Gadis Polos Kesayangan Tuan Al

Setelah mendapatkan lokasi Ayu dan Nana, Dewa langsung saja mengerahkan seluruh pengawalnya. Hingga akhirnya Dewa menemukan titik keberadaan Ana dan Ayu di sebuah gedung tua yang jauh dari pemukiman.

"Bagaimana, Bos? Apa kita langsung menyerang mereka?" ucap salah satu pengawal selaligus anak buah Dewa.

"Tidak, kita tidak boleh gegabah. Karna itu akan membahayakan Nona kecil" ucap Dewa langsung saja mengambil tasnya lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Dewa langsung saja mengambil sebuah robot kecil yang menyerupai serangga dan sudah ada kamera kecil di dalamnya. Robot itu di kendalikan oleh remot control yang di pengang oleh Dewa. Selain ahli dalam bertarung Dewa juga memiliki keahlian menciptakan teknologi teknologi canggih.

Semua ciptaan Dewa mereka gunakan untuk menyelidiki setiap serangan musuh mereka. Aldyanta adalah seorang pembisnis besar yang sangat sukses ke seluruh penjuru dunia. Maka akan banyak musuh yang selalu mengintai mereka.

Baik itu dari saingan bisnis maupun dari orang orang yang tidak menyukai kesuksesan mereka. Bukan hanya itu Aldyanta juga seorang mafia. Tapi, dia menyembunyikan identitasnya sehingga tidak ada seorangpun yang mengetahuinya bahkan mendiang Deddy dan juga Mommynya.

King Dragons adalah klan mafia yang paling di takuti dan di segani. Namun, tak ada seorangpun yang tau siapa ketua mafia itu. Bahkan tidak ada satupun yang tau siapa saja angotanya.

Klan mafia itu sangat tersembunyi tapi sangat di takuti akibat keberingasannya dalam menyerang lawannya. Klan mafia yang sangat kuat dan memiliki strategi perang yang sangat tinggi sehingga tidak ada seorang pun yang berani menyentuh mereka bahkan dari klan mafia lainnya.

Dewa langsung saja menyalahkan leptopnya lalu mulai mengirim robot buatannya masuk kedalam gedung itu. Dewa langsung saja mengendalikan robot itu sambil menatap kearah layar leptopnya.

Seketika senyuman Dewa mengembang ketika melihat pertahanan mereka cukup lemah. Walaupun memiliki penjagaan di setiap sudut gedung tapi Dewa langsung saja tau jika mereka hanyalah lawan yang sangat mudah untuknya.

Hingga akhirnya Dewa melihat Ayu dan Nana sedang di ikat di sebuah ruangan gelap. Mata Dewa langsung saja membulat ketika melihat wanita yang sedang berdiri di depan Ayu dan Nana bersama beberapa pria berbadan tegap dan menyeramkan.

"Benar dugaanku selama ini. Wanita ini" guman Dewa mengepalkan tangannya geram.

Namun, tiba tiba ponsel Dewa berbunyi, Dewa langsung saja merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Dewa langsung saja tersenyum ketika melihat pesan masuk yang memperlihatkan foto Ayu dan Nana yang sedang di ikat.

Dewa langsung saja memangil nomor itu. Tak menunggu lama akhirnya suara seorang wanita yang begitu lembut terdengar dari sebrang sana.

"Dimana Nona muda?" ucap Dewa singkat.

"Kedua Nona mudamu ada di sini, Sayang. Kamu tenang saja mereka akan baik baik saja jika kamu mau menuruti keinginanku" ucap Gresa tersenyum sinis.

"Apa yang kau inginkan?"

"Aku mau tubuhmu"

"Gila!"

"Aku gila karnamu. Gila karna pesona tubuhmu"

"Apa kau tidak punya rasa malu? aku heran kenapa ada wanita gila sepertimu"

"Terserah kau berpikir apa yang penting aku hanya ingin kau memuaskanku maka kedua nona mudamu ini selamat. Jika tidak"

"Akhh...sakit hiks... hiks.. Kak Dewa" ucap Nana menangis histeris ketika Gress menjambak rambutnya dengan keras.

"Berani kau!" teriak Dewa geram.

"Sekarang pilihan ada di tanganmu"

"Baiklah"

"Ok, aku akan kirim alamatnya. Kau harus datang sendiri" ucap Gress langsung saja mematikan ponselnya.

"Apa kau yakin, Bos? bagaimana jika dia membawa polisi" ucap salah satu pengawalnya Gress.

"Kau perketat penjagaan. Jika dia berani membawa polisi kita habisi mereka semua" ucap Gress tersenyum licik.

"Baik, Bos" pengawal itu langsung saja mengerakkan angontanya untuk memperketat penjagaan. Bahkan dia mengerakkan penembak jitu di berbagai tempat.

Namun, tanpa mereka sadari Dewa terus saja memperhatikan di mana saja letak penjagaan mereka. Dewa langsung saja menyusun rencana untuk mengabisi mereka semua. Bahkan Dewa juga sudah mengirim beberapa pengawalnya menyelinap masuk kedalam gedung itu.

Setelah memastikan semuanya telah selesai Dewa langsung saja melajukan mobilnya memasuki area gedung itu.

"Anda siapa?" ucap salah satu penjaga gerbang sambil meletakkan senjata laras panjangnya di kepala Dewa.

"Aku Dewa, katakan kepada bosmu Dewa ingin bertemu" ucap Dewa santai tanpa ada ketakutan sedikitpun.

Pengawal itu langsung saja menyuruh rekannya untuk melapor ke dalam. Dewa langsung saja menunggu dengan santainya. Tak menunggu lama akhirnya pengawal itu kembali dan menyuruh Dewa untuk masuk.

Tak lupa penjaga itu meneriksa seluruh tubuh Dewa. Setelah memastikan tidak ada senjata di dalam tubuh Dewa para penjaga langsung saja menyuruh Dewa untuk masuk.

Dewa melirik ke arah atas gedung dia melihat beberapa penembang jitu yang siapa menyerang kapan saja. Kemudia Dewa memberikan kode kepada pengawalnya yang telah menyelinap maaul kedalam gedung itu.

Para pengawal Dewa langsung saja membunuh setiap penjaga yang mereka temui secara halus mengunkan alat pembunuh mematikan yang diberikan Dewa. Mereka melakukannya dengan begitu hati hati sehingga lawan mereka tidak menyadari jika angota mereka telah mati satu per satu di tangan angota Dewa.

Setibanya di di dalam gedung Dewa langsung saja melihat Gres yang telah berdandan begitu cantik untuknya. Bukannya terpesona Dewa malah ingin muntah melihat penampilan Gres yang kini mengunakan gaun yang sangat terbuka.

"Selamat datang, Sayang. Aku sudah lama menunggumu" ucap Gress langsung saja melingkarkan tangannya di leher Dewa sambil menghirup tubuh Dewa yang telah lama dia inginkan.

"Dimana Nona kecilku?" ucap Dewa begitu dingin.

"Aku tidak suka kau menyebut wanita lain jika kau sedang bersamaku, Sayang" ucap Gress sambil menyentuh dada bidang Dewa yang begitu mengoda.

"Mana Nona kecilku!" teriak Dewa sambil menatap tajam Gress.

Bukannya takut Gress malah semakin terpesona melihat wajah Dewa yang terlihat semakin tampan jika sedang marah. Gress langsung saja memberi kode kepada angotanya untuk membawa Ayu dan Nana kedepan Dewa.

Melihat perintah bos mereka, mereka langsung saja membawa Ayu dan Nana ke depan Dewa. Dewa langsung saja mengepalkan tangannya geram melihat keadaan Ayu dan Nana yang menangis ketakutan. Kedua tangan mereka di ikat dan meraka di pengang oleh dua angota Gress yang bertubuh tegap dan menyeramkan.

"Kakak Nana takut... hiks.. hiks.." isak tangis Ayu dan Nana langsung saja membuat dada Dewa sesak.

Ingin rasanya Dewa mencabik cabik tubuh semua orang yang ada di sana dengan tangannya sendiri. Namun, Dewa terus saja menjaga emosinya. Dia melirik ke arah lantai atas dan benar saja dia melihat beberapa penembak jitu yang bersiap menyerangnya kapan saja.

Dor....Dor...

Kakak....

Bersambung....