Menolak untuk menerima lamaran setiap laki-laki yang datang kerumah,sering dapat cibiran atau makian dari tetangga.Katanya suka memilih dan memilah pasangan.Tentu saja itu kerap di dengar oleh Azizah,mereka hanya berkomentar dengan apa yang mereka liat.Tapi,Mereka tidak pernah tau,apa yang di rasakan Azizah.
Setelah mencoba dan menyakinkan hati untuk merima pria terakhir yang datang untuk melamar,memiliki gelar seorang ustaz dan juga lulusan terbaik di kairo-mesir.Justru,itu awal membuka luka lama Azizah,keluarga pihak laki-laki menolak dan menentang pernikahan itu,setelah mengetahui masa lalu Azizah.
Bagaimana dengan pernikahan Azizah,batal kah?atau tetap berjalan sesuai rencana sebelumnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit
"Apa Anda pikir saya tidak mampu bayar?bahkan jika saya mau saya bisa membeli rumah sakit ini!"Tegas Maryam yang sudah keduluan kesal saat melihat kesombongan dan sifat angkuh dari Astuti.
Mendengar ucapan Maryam,Astuti langsung naik pitam,apalagi ada orang yang berani membantah ucapan nya.
"Kamu belum tahu siapa saya?"Astuti malah semakin meninggi 'kan suara nya,saat mendengar suara lantang dari Maryam.
"Nyonya !"Panggil Caston,yang sudah berusaha untuk masuk,Astuti atau pun Maryam menoleh ke arah Caston.
"Siapa yang mengijinkan kamu masuk kesini,keluar!"Titah Astuti,sembari menunjuk ke arah pintu,
"Nyonya,apa Anda baik-baik saja?"Tanya Caston,tanpa memperdulikan ucapan Astuti.
"Aku baik-baik saja,kita cari rumah sakit Lain!"
"Baiklah!"Maryam dan Caston hendak keluar,tapi Astuti kembali menghentikan langkah mereka.
"Tunggu!"Teriak Astuti,
"Setelah membuat keributan disini,kalian ingin pergi begitu saja?seharusnya ada pihak berwajib yang membawa kalian ke kantor polisi,kalian sudah berani berbuat keributan disini!"Tukas Astuti dengan sombong,memang Caston tidak terlalu pandai dalam berbahasa Indonesia.Namun,sebagian nya ada yang ia paham setelah sekian lama tinggal bersama dengan keluarga Alex.
"Nyonya,Saya ingatkan Anda untuk menjaga ucapan Anda!"Tegas Caston,sembari menunjuk ke arah Astuti.
"Bu,sudah,kita tidak perlu lagi ribut-ribut,biarkan mereka pergi"Bisik Mela,Astuti menatap geram ke arah Mela,lalu menghentakkan tangan wanita itu yang dari tadi memegang lengan nya.
"Maaf Bu,kami tidak tau,ada keributan disini"Ucap Security yang baru saja tiba di dalam ruangan,dan di luar ruangan tersebut sudah banyak orang berkumpul untuk melihat apa yang terjadi di dalam.
"Bawa mereka berdua ke kantor polisi,karena sudah berani berbuat keributan disini!"Ketus Astuti sembari berkacak pinggang.
"Aku rasa anda sudah melewati batas!"Ujar Maryam kemudian,dua orang Security tersebut ingin menyeret Maryam keluar dari ruangan itu.Namun,Caston segera mencegah nya.
"Don't touch that woman!"Teriak Caston,seluruh ruangan itu terkejut,Caston berdiri di depan Maryam,menghalangi Security tersebut untuk menyentuh Maryam.
Sudah lebih dari tiga puluh menit mereka berada di tempat itu.
Begitu juga dengan Alex yang sedang berada di perusahaan Purna,Alex terlihat begitu cemas,saat panggilan nya tidak terhubung dengan Caston,karena sejak tadi Alex ingin tahu keadaan sang istri.
Satria memberikan proposal kerjasama nya dengan Alex,dan juga sebuah pena yang ia berikan kepada Pria matang itu.Di kursi lain ada Anita yang senang melihat meeting hari ini berjalan begitu lancar.
Earphone bluetooth yang sejak tadi berdering belum juga terhubung,membuat Alex semakin geram,Satria dan beberapa staf yang lain sedang menunggu tanda tangan dari Alex,agar ke dua perusahaan itu dapat bekerja sama.
"Bagaimana ?"Tanya Alex,begitu panggilan terhubung,
[Tuan,Kami sedang di kantor polisi!]
Brak!
Alex mengebrak meja,membuat seisi ruangan itu terkejut,bahkan Satria membulatkan mata nya menatap Alex.
"Aku segera kesana!"Tanpa basa basi lagi,Alex segera memutuskan panggilan itu,ia tidak bertanya kenapa,dan bagaimana mereka bisa di sana.Namun,saat mendengar pernyataan Caston,membuat amarah Alex memuncak.
Alex sudah berjanji kepada sang istri,tidak akan melibatkan dirinya dengan yang nama nya polisi,apalagi trauma masa lalu,masih menganggu pikiran Maryam,dimana ia dan anak nya terpisah akibat fitnah yang di lakukan oleh orang lain.
Alex segera memeriksa GPS yang terpasang di ponsel Caston.
"Tuan,apa yang terjadi?"Tanya Satria,saat Alex sudah berdiri dari tempat duduk nya.
"Saya punya urusan yang lebih penting!"Alex segera pergi meninggalkan ruangan meeting,Satria berusaha mencegah nya.Namun,Anita menghalau Satria,karena Anita tahu,Alex orang seperti apa.
"Pak,Anda tidak bisa mencegah atau memaksa nya,dia bukan orang sembarangan yang bisa kita paksa dan tunduk pada perintah kita!"Ujar Anita,
"Rapat di bubar"Seluruh Staf yang bersangkutan dengan kerjasama itu segera memundurkan diri.
Satria melonggarkan kancing jas nya,lalu berdiri sembari berkacak pinggang,dan memikirkan persoalan yang akan terjadi,jika kontrak kerjasama itu batal,tentu saja itu akan berpengaruh buruk pada Purna,karena Xander perusahaan terbesar yang belum mampu di saingi oleh siapapun.Hanya saja siapa yang beruntung bisa bekerja sama dengan Xander,kedepan nya akan mudah untuk mendapat 'kan proyek apapun.
Ceklek !
"Pah"Gumam Satria,saat melihat Adi yang masuk ke dalam ruangan Meeting.
"Satria,kamu harus ke kantor polisi,mama mu menelpon,katanya ada masalah darurat.Papa tidak bisa datang,karena ada janji dengan Klien sepuluh menit lagi"Pungkas Adi,sembari menatap jam di tangan.
"Apa lagi sih,yang di lakukan mama !"Ketus Satria yang kesal,"Aku akan pergi melihat nya.Anita tolong kamu batalkan meeting sore dengan beberapa klien!"
"Baik Pak!"Satria segera pergi meninggalkan ruangan tersebut,di depan lift tanpa sengaja,Satria bertemu dengan Azizah.
"Azizah Kamu sibuk?"Tanya Satria saat melihat Azizah yang ingin pergi ke ruangan nya.
"Tidak mas!"Sahut Azizah singkat tanpa melihat ke arah Satria.
"Ikut Aku!"Satria segera menarik tangan Azizah dan membawa masuk ke dalam lift.
Tiba di dalam lift,ke dua nya hanya diam saja dengan ke dua tangan yang masih berpegangan.Azizah ingin bertanya,tapi ia ragu,Azizah hanya bisa melihat tangan nya yang terus di genggam oleh Satria.
"Maaf!"Ucap Satria,yang langsung melepaskan tangan Azizah,dan pintu lift pun terbuka.
Di kantor polisi,Maryam dan Caston ada di ruangan interogasi,sedangkan Astuti sebagai orang yang di kenal cukup berpengaruh di kota itu,berada di ruang tunggu yang di lengkapi dengan AC,berbeda dengan ruangan interogasi yang pengap dan kedap suara,hanya di fasilitasi dengan kipas angin saja.
"Kami tidak membuat keributan,kenapa kami di interogasi?"Tanya Maryam,
"Diam!"Bentak Polisi yang bertugas saat itu,
Brak!
"Don't shout!"Caston mengebrak meja yang ada di depan nya,membuat polisi itu tidak terima,Maryam mencoba menenangkan Caston,karena ia tahu,Caston bukan lah pria yang suka sabar dan akan diam saja saat ada orang lain yang merendahkan nya.
"Caston,tenang.Kita tidak akan bisa pergi dari sini,kalau kamu terus melawan mereka!"Bisik Maryam,
Salah satu polisi yang terus saja memantau mereka bertiga,segera masuk ke dalam ruangan itu,dan mendekat ke arah meja Maryam dan Caston.
"Katakan dengan sejujurnya,apa tujuan kalian membuat keributan di rumah sakit purna?"
"Kami tidak membuat keributan,kami hanya berobat,kenapa kalian membela mereka,sedangkan disini yang korban kami,kami ini pasien tapi tidak di layani dengan semestinya!"Tukas Maryam,
"Kamu ingin kami melayani kalian yang bagaimana ?"Tanya seorang polisi yang sejak tadi berdiri di samping meja mereka,sambil menatap me-sum ke arah Maryam,dan bahkan berani mencoba menyentuh jari Maryam.Maryam yang mengetahui akan hal itu,segera menarik tangan nya.
"Ha..Ha..Ha.."Dua orang polisi itu tertawa terbahak,Caston mengepalkan tangan nya yang terborgol,Maryam juga menyembunyikan tangan nya yang terborgol di bawah meja.