NovelToon NovelToon
Mantan Terindah

Mantan Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Menikah sekali seumur hidup hingga sesurga menjadi impian untuk setiap orang. Tapi karena berawal dari perjodohan, semua itu hanya sebatas impian bagi Maryam.
Di hari pertama pernikahannya, Maryam dan Ibrahim telah sepakat untuk menjalani pernikahan ini selama setahun. Bukan tanpa alasan Maryam mengajukan hal itu, dia sadar diri jika kehadirannya sebagai istri bagi seorang Ibrahim jauh dari kata dikehendaki.
Maryam dapat melihat ketidaknyamanan yang dialami Ibrahim menikah dengannya. Oleh karena itu, sebelum semuanya lebih jauh, Inayah mengajukan agar mereka bertahan untuk satu tahun ke depan dalam pernikahan itu.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka selanjutnya?
Ikuti kisah Maryam dan Ibra di novel terbaru "Mantan Terindah".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bahagiamu Bukan Denganku

Cuaca pagi ini terlihat cerah, cahaya mentari sudah menghangatkan bumi padahal waktu menunjukkan masih jam tujuh kurang.

Seperti biasa Maryam tengah berkutat di dapur, dibantu Bi Ati, asisten rumah tangga yang menemani hari-harinya selama pernikahannya dengan Ibra.

Selama ini Maryam lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Bi Ayi dari pada Ibra. Pernah bi Ati bertanya perihal dirinya yang keberatan atau tidak melihat kesibukan Ibra, Maryam hanya menjawabnya dengan senyum. Sampai saat ini tak ada siapapun yang mengetahui keadaan rumah tangga yang dialaminya.

"Neng, ini taruh dimana?" Bi Ati membawa mangkuk berisi telur balado yamg baru selesai dimasak oleh Maryam. Hari ini adalah hari yang spesial untuk Maryam, dia sengaja memasak nasi kuning, telur balado, urab dan menu pelengkap lainnya untuk sarapan pagi ini.

"Simpan di meja makan saja Bi, tolong langsung ditata ya, ini nasinya kuningnya sebentar lagi selesai." jawab Maryam setelah sekilas menoleh dia kembali menata nasi yang dibuat bentuk kerucut di atas nampan nampan kecil.

"Masya Allah cantik sekali Neng, Neng emang the best deh, sudah cantik, ramah, pinter masak lagi. Ini pasti enak, Neng." Bi Ita takjub melihat nasi tumpeng mini yang baru selesai dihias oleh Maryam, dia pun memuji dengan tulus.

"Alhamdulillah, bibi suka? Tuh aku juga udah bikinin satu buat bibi dan mamang." Maryam.menunjuk.satu nampan nasi tumpeng yang sama yang sudah dia simpan di atas meja yang ada di dapur.

"Adudududuh ...Neng, kenapa buat bibi dibuatin? Jadi bikin repot Neng kan."

"Enggak apa-apa Bibi, jangan lupa dimakan ya Bi."

"Pasti Neng, mamang pasti seneng lihat nasi tumpeng gini." Bi Ita mengambil nampan berisi tumpeng mini itu dan menatapnya dengan takjub.

"Semuanya sudah selesai, kalau begitu ayo kita makan, Bi."

"Iya neng, mangga, bibi makan sama mamang di belakang ya. Bibi juga mendo'akan dengan bertambahnya umur neng semoga semakin berkah segalanya, segala harapan Neng terwujud dan keluarga Neng sama Aden juga semoga semakin sakinah mawaddah warahmah."

"Aamiin, terima kasih Bi. Aku ke atas dulu ya mau manggil Kang Ibra."

"Ita mangga, Neng."

Maryam menaiki tangga menuju kamar yang berada di lantai dua untuk mengajak suaminya sarapan bersama."

"Akang, sudah selesai?"

Iba baru saja memakai jasnya, hari ini akan ada rapat penting yang harus diikuti Ibra, jadi dia tampil dengan formal. Semua pakaian yang dipakainya hari ini tentu Maryam yang menyiapkan sebelum berkutat di dapur.

" Sudah." jawab Ibra, sekilas menolah ke arah Maryam.yang tersenyum menatapnya.

"Sarapannya sudah siap."

"Baiklah."

Keduanya pun turun bersamaan dengan posisi Ibra yang berada di depan dan Maryam mengikuti sembari membawa keranjang baju kotor dari kamar mereka.

"Wow, nasi kuning?" Mata Ibra berbinar, nasi kuning adalah salah satu makanan favoritnya.

Melihat sajian di atas meja yang lain dari biasanya membuat Ibra sejenak berpikir.

"Ada yang spesial hari ini?" tanya Ibra pada Maryam yang baru kembali dari belakang setelah menyimpan keranjang cucian.

"Iya, hari ini aku ulang tahun ceritanya. Jadi syukuran kecil-kecilan dengan bikin tumpeng. Biasanya kalau di rumah Ambu yang suka bikin, tapi tahun ini untuk pertama kalinya aku sendiri yang bikin nasi tumpengnya." jawab Maryam dengan ceria.

Jika Maryam berwajah ceria menjelaskan apa yang spesial hari ini, berbeda dnegan Ibra yang tiba-tiba wajahnya berubah datar.

"Ayo Kang, kita makan. Jangan lupa do'ain Maryam ya di hari lahir Maryam yang ke 25 ini."

"Kenapa Kang? Akang tidak suka?" Maryam yang hendak mengambil piring milik Ibra urung karena tak ada respon apapun dari Ibra. Laki-laki itu hanya diam dan terus menatapnya.

"Kenapa gak bilang dari kemarin kalau hari ini kamu ulang tahun?" tanya Ibra lirih, tatapannya melembut, terlihat ada rasa bersalah yang tengah dirasakannya.

"Enggak apa-apa Kang, gak penting juga. Ini mah hanya syukuran kecil-kecilan."

"Tapi aku belum menyiapkan hadiah."

"Gak usah Kang, aku bukan anak kecil yang harus dikasih hadiah kalau ulang tahun. Yang paling utama adalah di'a, mohon do'anya yang terbaik untuk aku ya Kang." Maryam menyodorkan piring yang sudah diisi dengan puncak nasi kuning dan dikelilingi lauk pauknya.

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Mereka pun menikmati makan pagi ini dalam diam, selama makan Ibra tak lepas dari menatap Maryam, beberapa bulan hidup bersama membuat Ibra sedikit demi sedikit memahami karakter Maryam.

"Oya Kang, hari ini aku izin mau ke mall ya. Setelah live di toko rencananya hari ini aku sama Nisa mau ngecek toko yang akan kita sewa untuk butik. Setelah itu aku juga mau menemui penjahit untuk membicarakan kerja sama brand baju muslimah baru."

"Heum." hanya itu jawaban Ibra, setelah selesai sarapan Ibra pun meraih tasnya dan pamit untuk pergi ke kantor.

"Hati-hati, Kang. Fii amanillah." Maryam mengiringi kepergian Ibra dengan do'a dan lambaian tangan.

Tepat jam sembilan pagi, Maryam pun pamit pada Bi Ita. Terlebih dahulu dia akan ke toko milik sahabatnya untuk melakukan live, jualan online.

Selepas salat dzuhur Maryam dan Anisa bersiap untuk pergi ke tempat yang akan mereka tuju sesuai rencana kemarin.

"Kita makan siang di mall aja sekalian ya." ajak Anisa dan diangguki Maryam. Keduanya menaiki motor matic milik Anisa setelah memastikan pintu ruko terkunci dengan benar.

"Oke.Pak, deal ya. Kami menyewa ruko ini untuk satu tahun ke depan. Pembayarannya saya lakukan secara transfer ya Pak." Maryam hanya menyimak kesepakatan pemilik toko dengan Anisa yang melakukan fiksasi penyewaan salah satu toko untuk dijadikan butik oleh sahabatnya.

"Alhamdulillah, selesai. Berarti kita tinggal menemui tukang jahit yang direkomendasikan Anton. Kalau cocok, minggu depan sekalian kamu belanja bahannya Mar." Anisa sangat mendukung keinginan sahabatnya untuk membuat brand sendiri. Walau pun jenis usaha mereka sama namun keduanya sepakat untuk saling memajukan.

Maryam dan Anisa tiba di food court yang ada dilantai lima mall itu. Sat akan duduk tanpa sengaja Maryam melihat sosok yang dikenalnya.

Untuk memastikan penglihatannya benar Maryam pun terus memperhatikan meja yamg di duduki oleh tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan.

Degan mata kepala sendiri Maryam melihat Ibra sedang tertawa lepas bersama teman-temannya.

"Akang, ternyata begitu menderitanya kamu menikah dengan aku, sampai-sampai semenjak menikah baru kali ini aku melihat kamu tertawa lepas seperti itu, terlihat bahagia sekali, dan itu bukan dengan aku." batin Maryam yang tiba-tiba serasa dicubit melihat tingkah Ibra yang berbeda seratus delapan puluh derajat saat bersama teman-temannya.

"Mar, itu suami kamu kan?" tanya Anisa yang bergantian menatap Maryam dan suaminya.

1
adelina rossa
belum ngedip mata udah selesai aja bacanya kak..penasaran sama ibra mau ngomong apa lagi dia....pokoknya maryam harus bahagia...lanjut kak
Mutiara Nisak
aduuhh....
makin nyut2tan hati ini,gmn ibra perasaan mu stlh tau semua yg kau lakukan tak dpt d sembunyikan dr istri,krn perasaan istri itu sangat peka.....
dyah EkaPratiwi
kog sakit nya mpe sini kak, Ibra jahat banget
Naya
jug gera balik maneh ibra aing mah ges teu kuat hayang nalapung🤾
maryam semangat😭💪
Mawar
suka sama krkter maryam, tp klw bs jngn pisah kak buat ja siibra bucin hbis.lnjut kak 👍
Adiba Shakila Atmarini
iya thor dikit bangt..bacanya sambil deg degan lagi..maaf ya thor..🙏
Nenny
👍
Suci Dava
kok terasa sedikit yaa thor bacanya 🙏, jngn lama2 yaa thor update nya
Mawar
nyesek banget..😢
adelina rossa
saya dukung maryam kak...sebagai perempuan kita harus punya sikap jangan mau disepelekan sama ibra...kalau ibra ga bisa lepas dari tasya mending kamu yang melepaskan diri...lanjut kak
Nie
beneran sesek bacanya .... 😭😭
Khadijah Nafisah
apa kah hati 😁
Naya
😭😭 bahagia lah maryam
dyah EkaPratiwi
yg kuat Maryam
Mutiara Nisak
beneran nyesek lho,saat semua tau kebenaran rumah tangga anak serta adek mereka,tp....untung aja si ibra blm dtg saat iam menjelaskan semua nya,andai ada ibra...bs2 si ibra nutupin kelakuan nya dan iam makin tersakiti...semoga aja keluarga nya terutama ortunya g smpk emosi tingkat tinggi saat ibra dtg nanti....
Adiba Shakila Atmarini
lanjut thor..🥲🥲
Suci Dava
Bagus Maryam, cepat ambil sikap, apapun alasannya PERSELINGKUHAN tdk di benarkan, apalagi Ibra orang paham agama.
Fitri Yani
/Sob/lanjut baba LG thor
Adiba Shakila Atmarini
makin kesini makin jadi ni ulat keket..ibra mah g tegas..jangan bilang k2nya mau d miliki..ogah iam..
Mawar
lnjut kak mkin seru aja..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!