Teleportasi Ruang' demi Menyelamatkan Keduanya?

Suara tawa Doni dari seberang telepon terdengar seperti gesekan logam yang memuakkan. Di hadapan Risa, ayahnya, Baskoro, sedang ditodong senjata oleh pembunuh bayaran di area parkir yang remang. Sementara di layar ponselnya, Melati sedang menyiramkan bensin di kamar pribadinya, tempat Bi Nah terikat tak berdaya.

"Pilih sekarang, Risa! Ayahmu atau rumah kenanganmu beserta pelayan setiamu?" Doni berteriak histeris. "Kau pikir kau pintar karena mempermalukan ayahku? Malam ini kau akan kehilangan segalanya!"

Revano Adhyaksa berdiri di samping Risa, pistolnya masih berasap. Matanya menatap tajam ke arah para pembunuh di parkiran, namun ia juga melirik ke layar ponsel Risa. "Risa, konsentrasi. Selamatkan ayahmu dulu. Biar anak buahku meluncur ke rumahmu, tapi itu butuh waktu sepuluh menit."

Sepuluh menit? Dalam sepuluh menit, Bi Nah akan terpanggang hidup-hidup dan rahasia Ayah di brankas kamar akan musnah! batin Risa.

[SISTEM : PERINGATAN! DETEKSI KEPUTUSASAAN TINGGI.]

[GELOMBANG DENDAM TERDETEKSI : MENGAKTIFKAN MENU PERTUKARAN DARURAT.]

[APAKAH ANDA INGIN MENUKAR 500 POIN DENDAM UNTUK SKILL TEMPORER : 'TELEPORTASI RUANG' (DURASI 60 DETIK)?]

Risa tidak ragu sedikit pun. Tukar! Sekarang!

[TING! PERTUKARAN BERHASIL. SKILL 'TELEPORTASI RUANG' DIAKTIFKAN. SISA WAKTU: 00:60.]

"Revano, jaga Ayah!" teriak Risa.

Sebelum Revano sempat bertanya, tubuh Risa tiba-tiba diselimuti cahaya biru elektrik yang menyilaukan. Dalam kedipan mata, sosoknya menghilang dari area parkir, meninggalkan Revano yang tertegun dan para pembunuh bayaran yang kebingungan.

Detik ke-10: Kamar Risa Permata

Melati baru saja memantik korek api zippo-nya. Wajahnya yang cantik telah berubah menjadi buruk rupa karena kebencian. "Mati kau, Bi Nah! Dan biarkan Risa menangis di atas abu kalian!"

Saat api hendak menyentuh tumpahan bensin, sebuah ledakan udara terjadi di tengah ruangan. Risa muncul entah dari mana. Tanpa membuang sedetik pun, ia melayangkan tendangan berputar tepat ke rahang Melati.

BUAKK!

Melati terpelanting menghantam lemari, korek apinya jatuh ke arah yang salah—menuju tumpukan gorden yang belum terkena bensin. Api mulai menjilat kain, namun belum mencapai genangan bahan bakar di lantai.

"Non Risa?!" Bi Nah membelalak, tidak percaya melihat majikannya muncul seperti hantu.

Risa tidak menjawab. Ia menggunakan Sistem Penyimpanan Ruang untuk mengeluarkan sebilah pisau dapur yang ia simpan kemarin. Dengan satu gerakan cepat, ia memotong tali yang mengikat Bi Nah.

"Bi, lari ke luar! Lewat balkon!" perintah Risa.

Detik ke-30: Penyelamatan Dokumen

Sambil mendorong Bi Nah menuju balkon, Risa melirik ke arah brankas di balik lukisan ibunya. Ia tahu di dalam sana ada dokumen asli kepemilikan ladang utara yang diincar konsorsium. Ia menempelkan telapak tangannya ke sensor brankas.

[TING! AKSES DITERIMA.]

Risa memasukkan seluruh isi brankas ke dalam Sistem Penyimpanan Ruang. Melati mulai merangkak bangun, mencoba meraih pisau yang jatuh, namun Risa menginjak tangan Melati tanpa ampun.

"Kau pikir kau bisa membakar rumahku? Di kehidupan ini, kaulah yang akan terbakar oleh perbuatanmu sendiri!" desis Risa.

Detik ke-45: Kembali ke Parkiran

Risa melihat Bi Nah sudah melompat ke area taman yang aman. Api mulai membesar di gorden. Risa mencengkeram kerah baju Melati. "Ayo ikut, kita punya pesta yang belum selesai di kabupaten."

Risa memejamkan mata, memvisualisasikan area parkir kantor kabupaten.

[SISTEM : SISA WAKTU 5 DETIK... 4... 3...]

Detik ke-60: Parkiran Kantor Kabupaten

Cahaya biru kembali meledak di depan Revano dan Baskoro. Para pembunuh bayaran yang tadinya hendak menembak Baskoro tersentak mundur saat Risa muncul kembali sambil menyeret Melati yang meronta-ronta.

Revano, yang selama ini dikenal sebagai pria yang dingin dan tak pernah terkejut, kali ini menjatuhkan rahangnya. "Risa... bagaimana kau...?"

"Simpan pertanyaanmu, Revano! Bereskan tikus-tikus ini!" teriak Risa.

Revano segera tersadar. Dengan akurasi seorang predator, ia melumpuhkan dua pria bersenjata itu dengan tembakan di kaki mereka. Anak buah Revano yang baru tiba langsung mengepung area tersebut, meringkus para pembunuh tanpa perlawanan berarti.

Baskoro gemetar, ia langsung memeluk Risa. "Risa! Kau tidak apa-apa? Dari mana kau datang? Ayah tadi melihatmu menghilang!"

"Ayah, aku di sini. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh Ayah lagi," bisik Risa, matanya menatap tajam ke arah Melati yang kini tersungkur di aspal.

Risa berjalan mendekati salah satu pembunuh bayaran yang tertangkap. Ia menggunakan Mata Kegelapan. Ia bisa melihat benang merah yang menghubungkan pria ini dengan sebuah nama di ponselnya.

"Siapa yang mengirimmu? Doni?" tanya Risa.

Pria itu bungkam. Risa tersenyum dingin. Ia mengambil ponsel pria itu dan menggunakan sidik jari pria yang pingsan untuk membukanya. Sebuah pesan singkat terlihat: "Selesaikan di parkiran. Saya urus sisanya di Jakarta. - Pak Surya."

"Bodoh," desis Risa. "Mereka bahkan tidak menghapus jejak digital mereka."

Revano mendekati Risa, menatapnya dengan pandangan yang kini dipenuhi oleh rasa hormat yang bercampur dengan ketakutan kecil. "Risa, apa yang kau lakukan tadi... itu bukan teknologi. Itu bukan sesuatu yang logis. Kau siapa sebenarnya?"

Risa menatap Revano. Di kehidupan sebelumnya, Revano adalah orang yang memanfaatkan kehancurannya. Kali ini, Revano adalah alatnya. "Tuan Revano, di dunia ini ada banyak hal yang tidak logis. Bukankah lebih baik kita fokus pada fakta bahwa musuh kita baru saja melakukan percobaan pembunuhan massal?"

Revano menyipitkan mata, lalu tertawa pelan. "Kau benar. Leo! Hubungi Kapolda. Katakan ada serangan teroris di acara kabupaten. Pastikan Pak Surya dan Doni tidak bisa keluar dari sel mereka bahkan dengan jaminan triliunan rupiah."

Tiba-tiba, Melati tertawa histeris di atas aspal. "Kalian pikir kalian menang? Doni tidak ada di sini! Dia sedang menuju perbatasan dengan membawa sertifikat palsu yang sudah ditandatangani Paman Hari! Dia akan menjual ladang utara ke konsorsium asing malam ini juga!"

Risa tertegun. Sertifikat palsu?

[SISTEM : MISI DARURAT TERDETEKSI!]

[PENCEGATAN DI PERBATASAN : JANGAN BIARKAN DOKUMEN ITU KELUAR DARI DESA MAKMUR.]

[HADIAH : UNLOCK IDENTITAS 'PRIA MISTERIUS' DI BALIK KONSORSIUM.]

[SISA POIN DENDAM : 0. ANDA HARUS MENGUMPULKAN POIN KEMBALI.]

"Revano, kita harus ke perbatasan sekarang," ujar Risa tegas. "Doni membawa sesuatu yang jauh lebih berharga daripada nyawa ayahnya."

Perjalanan menuju perbatasan dilakukan dengan kecepatan tinggi. Mobil Mercedes Revano melesat membelah hutan jati yang gelap. Di dalam mobil, Risa duduk dalam diam, mencoba memulihkan tenaganya setelah menggunakan skill teleportasi yang menguras banyak energi mentalnya.

"Kenapa kau begitu peduli pada ladang utara itu, Risa?" tanya Revano sambil menyetir. "Nikel memang berharga, tapi kau mempertaruhkan nyawamu berkali-kali hari ini."

"Karena ladang itu adalah harga diri Ayahku," jawab Risa tanpa menoleh. "Dan karena di bawah tanah itu, tersimpan sesuatu yang tidak boleh jatuh ke tangan orang-orang seperti Doni."

Di kejauhan, mereka melihat lampu belakang sebuah jip yang melaju kencang. Itu mobil Doni.

"Itu mereka!" seru Risa.

Doni menyadari ia dikejar. Ia mengeluarkan kepalanya dari jendela dan mulai menembak liar ke arah mobil Revano.

"Pria ini benar-benar bosan hidup," desis Revano. Ia menekan pedal gas lebih dalam, melakukan manuver berbahaya untuk menabrak bagian belakang jip Doni.

DUARR!

Mobil jip Doni kehilangan kendali dan terguling di pinggir jalan hutan. Revano mengerem mendadak. Risa langsung keluar dari mobil, bahkan sebelum asap dari jip itu menghilang.

Doni merangkak keluar dari puing mobil dengan wajah bersimbah darah. Di tangannya, ia masih memegang sebuah tas kerja hitam.

"Berikan tas itu, Doni," ujar Risa, berdiri di depannya dengan latar belakang cahaya lampu mobil yang menyilaukan.

"Tidak! Ini milikku! Dengan ini, aku bisa menjadi raja di Jakarta!" Doni berteriak gila. Ia mencoba meraih pistolnya, namun Risa lebih cepat. Ia menginjak pergelangan tangan Doni hingga terdengar suara patah tulang.

KRAK!

"AAAAAKHH!"

Risa mengambil tas itu. Ia membukanya dan menemukan dokumen yang dimaksud. Namun, di dalam tas itu juga ada sebuah foto tua. Foto ibunya bersama seorang pria yang bukan ayahnya. Di balik foto itu tertulis: "Rahasia di balik bayangan jati tua."

Risa terpaku. Apa ini? Apakah ada rahasia keluarga yang tidak aku ketahui di kehidupan lalu?

[SISTEM : MISI SELESAI!]

[REWARD : IDENTITAS 'PRIA MISTERIUS' TERUNGKAP.]

[NAMA: ADRIAN PERMATA. STATUS : KAKAK KANDUNG BASKORO YANG DIANGGAP MATI.]

Risa merasa dunianya berputar. Adrian Permata? Ayah tidak pernah bilang punya kakak laki-laki.

Tiba-tiba, dari arah kegelapan hutan, terdengar suara tepuk tangan yang pelan. Sesosok pria jangkung dengan jubah hitam muncul dari balik pohon jati besar. Wajahnya sangat mirip dengan Baskoro, namun dengan bekas luka panjang di mata kirinya.

"Luar biasa, keponakanku," suara pria itu berat dan berwibawa. "Kau jauh lebih berbakat daripada ayahmu yang lembek itu."

Doni gemetar melihat pria itu. "Tuan... tolong saya..."

Pria itu, Adrian Permata, bahkan tidak melirik Doni. Ia menatap Risa dengan pandangan yang penuh nafsu akan kekuasaan. "Risa, berikan tas itu padaku. Sebagai pamanmu, aku akan memimpin keluarga Permata menuju kejayaan yang sebenarnya. Bergabunglah denganku, atau kau akan berakhir seperti ibumu."

Revano melangkah maju di samping Risa, pistolnya diarahkan ke Adrian. "Jadi kau adalah 'Hantu' yang selama ini menggerakkan Pak Surya dari Jakarta?"

"Adhyaksa kecil," Adrian tersenyum dingin. "Kau bermain di liga yang salah. Serahkan gadis itu dan dokumennya, atau hutan ini akan menjadi kuburan kalian semua."

Risa menggenggam tas itu erat. Di kehidupan pertamanya, ia tidak pernah tahu tentang keberadaan Adrian. Ini adalah variabel baru yang sangat berbahaya.

[SISTEM : MISI FINAL FASE 2 DIAKTIFKAN.]

[KONFRONTASI DENGAN SANG PENGUASA BAYANGAN.]

________________________________________________________________________________________

**[PILIHAN :

SERAHKAN DOKUMEN

(HIDUP SEBAGAI BUDAK ADRIAN).

LAWAN

(PELUANG BERTAHAN HIDUP 5%).]**

________________________________________________________________________________________

Risa menatap Revano, lalu menatap dokumen di tangannya. Ia tersenyum, sebuah senyuman yang membuat Adrian Permata sekalipun mengernyitkan dahi.

"Paman Adrian," ujar Risa dengan nada yang sangat tenang. "Aku baru saja kembali dari neraka. Kau pikir aku takut pada kegelapanmu?"

Risa mengambil pemantik api dari saku Doni yang tergeletak di tanah. Ia menyalakannya tepat di atas dokumen triliunan rupiah itu.

"Jika aku tidak bisa memilikinya dengan caraku sendiri, maka tidak ada seorang pun yang boleh memilikinya!"

Risa benar-benar membakar dokumen itu di depan mata Adrian Permata dan Revano Adhyaksa. Api melahap bukti legalitas pertambangan nikel tersebut. Adrian meraung marah dan memerintahkan pasukannya yang tersembunyi untuk menyerang.

Namun, di tengah kobaran api dokumen itu, muncul sebuah kode bercahaya yang hanya bisa dilihat oleh Risa. Kode itu adalah koordinat sebenarnya yang selama ini disembunyikan di dalam kertas tersebut melalui tinta rahasia yang hanya muncul saat dibakar.

"Revano, lari ke arah jam dua! Sekarang!" teriak Risa.

Siapakah Adrian sebenarnya? Dan rahasia apa yang disembunyikan ibunya bersama pria misterius itu?

1
Andira Rahmawati
hadir thor.. kerenn ...walau jln ceritanya agsk rumit sih👍👍👍
Ayu Nur Indah Kusumastuti: bener banget kak, tapi mungkin ini gaya authornya kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!