SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
SERI KELIMA.
Hari pernikahan sudah ada di depan mata. Namun, pada kenyataannya pria bernama Chow Branson King Tan tidak bisa menikahi wanita pujaannya. Karena pada saat pemberkatan dia malah menyebut nama wanita lain, sebuah nama yang jelas berbeda dari surat undangan yang tersebar.
Sebuah tragedi yang terjadi beberapa jam sebelum acara sakral dimulai, membuat pria yang kerap disapa Choco terpaksa menikahi calon anak tirinya—Prilly Hadwin.
Dan karena alasan itulah, Choco mulai membenci Prilly.
Lalu bagaimana mereka akan menjalani kehidupan biduk rumah tangga? Sedangkan dalam hati Choco masih tersemat satu nama, yaitu Melinda—ibu tiri Prilly sendiri.
Akankah Prilly mampu meluluhkan hati Choco? Mari ikuti kisah mereka.
Ig@nitamelia05.
Salam anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Kedatangan Tuan James
Akhirnya setelah menghubungi orang kepercayaan keluarganya. Choco meminta dua orang sekaligus, satu untuk mengikuti ke manapun Melinda pergi, dan yang satu lagi untuk menyelidiki masa lalu wanita itu.
Choco kian sadar bahwa dia tidak bisa mengandalkan saudara kembarnya. Atau dia akan terlambat untuk mengetahui semua kebusukan Melinda. Sementara Prilly sudah sangat membencinya.
Mulai saat ini dia akan mencoba untuk mengontrol emosinya, agar tidak terlalu bertindak gegabah.
Choco bangkit dari kursi kebesarannya, lalu membereskan buku-buku pelajaran. Sebab dia harus segera masuk ke dalam kelas.
Namun, sebelum ia melangkah. Ponsel yang ada di dalam saku celananya berdering. Menampilkan satu nomor yang baru saja dia simpan. Tanpa pikir panjang, Choco langsung mengangkatnya.
"Halo, ada apa?" tanya Choco lebih dulu. Saat panggilan telepon sudah terhubung.
"Halo, Tuan. Nyonya Melinda baru saja menyambut Tuan James di kantornya, dari gelagatnya mereka sudah cukup akrab, " ucap seseorang di seberang sana yang kini tengah berdiri di depan gedung, tempat Melinda bekerja.
Mendengar itu, tentu Choco langsung menyipitkan matanya. Tuan James? Salah satu pengusaha sukses, dan termasuk rekan bisnis kakaknya. Namun, Melinda kenal dari mana? Karena Tuan James, jarang menawarkan kerja sama lebih dulu.
Apalagi perusahaan Guero Grup, tidak begitu terkenal di kalangan atas.
"Cari tahu saja apa yang ada di depan matamu. Dan laporkan semuanya kepadaku, jika ada yang mencurigakan, jangan segan-segan untuk segera menelpon!" jawab Choco dengan lugas.
"Baik, Tuan. Ada lagi yang bisa saya lakukan?"
"Tidak ada. Itu sudah cukup!"
Choco memutus panggilan, lalu memasukkan kembali benda pipih itu di saku celananya. Dia menghembuskan nafas kasar, dengan pikiran yang semakin berkecamuk. Bagaimana jika ternyata apa yang dikatakan Prilly benar? Kalau iya, dia sudah sangat bersalah dengan gadis cantik itu.
"Semoga saja aku belum terlambat," gumam Choco, lalu melangkah keluar dari ruangannya. Sebab proses belajar mengajar akan segera dimulai.
Sementara itu, Melinda berjalan beriringan dengan Tuan James untuk masuk ke dalam ruangannya. Sebab mereka akan langsung membicarakan tentang kerja sama.
"Tempatnya cukup strategis ya," puji Tuan James sambil tersenyum. Sebab kata Aneeq, dia harus pandai-pandai membuat Melinda merasa senang.
Benar saja, wanita itu langsung merasa tersanjung, dia terkekeh kecil sambil menutup mulutnya anggun. "Benar, Tuan. Jadi para karyawan bisa bekerja dengan nyaman. Apalagi mereka memiliki pemimpin sepertiku, jadi jika ada keluhan mereka tidak segan untuk bicara, karena aku terkenal ramah."
"Oh iya? Itu benar, Nona Melinda. Dari caramu berbicara saja aku sudah bisa menebak bahwa kamu adalah wanita yang friendly," timpal Tuan James. Padahal dalam hati, dia ingin garuk-garuk kepala. Merasa jengah menghadapi Melinda yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang begitu tinggi.
Setelah mereka masuk ke dalam ruangan CEO dan membicarakan tentang planning kerja sama mereka. Tiba-tiba Tuan James meminta untuk asistennya untuk pergi terlebih dahulu.
"Eum, Nona Melinda bisakah kamu juga meminta asistenmu keluar? Aku ingin bicara empat mata denganmu," ucapnya yang membuat Melinda menganga.
Dia sedikit menyipit, merasa penasaran apa yang akan dibicarakan oleh pria tua yang ada di hadapannya. "Tentu saja bisa, Tuan." Jawab Melinda, lalu pandangan matanya beralih pada Bryan yang senantiasa berdiri di belakangnya.
"Byran, pergilah dulu!"
Patuh, pria itu pun langsung mengangguk. Dia segera keluar untuk meninggalkan Melinda dan Tuan James.
Kini tersisa hanya mereka berdua. Tuan James menggeser duduknya, hingga mereka terlihat sangat dekat. Sementara Melinda terus dia di tempat. Dia terus seperti itu, hingga tangan Tuan James menyelipkan anak rambut Melinda ke belakang telinga.
Melinda yang terkejut langsung mengangkat kepala. "Tuan!" Katanya, pura-pura tidak mengerti dengan apa yang dilakukan pria tua itu.
"Mel, aku ingin bicara di luar pekerjaan."
"Maksudnya?"
"Aku bukan tidak sengaja datang ke mari, aku memiliki tujuan. Dan tujuan sebenarnya adalah kamu. Saat pertama kali melihat fotomu, aku langsung suka. Apalagi katanya kamu adalah seorang janda. Jadi, bolehkah aku mengenalmu secara pribadi?" ucap Tuan James dengan suara yang berat. Khas seperti predator yang tengah memikat mangsanya.
Mendengar itu, tentu Melinda semakin terperangah. Jantungnya tiba-tiba berdebar dengan kencang, karena merasa sangat senang. Namun, agar terlihat tidak murahan, dia pun memasang wajah lugu.
"Maaf, Tuan. Jadi maksudnya, anda ingin berhubungan dengan saya?"
Tuan James mengangguk cepat. Sementara dalam hatinya dia berdecih.
"Tentu, kalau bisa secepatnya kita atur bertemu di luar. Aku ingin mengajakmu makan malam. Bagaimana?"
Melinda ingin berteriak saat itu juga. Tidak menyangka jika kecantikannya dapat memikat duda kaya raya yang ada di ibu kota. Dengan nafas yang sedikit memburu, Melinda pun tersenyum malu-malu.
"Boleh, lagi pula aku juga sudah lama tidak keluar malam."
Tuan James langsung tersenyum lebar, karena dengan mudah Melinda masuk ke dalam perangkapnya. Dia pun dengan cepat mengecup bibir Melinda. "Lusa kita bertemu, Baby."
***
Jangan lupa vote, komennya Oey😩😩
Buat moyangnya python, ada di judul ini yaaaa🤗
trua liat respon pembaca dari komen nya kok kayak seru baca nya
penasaran baca 1 bab dulu
eh malah tertarik