🌻Bijaklah dalam membaca. Novel ini mengandung unsur 21+🌻
Siapa yang mau mengalami kegagalan di hari pernikahan? Pasti tidak ada yang menginginkannya.
Niranida Alifia, hampir saja mengalaminya. Kekasihnya membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H.
Untunglah ada seorang pria yang mau menikah dengannya, dan acara pernikahan berjalan lancar. Tapi bagaimana jalan kisahnya kalau menikah bukan dengan pria pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vivi We, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 10. Apa dia duda?
What? Papa? Apa aku tidak salah dengar? Ya Tuhan. Jangan bilang kalau dia itu duda? Jadi, aku menikah dengan duda? Kenapa jadi seperti ini kisah hidupku? Batal menikah dengan kekasihku. Sekarang malah menikah dengan seorang duda? Nira bermonolog di dalam hatinya.
Tidak benar! Ini tidak benar! tanpa sadar Nira menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kamu kenapa?" tanya mama Sovi.
"Emm, tidak apa-apa kok, Ma." jawab Nira dengan tersenyum kikuk. Jangan sampai ibu mertuanya tahu kalau dia sedikit kaget.
"Tidak bisa. Pak Rahmat yang akan mengantarmu." jawab Arka pada anak itu dengan wajah tanpa ekspresi.
"Tapi, Pa.."
"Ge, Papa sangatlah sibuk. Kamu harus bisa memakluminya." Arka melepaskan pelukan anak itu lalu melangkah menuju pintu utama, meninggalkan anak yang masih berdiri menatap kepergiannya. Tatapan anak itu mengisyaratkan kesedihan dan kekecewaan.
Mama Sovi lalu berjalan menghampiri anak itu lalu mendekapnya dalam pelukan. Nampak mama Sovi menyeka air mata yang menetes di pipi bocah laki-laki yang berumur sekitar lima tahunan itu. Mama Sovi menggandeng anak itu ke meja makan dan mendudukkannya di sebelah unclenya. Aksa pun mengusap kepala bocah itu.
"Ge, papamu itu sangatlah sibuk. Oma harap kamu mengerti, ok? Jangan buat papamu marah." bujuk mama Sovi dan dibalas anggukan oleh Geo.
"Oma akan mencoba membujuk papa kamu agar dia sekali-kali mau mengantarmu." imbuh mama Sovi.
"Sungguh, Oma?" tanya bocah itu dengan wajah yang berbinar. Mama Sovi mengacungkan jempolnya pada anak itu.
Nira yang melihat anak itu menjadi tersentuh sambil menatap penuh kasih. Dia bisa mengambil kesimpulan, kalau anak itu pasti kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari papanya atau bisa jadi diabaikan. Karena dia bisa melihat dari sorot mata Arka tadi saat berbicara pada Geo.
Nira masih betah menatap bocah itu, sampai pada saat anak itu tersadar kalau ada yang sedang menatapnya. Anak yang bernama Geo itu balik menatapnya dengan tatapan tak suka.
"Idiiihh! Anak sama bapak sama saja. Tatapannya serem banget!" ucap Nira lirih sambil bergidik ngeri mendapat tatapan tajam dari Geo.
Tanpa Nira sadari, mama Sovi mengamatinya secara bergantian dengan cucunya. Nira lalu sadar akan hal itu dan menjadi salah tingkah.
"Lihatlah! Kalian itu sangat mirip. Benarkan, Aksa? Cocok jadi ibu dan anak." ujar mama Sovi sambil menunjuk wajah Geo lalu ganti menunjuk wajah Nira. Aksa hanya menganggukkan kepalanya, mengiyakan mamanya.
Memang tak dipungkiri, kalau dilihat dengan seksama, Nira dan Geo memiliki wajah yang agak mirip.
"Masa? Ya, mungkin itu kebetulan, Ma." jawab Nira tak percaya. Apa iya dia mirip dengan Geo yang sekarang ini berstatus menjadi anak tirinya? Mengingat dia tak ada hubungan darah dengan Geo.
"Aku tidak mau dibilang mirip dengannya! Dia bukan siapa-siapaku." tolak Geo dengan menunjuk ke arah Nira dengan galaknya.
"Geo! Yang sopan dengan orang yang lebih tua darimu!" perintah mama Sovi.
Buset ini bocah! Benar-benar sebelas dua belas sama bapaknya. Galaknya minta ampun! batin Nira.
Geo menundukkan kepalanya setelah ditegur oleh omanya. Mama Sovi yang merasa bersalah lalu duduk di samping Geo.
"Geo, Tante itu bukan orang lain. Dia sekarang adalah mamamu. Kamu panggil Tante Nira, Mama ya?" jelas mama Sovi sambil mengusap lembut lengan cucunya.
Tanpa menjawab, Geo berlari masuk ke dalam kamarnya lagi. Saat mama Sovi akan mengejarnya, Nira menahan tangan ibu mertuanya itu.
"Ma, biarkan saja dulu. Jangan memaksanya. Kasihan. Terserah Geo mau memanggilku apa. Dia butuh waktu, Ma." kata Nira.
Mama Sovi tersenyum lega karena Nira sangat pengertian. Tak salah Arka memilih Nira sebagai pendamping.
Sedangkan Nira? Jangan tanya, dia sibuk dengan pemikirannya sendiri. Banyak tanda tanya di kepalanya saat ini karena memang dia tidak tahu menahu tentang asal-usul suaminya. Dia sendiri kaget saat tahu ternyata Arka sudah memiliki seorang putra.
kl dah begini byk x syaratnya....😞
but...ttp Semangat!!!
nyimak ya 🤝☺️💪
kasihan GEO ya ...
gmna nanti klo Arka tau klo Nira adlh adiknya Livia