Apa jadinya jika Guru yang menyebalkan itu men*embak mu untuk menjadi kekasihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
Ganes turun menemui tamu orang tuanya. Seperti saran sang Ibu, Ganes membawa serta buku tugasnya. Benar - benar Gadis polos !
"Selamat malam Om, Tante, Pak ! ". Ganes menyapa tamu - tamu itu. Semua langsung menoleh ke arah Ganes.
"Malam Sayang.. Wah sedang belajar yaah ! ". Ucap Mama Sanjaya begitu melihat Ganes yang membawa buku.
Ganes menyalami dan mencium tangan mereka semua. Mama Sanjaya seperti kemarin saat Ganes berkunjung, memeluk Gadis itu, dan mencium pipi kanan dan kiri.
Ganes yang paham apa tugasnya jika ada tamu datang, langsung menyingkir ke arah dapur. Dia bermaksud membuatkan tamu orang tuanya minuman.
"Kenapa baru dikerjakan tugas ini? Bukan kah sudah dua hari yang lalu?".
Ganes berjengit kaget. Gadis itu hendak mengangkat air yang sudah mendidih dalam teko.
"Ngagetin saja Pak. Ini lagi nganu air panas loh ! ". (Nganu : memegang).
Ganes mendekat ke arah meja, dimana Dia tadi meletakkan gelas berisi racikan teh dan gula, yang siap diisi air mendidih. Ganes menuangkan air panas ke gelas itu, sambil sesekali melirik Sanjaya yang nampak sedang melihat - lihat buku tugas nya.
Buku tugas itu tadi Dia letakkan di meja yang sama dengan gelas di letakkan. Patut saja jika Sanjaya melihat buku nya.
"Nomor dua salah jawabannya ! ". Ucap Sanjaya, tanpa melihat Ganes, yang dia yakini sedang menatapnya.
"Mana? Perasaan tadi nomor dua aman aja ! ".
Ganes yang sudah selesai menuangkan air panas, langsung mendekat ke Sanjaya, dan melongok jawaban nomor dua nya yang barusan di komentari Guru pemberi tugas. Yaahh.. Tugas yang sedang dikerjakannya adalah tugas Kimia yang dua hari lalu diberikan oleh Sanjaya, sebagai ganti karena Dia tidak mengikuti pelajaran. Huuffhh..
"Benar kok pak.. ! ". Elak Ganes.
"Benar darimana nya Ganeeesss??? Kalau penyetaraan reaksi kimia, harusnya antara kiri dan kanan, pereaksi dan hasil reaksi, harusnya sama. Jadi kalo jawabanmu ini, jumlah oksigen nya masih beda antara kanan dan kiri ! " Sanjaya menjelaskan dengan gemas. Matanya melirik ke arah Ganes yang masih memperhatikan jawaban di buku. *** (lihat catatan Author di bagian akhir yaa, hehehe)
Saat di kelas, Sanjaya akan pelan dan sabar menjelaskan ke murid - muridnya, entah mengapa kalau ke Kekasihnya sendiri, malah bawaannya pengin marah terus. Apakah ini adalah amarah yang terpendam selama ini? Ntah laah !
"Tapi Pak..". Ganes hendak protes dengan penjelasan Sanjaya, Namun..
"Yang ngasih soal itu siapa? Saya yang tau jawabannya. Dikasih tau jawaban yang benar kok malah protes Tho? ". Sanjaya hanya bisa mengelus dadanya. Sabar. Sabaar. Logat Jawa nya akhirnya keluar juga.
"Makannya kalau diajar jangan tidur ! Heran juga sama kamu, kewajibanmu di sekolah kan belajar, kok malah tidur sih. Percuma Ayah dan Ibu membiayai kamu, kalau isinya cuman tidur ! " Ucap Sanjaya lagi.
"Ini bukan di sekolah loh Pak, tapi Bapak marahin saya terus ". Ganes menarik bangku, dan mendudukinya. Lemas. Tidak di sekolah, tidak di rumah nya sendiri, Sanjaya selalu memarahinya.
"Say....". Sanjaya hendak membalas, namun suara dari Ibu menghentikannya.
"Ya ampun, Ganes, Tamu nya kerongkongannya sudah kering nungguin Wedang loh, malah asik berdua ngobrol di sini ". (Wedang : Air minum)
Ganes berdiri, tidak jadi duduk. Sementara Sanjaya mundur sedikit, karena posisinya tadi sangat dekat dengan Ganes.
"Eh Ibu.. Maaf, Ganes lama karena Saya.. Ngapunten Hehe". Sanjaya tersenyum malu. Yah memang salahnya, karena Dia yang lebih dulu mengomentari jawaban Ganes di buku tugas Gadis itu. (Ngapunten : maaf banget ).
"Sini ben Ibu wae seng nggowo ngarep ! Kalau mau ngobrol, lanjut wae ra popo ! " Ucap Ibu. Wanita itu langsung membawa nampan berisi gelas air teh yang tadi dibuat oleh Ganes.
(Terjemah : Sini biar Ibu saja yang bawa ke depan. Kalau mau ngobrol, lanjut saja tidak apa - apa)
"Buu.. Ganes ke depan aja lah ! ".
Ganes hendak kabur mengikuti Ibu nya, dari pada bersama Sanjaya, tapi dimarah terus. Namun tangan Ganes langsung dicekal oleh Sanjaya. Lelaki itu mendudukkan Ganes di kursi tempat tadi Ganes sempat duduk.
"Auhh.. ! ". Ganes mengaduh, karena Sanjaya mencekal cukup kencang tadi.
"Kerjakan sampai selesai tugas ini, besok sudah harus dikumpul kan? ". Ucap Sanjaya sambil menatap Gadis di sampingnya.
"Nggak bisa kalau saya kerja sambil dilihatin, Pak ! ".
"Besok Saya akan mengadakan ulangan dadakan. Jadi belajar hari ini, mumpung Saya sedang baik hati mau ngajarin Kamu, Ganes ".
"Hah serius Pak? Kok ulangan dadakan sih Pak ! Aduh.. Saya ambil buku materi dulu kalau begitu. Bapak disini dulu yaa.. Sek sek.. ".
(Sek : Sebentar dulu)
Ganes segera berlari ke kamar nya, mengambil buku pelajaran kimia. Sanjaya hanya bisa menggeleng, melihat tingkah Ganes.
Sementara itu, para orang tua sedang mengobrol santai di ruang tamu. Ditemani dengan teh hangat buatan Ganes, dan kue kering yang memang selalu di stok oleh Ibu Ganes.
"Kapan ini kita akan berbesan Dek Nimas? Saya kok mau ngambil aja itu Ganes jadi anak wedok ku ! ".
(Wedok : Perempuan)
Mama Sanjaya terkekeh. Ganes terlihat berlari tadi, Mama Sanjaya jadi kepikiran hal itu.
"Duh mbak.. Anakku itu nggak bisa diatur. Lha kok pengin didadekne mantu Hehee"
(Didadekne mantu : Dijadikan menantu)
"Malah kebetulan loh Bu.. Jadi kita tukar sama Nak San itu, yang kalem ". Ayah Ganes terkekeh dengan ide nya.
"Mas, lamar kan itu Ganes untuk anak kita loh ! ". Mama Sanjaya menjawil lengan suaminya yang hanya tertawa.
"Melamar anak gadis orang itu harus ada gawan nya, Ma.. Masa tangan kosong begini. Ya nggak Dek Sosro? ".
Ayah Ganes yang di tanya oleh Papa Sanjaya, hanya tertawa.
(Gawan : Bawa - an atau hantaran kalo kaitanya dengan lamaran atau pernikahan)
Kembali ke dua sejoli yang sedang ada di meja makan, namun dengan tujuan yang berbeda.
Sanjaya memperhatikan Ganes yang sedang fokus menyelesaikan tiga soal tersisa. Lelaki itu menumpukan siku tangan kanannya di meja, dan menyangga kepalanya dengan tangan tersebut.
"Sudah selesai Pak. Coba di cek. ".
Ganes menggeser buku tugasnya ke arah Sanjaya. Lelaki itu merubah posisi duduknya. Dia menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Ganes.
"Hm.. Sudah benar, baguss ! ".
Sanjaya mengacak rambut Ganes, karena merasa bangga dengan Gadis itu. Ganes lega karena jawabannya tidak mendapatkan komplain dari si Guru.
"Jadi Pak, besok ulangannya tentang apa? Hehee".
Ganes kini menatap gurunya, sambil nyengir lebar. Sanjaya pun sama, menatap Gadis itu.
"Pelajari saja bab empat dan lima, itu persiapan juga untuk kalian nanti ulangan kenaikan kelas ". Jelas Sanjaya.
"Boleh Aku ngasih tahu Teman - temanku? ". Ganes nyengir lagi. Tentu saja Dia ingat teman sekelasnya.
"Big No ! Ini khusus Kamu. Kalo nilai mu jelek di ulangan besok, jangan harap bisa berhenti dapat tugas dari saya ! ". Sanjaya memperingatkan Gadis itu. Matanya menatap tajam Ganes. Seperti kebiasaanya jika sedang memarahi Gadis itu.
"Hmm.. Baiklaah..". Jawab Ganes lesu. Dia sekarang harus belajar, agar nilainya bagus.
.
.
.
Terimakasih yang sudah membacaa 😍
*** Yang bingung dengan penjelasan Sanjaya soal penyetaraan di reaksi kimia, Readers bisa lihat ini yaa.. Hehee,