Alesia seorang gadis remaja yang baru saja merayakan hari jadinya ya Ke Delapan belas tahun bersama teman - temannya di sebuah bar ternama.
Tidak sengaja terbentur kursi saat tersandung dan langsung tak sadarkan diri.
Setelah beberapa saat alexia sadar dan perlahan membuka matanya.
Dan sangat terkejut setelah melihat sekeliling, karena setelah ia membuka matanya dia sudah berada di rumah sakit.
Yang lebih mengejutkan lagi saat dia tak sengaja melihat kalender yang ada di ruangan itu.
" Apa dua ribu dua puluh lima, bukanlah masih tahun dua ribu dua puluh yang benar saja masa aku pingsan selama itu "
penasaran dengan kisahnya yuk langsung mampir saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama putri01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Tiba-tiba seseorang datang dan langsung bergabung bersama mereka berdua, dan sungguh langsung mencerahkan pikiran Nella dan Dimas setelah kedatangannya.
Siapa lagi kalau bukan ibu dan adiknya Brian.
" Tante Rita, Lila kalian disini juga " Nella begitu sangat senang dengan kedatangan mereka berdua.
" Tante, Lila hehehe " Dimas langsung salah tingkah setelah berjabat tangan dengan adik perempuan Brian itu.
" Iya kami tidak sengaja mampir dan melihat kalian jadi langsung saja kami gabung, boleh kan " ibu Brian itu langsung duduk di hadapan keduanya.
Begitu juga dengan Lila yang mengangguk mengiyakan, kalau ikut duduk juga.
" Boleh banget tante, pas banget makin banyak orang makin cepat kita mendapatkan ide untuk memisahkan wanita kampung itu dari Brian " Nella langsung bersemangat.
" Benar sekali, soalnya dari tadi kami masih belum menemukan cara bagaimana untuk memisahkan keduanya " kata Dimas juga.
Mereka berempat terdiam memikirkan cara, karena sungguh sangat sulit bagi mereka untuk menggapai Xia, karena mereka tidak di perbolehkan lagi ke rumah besar Brian.
" Aku punya ide... " Lila dengan semangatnya ingin mengucapkan idenya itu.
" Benarkah bagaimana? " tanya mereka bertiga bersamaan dengan antusiasnya.
" Begini, mama hubungi kak Brian pinta dia datang ke rumah kita dengan alasan mama kangen sama cucu " Lila menghentikan sejenak.
" Lalu... " ketiganya masih sabar mendengarkan.
" Setelah kak Brian datang, kita kasih Kak Brian minum yang sudah di beri obat tidur dan perangsang. Nah otomatis kan kak Brian tertidur dan setelah itu tidak lama pasti obat perangsangnya bereaksi, langsung bawa saja ke kamar, di dalam kamar kak Nella harus sudah bersiap menyambut kak Brian, ya mengertilah kalian maksudku. " kata Lila lagi dengan yakinnya.
" Tidur lah kalian berdua, lalu tugasku dan mama mem foto saat kalian berdua tertidur dengan posisi saling berpelukan, terus kita kirim semua foto itu pada gadis kampung itu, wah nggak kebayang bagaimana hancurnya dia ya kan hahaha... " Lila dengan senangnya membayangkan idenya itu.
" Kamu benar Lila, aku sangat bersedia, dengan begitu Brian tidak bisa lagi lari dari tanggung jawab hahahaha... Dan soal perempuan kampung itu, kalau Brian tidak menceraikannya aku tidak masalah di madu " Nella dengan pede dan yakinnya.
" Pasti harus mau lah Brian ceraikan perempuan kampung itu, karena memang itu tujuan kita melakukan ini " kata Bu Rita ibunya Brian lagi.
" Ide yang sangat luar biasa, aku heran kenapa kalian sampai nekat mau melakukan itu, padahal Brian putramu sendiri kan tante ? " tanya Dimas yang sangat heran.
" Justru dia putraku, aku tidak mau Brian memiliki pasangan yang tidak se level dengannya, apalagi sudah yatim piatu dan tidak memiliki keluarga sama sekali, huh sungguh tidak bisa, masih banyak perempuan lain di luar sana yang se level dan memiliki keluarga lengkap, kenapa harus wanita kampung itu " bu Rita dengan gaya sombongnya.
" Benar, seperti kak Nella ini yang cocok untuk kak Brian " ucap Lila sambil memegang tangan Nella.
" Kamu bisa saja Lila, aku akan berusaha sebaik mungkin biar pantas dengan keluarga kalian " Nella dengan penuh keyakinan dan saking senangnya.
" Dasar orang kaya, apakah semua orang kaya seperti itu, lalu apakah aku juga pantas untuk bergabung bersama mereka? " gumam Dimas dalam hati sambil terus diam - diam memperhatikan Lila adik Brian itu.
Sedangkan yang di perhatian tidak menyadarinya sama sekali, masih dengan asiknya membayangkan semua idenya tadi.
" Baiklah sudah di putuskan, karena kita tidak bisa menyakiti wanita kampung itu secara langsung, jadi kita lakukan dari Brian saja, jika Brian tidak mau meninggalkan wanita itu, dengan sendirinya wanita itu pergi karena merasa sudah di khianati suaminya. " ucap bu Rita.
" Benar, sebaiknya secepatnya kita lakukan, lebih cepat lebih baik " ucap Lila juga dengan semangatnya.
" Nella terserah tante saja bagaimana baiknya " ucap Nella mengikuti saja.
" Benar, disaat Xia terpuruk aku akan langsung mengambil kesempatan itu untuk mendekatinya lagi, jadi tidak ada kesempatan untuk mereka berdua bersatu lagi " kata Dimas juga dengan yakinnya.
" Bagus Dimas, semoga saja rencana kita berhasil kali ini, aku sudah tidak sabar memiliki Brian " kata Nella yang membayangkan bersanding dengan sang pujaan hati.
" Sabar sayang, kita lakukan besok, bersiap semuanya " kata Rita pagi dan langsung di anggukan mereka semua.
Setelah itu mereka semua bubar karena diskusi sudah selesai.
Tanpa mereka sadar semua pembicaraan mereka terekam jelas di sebuah kamera kecil yang tersimpan di vas bunga kecil yang ada di meja dekat mereka duduk tadi.
Dan yang menaruh kamera itu adalah seorang pelayan yang di tugaskan Reyhan sahabat Brian sekaligus suami Keyla sahabat Xia yang memiliki kafe tempat mereka berkumpul tadi.
Setelah melihat kedatangan Nella dan Dimas langsung saja Reyhan memerintahkan salah satu pelayanannya untuk menaruh kamera kecil di vas bunga dan di taruh di atas meja yang sangat dekat dengan mereka tadi duduk.
Sehingga semua pembicaraan mereka terekam dengan jelas, sedangkan mereka berempat tidak menyadarinya.
Dan sangat kebetulan juga bu Rita dan Lila datang ke tempat itu jadi mereka bertemu.
Setelah kepergian mereka tadi, langsung saja pelayanan kafe itu membereskan ruangan itu sekaligus mengambil kamera beserta vas bunganya agar tidak ada yang menyadarinya dan langsung membawanya pada bos mereka yaitu Reyhan.
" Pak Reyhan, ini yang anda perintah tadi " pelayanan itu langsung menghadap bos nya.
" Bawa kemari "
langsung saja pelayanan itu menyerahkan tugasnya tadi dan langsung di sambut Reyhan.
" Baiklah aku akan memeriksanya, terimakasih ini bonusmu, kau boleh keluar sekarang " sambil memberikan sebuah amplop tanda terimakasih pada pelayanan itu.
" Terimakasih pak Reyhan, saya pamit " dengan senangnya pelayanan itu keluar sambil membawa bonusnya itu atau lebih tepatnya adalah upah hasil dari pekerjaannya.
" Mm " Reyhan hanya berdehem, lalu dengan cepat memeriksa dan langsung mengambil perekaman itu dari vas bunganya.
Setelah pelayanan itu keluar, langsung saja Reyhan memutar isi rekaman itu, setelah selesai langsung saja di kirim Reyhan pada Brian.
" Ada ya seorang ibu tega begitu pada anaknya sendiri, tidak habis pikir " Reyhan bergumam sendiri setelah selesai mengirim rekaman itu pada Brian.
Sedangkan Brian yang sudah selesai dengan kegiatan panasnya dengan sang istri saat ini sedang beristirahat di atas tempat tidur masih sambil berpelukan menikmati kebersamaannya.
Mendengar ponselnya berbunyi notifikasi WA, langsung saja Brian membukanya.
" Dari siapa? " tanya Xia.
" Dari Reyhan, mau lihat "
Xia mengangguk penasaran langsung saja Brian memutar video rekaman itu lalu melihat semuanya bersama dengan istrinya itu.
Setelah melihat itu, bertapa terkejutnya mereka berdua, sampai muka keduanya merah padam menahan amarah saking marahnya sambil melihat rekaman yang di kirim sahabat mereka itu.